Sunday, January 31, 2010

[ac-i] Pementasan Ballet Pantomime "DON JUAN" Gedung Kesenian Jakarta, 4-5 Feb 2010

 

Pantomim & Musik "DON JUAN"

 

SAKSIKAN PEMENTASAN

BALLET PANTOMIME

 

"DON JUAN"
Pantomim berdasarkan musik karya
Christoph Willibald Ritter von Gluck
Sutradara & Libretto: Milan Sládek

Yang diselenggarakan di:


Jakarta:
4-5 Februari 2010
Pukul: 20.00 WIB
Gedung Kesenian Jakarta
Jl. Gedung Kesenian No.1
Jakarta 10710
Tiket Telp. +62 21 3808283/ 3441892
Umum: Rp. 75.000 & Rp. 50.000, pelajar & mahasiswa: Rp. 20.000

Bandung:
9-10 Februari 2010
Taman Budaya Jawa Barat
Jl. Bukit Dago Selatan 53A
Bandung 40135
Tlp/Fax. (022) 2504912
Tanda masuk (tidak dipungut biaya): +62 22 4236440



Pendukung
Sutradara & Libretto: Milan Sládek
Asisten Sutradara: Yayu AW Unru
Penata Artistik: Jan Kocman
Penata Musik: Budi Utama Prabowo

Pemain Utama:
Don Juan: Yayu AW Unru
Donna Elvira: Lilies
Komtur: Carolus Daris Gatot Rahmadi
Leporello: Pungkas Banon Gautama

Kerjasama Produksi
Dalam rangka ulang tahun ke-40 Institut Kesenian Jakarta dan penghormatan terhadap tokoh pantomin Indonesia alm.
Sena Utoyo, Goethe-Institut, Institut Kesenian Jakarta – dengan dukungan Gedung Kesenian Jakarta dan Sena Didi Mime menyelenggarakan produksi ini.

MILAN SLADEK
Kisah yang sudah dikenal luas mengenai Don Juan si perayu yang selalu mempermainkan perempuan ini disutradarai oleh Milan Sládek, pria kelahiran Slowakai (23 Februari 1938 di Streženice) yang merupakan seorang master pantomim terbaik masa kini.
Milan Sládek sejak masa mudanya sudah menekuni pantomim. Dengan tubuhnya dia menampilkan seluruh pemikiran, perasaan dan fantasinya, tanpa memerlukan kata-kata. Secara harafiah, pantomim yang berasal dari bahasa Yunani ini mengandung makna „semua ditiru". Arti kata itu diberi nuansa baru oleh Sladek dengan eksperimen dan keterbukaannya terhadap tradisi teater tradisional, dari Commedia dell'arte sampai Kabuki Jepang.

DON JUAN
Milan Sladek bersama dengan 14 orang pemain yang berasal dari mahasiswa dan alumni Institut Kesenian Jakarta serta anggota Sena Didi Mime mentransfer „Don Juan" karya Christoph Willibald Gluck (1714-1787) yang biasanya merupakan tari balet klasik menjadi pantomim.
Karya ini merupakan titik balik dalam genre tari, karena awalnya berasal dari naskah drama.
Don Juan yang terkenal sebagai seorang penggemar perempuan dan selalu mempermainkan semua gadis yang dijumpainya. Tetapi ketika dia pada suatu hari menggoda Donna Elvira, putri sang Komtur, maka diapun menjadi musuh abadi sang ayah. Terjadilah duel antara ayah dan kekasih, yang menyebabkan sang ayah terluka parah. Sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya, dia menyumpahi Don Juan dan berjanji akan balas dendam.



CHRISTOPHER WILLIBALD RITTER von GLUCK (1714-1787)
Disamping Mozart dan Händel, komposer Jerman Christoph Willibald Ritter von Gluck (1714-1787) merupakan salah seorang komposer opera yang penting di abad ke-18. Gluck mereformasi opera Seria yang waktu itu sudah dikenal umum, antara lain dengan pemisahan yang jelas antara resitatif dan aria dan di era ini elemen-elemen tersebut mulai terjalin satu sama lain dengan lebih kuat. Dalam komposisi-komposisinya dia mementingkan kejujuran psikologis dari teksnya dan menempatkan musik di bawah alur cerita. Christoph Willibald von Gluck mewariskan sekitar 50 opera, beberapa karya balet dan instrumental.
Karya-karya yang terpenting a.l. „Orfeo ed Euridice", „Alceste", „La rencontre imprévue" dan „Don Juan".

KOSTUM YANG AKAN DIPAKAI PADA SAAT PEMENTASAN "DON JUAN"

Formularende

 

KETERANGAN PENDUKUNG:

 

Don Juan, adalah tokoh fiksi yang terkenal sebagai sebutan laki-laki penggoda. Ia mempunyai hobi berganti-ganti pacar. Sebutan Don Juan biasanya diberikan kepada pria atau laki-laki yang suka menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

 

 

Christoph Willibald Ritter von Gluck (lahir 2 Juli 1714–meninggal 15 November 1787 pada umur 73 tahun) adalah komponis opera pada abad ke-18.

 


__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

[ac-i] Kuliah Umum Salihara: Pengantar Seni Rupa Indonesia

 

Kuliah Umum
Seri Pengantar Seni Rupa Indonesia

Sabtu, 6 Februari 2010, 16:00 WIB
Perihal Mooi Indie
Pembicara: Amir Siddharta

Sabtu, 13 Februari 2010, 16:00 WIB
Dari Persagi hingga Realisme Kini
Pembicara: Eddy Soetriyono

Sabtu, 20 Februari 2010, 16:00 WIB
Abstrak Indonesia
Pembicara: Asmudjo J Irianto

Sabtu, 27 Februari 2010, 16:00 WIB
Seni Rupa Kontemporer: Sejak Gerakan Seni Rupa Baru sampai Sekarang
Pembicara: Jim Supangkat

Setiap Sabtu di sepanjang Februari 2010, Komunitas Salihara akan menggelar Seri Kuliah Umum Pengantar Sejarah Seni Rupa di Indonesia. Sebagai pengantar, kuliah umum ini bertujuan memberi wawasan umum, melakukan pemetaan dan pengenalan terhadap para perupa Indonesia, serta pelbagai kecenderungan dalam karya mereka. Selain itu akan dilihat juga perkembangan yang terjadi dalam dunia penciptaan seni rupa—di mana karya para perupa dari suatu kurun memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda dari kurun sebelum dan sesudahnya.

Selain materi tulisan yang akan dihadirkan dalam kuliah ini, para pembicara juga akan memberikan presentasi gambar-gambar yang berasal dari karya perupa yang dibahas. Beberapa tema yang akan kami angkat adalah "Mooi Indie", Dari Persagi hingga Realisme Kini, Abstrak Indonesia dan Gerakan Seni Rupa Baru sampai Seni Rupa Kontemporer. Para pembicara kami pilih dari pengamat dan pelaku seni rupa ternama di Indonesia yang memiliki keahlian dan penelitian tentang masing-masing tema yang akan didiskusikan.

Terbuka untuk umum.
Pendaftaran selambatnya 5 Februari 2010, melalui dita@salihara.org

http://www.facebook.com/event.php?eid=270912742468&index=1


Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

[ac-i] Ghost Air, Kengerian di Angkasa!

 

Ghost Air, Kengerian di Angkasa!
Monday, 01 February 2010
Image
Cover mobile comic Bang Jemping volume ke 07
Pernah ketiduran di bandara sampai malam sendirian? Dan ketika terbangun menjadi penumpang pesawat hantu! Ini pasti kejadian dan perjalanan yang tidak harapkan. Ini pula yang terjadi pada bang Jemping kali ini... Kursi yang empuk pesawat memang masih dirasakannya... Tapi ketika beberapa keganjilan bermunculan... Akan membuat bulu kuduk merinding... Komik ini bersambuang ke Ghost Air bagian 02. Cerita dan gambar dibuat ahmadzeni, dan pewarnaan dibuat oleh Diana Maya. Kengerian pesawat hantu ini bisa dirasakan melalui hapemu. Untuk pelanggan Indosat bisa mengetik sms REG KOMIK kirim ke 6767. Dan bisa juga untuk pelanggan Telkomsel dengan mengakses di *268# pilih 3 pilih 5 pilih 7.
 
Komik lainnnya bisa dilihat di:
http://pragatcomic.com/new/index.php?option=com_frontpage&Itemid=1

ahmadzeni

http://pragatcomic.com/new/images/stories/fruit/caharaintarkom4.png
Ikuti Tarung Komik Humor Berhadiah Total Dua Juta Rupiah!
Di www.PragatComic.com
Info Prakarya & Cergam


__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

[ac-i] Hot News! Kompetisi Indonesia Art News 2010 datang!

 

Hot News! Kompetisi Indonesia Art Award 2010 datang!
Kompetisi seni rupa IAA 2010 ini mulai dibuka 30 Januari, dan ditutup 2 April 2010. Bagaimana detilnya?

Simak di http://indonesiaartnews.or.id/

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

[ac-i] NAFAS - Cerpen A.Kohar Ibrahim

 

NAFAS

 

 

Cerpen : A.Kohar Ibrahim

 

 

 

DUDUK terhenyak di kursi putih dalam ruang kecil berdinding putih pula, aku pejamkan mata, merasa rasanya kesesakan nafas. Nafas yang menggores dalam ingatan selama hayat dikandung badan.  Beda dengan tadi, seketika keluar pintu rumah, iya memang aku terengah-engah mengayun langkah tersergah cuaca dingin campur polusi.

 

Wah ! Aku jadi tambah gelisah. Apakah ini pun suatu indikasi menurunnya daya tahan tubuhku ? Jika diingat barusan kembali dari tanah tumpah darahku, setelah beberapa lama menikmati kehangat-segaran cuaca katulistiwa. Indonesia. Situasinya memang kontras. Beda sekali. Bayangkan saja: di sana cuaca antara 25 sampai 30 drajat, sedangkan di sini 10 sampai 15 drajat… di bawah nol !

 

Mungkin saja begitu, pikirku. Coba menenangkan diri meski teriring prihatin. Pun yakin. Terbuktikan sejak keluar pintu rumah aku terus bisa melangkah menelusuri jalanan bertrotoar bagaikan digelar permadani putih setebal mata kaki. Tebal putihnya salju. Mengayun langkah seperti tertatih lantaran jalanan dingin lagi licin, hingga ke perhentian trem terdekat dan sampai waktu yang tepat. Selamat sampai menggapai tempat tujuan janjian di Klinik Saint-Jean: Servis Skaner. Di ruang tunggu aku diberi dulu minuman berupa segelas besar cairan yang nampaknya seperti limun namun rasanya manis kemanisan obat. Selang satu jam, baru Pakar Skaner memanggil namaku yang kuturuti secara patuh seperti bocah sekolah tanpa masalah. Patuh sampai pada perintah supaya aku menanggalkan pakaian, kecuali hanya celana dalam saja. Semua aku lakukan dengan lumrah, lantaran berkali-kali sudah, selagi rawat-inap pun rawat-jalan dalam periode dua tahun belakangan ini. Dua tahun perjuangan hidup-mati di dalam jiwa-ragaku sendiri : melawan kangker. Begitulah, seperti sudah lazim, atas pertanyaan, apakah daku alergi atau tidak. Jawabku nyaris sepontan saja : « Non, Monsiur. » Tidak, Tuan.

 

Dan begitu juga kepatuhanku lumrah saja ketika tiba di depan mesin warna putih berbentuk tabung besar seperti kapsul astronout untuk perjalanan panjang ke ruang angkasa raya. Dimintanya aku membaringkan diri dengan tenang. Patuh. Tak masalah. Dibilangnya aku akan kena suntikan di tangan sebelah kanan ataukah sebelah kiri. Iya. Aku patuh. Pasrah saja. Tak masalah. Begitu jugalah aku hanya mengangguk sembari bilang : « Oui, Monsieur. » Iya. Memahami penjelasan bahwa yang disuntikkan di lengan kananku itu adalah zat obat agar supaya gambar-gambar dalam tubuhku yang direkam Skaner jelas jemelas.

 

«Nanti, kalau terasakan panas, tak usah waswas, » pesan Sang Pakar Skaner.

 

Aku mengangguk.

 

"Nanti, perhatikan – kalau disuruh tarik nafas, tariklah secara normal," pesannya lagi. "Dan kalau disuruh: tahan nafas, ya tahanlah. Sampai dibilang lagi: tarik nafas…"

 

Aku pun mengangguk lagi. Mengerti. Ah, entah sudah seberapa kali aku mengalaminya selama melakukan perawatan kesehatan di klinik besar kota Brussel ini.

 

Sekilas, ketika tubuhku masuk tabung sebagai percobaan sekalian mengepaskan letak, sempat aku senyum sembari mengingat Gargarin dan Amstrong --  para astronout kondang US dan AS. Ketika mesin Skaner itu difungsikan sepenuhnya, getarannya terasa. Juga terasa getaran di dalam tubuhku. Tetapi, seketika itu pula timbul rasa yang aneh : kepalaku terasa berat, sedang perutku mual. Dan ketika tubuhku masuk ke dalam tabung Skaner, aku merasakan rasa yang panas. Tapi sedar, rasa panas itu bukan panasnya mesin, melainkan panas dalam tubuhku. Sedar pula, ketika diminta bernafas lantas diminta untuk tahan nafas sampai bernafas lagi dengan sewajarnya. Tahap pertama itu aku lakukan tanpa masalah. Juga pada tahap yang kedua. Lancar. Meski rasanya terasa semakin panas dan mual diperut kian menjadi-jadi. Jantungku berdebar deras. Oleh karena itulah untuk tahap yang ketiga aku gagal, malah memberontak. Berontak tak bisa menahan rasa mual yang melilit perutku. Dalam mulutku mengalir zat yang rasanya manis-asam yang aneh. Aku nyaris muntah besar, tapi aku tahan sekuat bisa. Sang pakar Skaner menunda tahap yang ketiga. Dengan dibantu oleh seorang Jururawat, keduanya mendampingi aku, menyarankan supaya aku tenang : « Segera usai, segera selesai… » desis sang Pakar. Sedangkan sang Jururawat memegangi lengan kiriku seraya menyeka mulut dan leherku yang basah oleh zat yang keluar tak tertahankan.

 

Seketika aku menarik nafas panjang berupaya agar jiwaragaku tenang. Begitupun sukar untuk menghindar waswas yang datang menyerang. Semata-mata seketika itu pula datang ingatan tanpa diundang. Aku terkenang seketika, persis setahun lalu, dalam waktu rawat-inap setelah operasi besar, dalam jangka waktu 33 hari, 22 hari aku tak sadarkan diri. Dan salah satu yang paling tak terlupakan adalah justeru betapa kerasnya debaran jantung dan hatiku. Betapa berdesak-desakannya nafasku untuk keluar dari terowongan tenggorokanku. Nafasku sukar keluar atau hanya bisa bernafas pendek-pendek. Sekalipun selalu dengan bantuan oksigen lewat lubang hidungku. Sejak itu, kerap kali perasaan aneh yang mengerikan itu menyergapku. Seperti yang barusan aku rasakan.

 

 

KETIKA telingaku menangkap suara yang ringkas tegas namun ramah: "Chèr Monsiur? OK?" kontan aku mengiyakan. "Kita lanjutkan dengan Skaner terakhir, yah?"

 

OK. Beres. Tak ada masalah. Sampai aku bisa bangkit kembali dari pembaringan, dan, dengan diantar sang Jururawat aku masuk kembali ke ruang kecil. Duduk terhenyak di kursi putih karena lelah dan gelisah terasa. Perasaan yang aku tarungi dengan upaya senantiasa menyalakan asa. Setelah lengkap mengenakan busana, aku keluar kembali mengayunkan langkah. Dengan tarikan nafas lega. Insyallah. Insyallah. Insyallah. ***

 

(Januari 2010)

 

Biodata A.Kohar Ibrahim: http://16j42.multiply.com/links/item/120/; http://artscad.com/@/AKoharIbrahim/

 


__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

Friday, January 29, 2010

[ac-i] [Indonesia Membaca] Menyoal Keberaksaraan Perempuan

 

Menyoal Keberaksaraan Perempuan

agus m. irkham 

Awal tahun 2000. John Wood, pria berusia 36 tahun, mantan eksekutif di Microsoft tengah berada di ketinggian 12 ribu meter. Terbang melintasi Pasifik, dari Sydney hingga Los angeles. Dalam perjalanannya yang panjang itu, ia membaca laporan dari PBB tentang keadaan pendidikan di negara-negara berkembang.
 

Sekonyong-konyong ia terkejut begitu matanya tertumbuk pada deretan data yang menyatakan 850 juta orang di dunia tidak memiliki literasi dasar, alias buta huruf. Dan dari 850 juta tersebut, dua pertiganya adalah perempuan. Dengan kata lain dalam setiap sepuluh orang yang buta huruf, tujuh di antaranya adalah perempuan. Kebanyakan dari mereka berada di kawasan Asia.
 

Laporan yang dirilis PBB tersebut tidak berlebihan. PBB? Asia? Jangan jauh-jauh deh. Di Jawa Tengah misalnya. Sebagaimana yang pernah dilansir banyak media, sampai dengan akhir tahun 2007, jumlah penduduk buta huruf yang berusia 15 – 44 tahun, hampir 70 persennya (480.612 orang) adalah perempuan.
 

Tersebar hampir di semua kabupaten dan kota di Jateng. Dengan persentase terbesar berada di kabupaten Brebes, Sragen, Banjarnegara, Blora, Purbalingga, Kebumen, Wonosobo, Grobogan, Rembang, dan Pekalongan. Betul kalau ada simpulan yang menyatakan bahwa penyebab utama buta aksara adalah kemiskinan. Karena kesepuluh kabupaten tersebut memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Rata-rata di atas 30 persen. (jawa Tengah dalam Angka, BPS, 2006).
 

Fakta itu mempertegas laporan UNESCO tahun 2005 yang berjudul Keberaksaraan untuk Kehidupan (Literacy for Live). Laporan itu menyebutkan bahwa ada hubungan yang rapat antara kemiskinan sebagai sebab, dan buta aksara sebagai akibat. Di 30 negara berkembang, di mana angka kemiskinan tinggi, di situ pula tingkat melek huruf sangat rendah.
 

Lantas pertanyaan besarnya adalah: apa yang harus dilakukan pemerintah propinsi Jateng untuk menggerus tingginya angka buta aksara pada perempuan?
 

Dirikan perpustakaan
Ada dua. Pertama, mendirikan perpustakaan. Mengapa perpustakaan? Keberadaan perpustakaan ini penting, karena kasus membengkaknya angka buta huruf, di samping angka baru, juga berasal dari orang-orang yang sebelumnya sudah melek huruf, namun kembali mengalami buta huruf. Lantaran kemampuan teknis membaca yang mereka miliki, tidak pernah dipraktikkan. Bukannya malas atau tidak punya waktu karena larut dalam pekerjaan teknis. Tapi lebih kepada sulitnya mereka mengakses media baca/teks, khususnya buku.
 

Pada titik ini memfungsikan kembali perpustakaan desa, dan mendorong bertumbuhnya taman baca partikelir/swasta menjadi tidak bisa ditawar lagi. Baik yang dikelola oleh perseorangan, maupun oleh kelompok masyarakat atau komunitas. Kegiatan perpustakaan hendaknya juga harus menembus dinding. Tidak hanya memberikan kemanfaatan kepada orang perorang di sekitar tempat taman baca atau orang yang membaca di dalam gedung perpustakaan saja. Tapi juga masyarakat di luar gedung. Apalagi karena kondisi masyarakat yang memang masih harus terus disuapi agar terbiasa membaca buku.

Tak kalah penting, perpustakaan harus mampu menghubungkan antara apa yang dibaca masyarakat dengan aktivitas keseharian mereka. Membaca menjadi aktivitas yang memunyai kemanfaatan nyata, yang langsung dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini berkaitan dengan ragam buku yang harus disediakan. Dengan demikian masyarakat dapat merasakan langsung faedah membaca. Selain pengetahuan berkembang, pendapatan pun bertambah. Inilah yang disebut sebagai melek huruf secara fungsional. Buku berfungsi sebagai piranti meningkatkan kualitas hidup, terutama ekonomi.
 

Hadiah pendidikan
 
Kedua, mengirim anak-anak perempuan ke tempat yang semestinya, yaitu sekolah melalui program beasiswa pendidikan. Semacam program orangtua asuh, tapi khusus untuk anak perempuan. Program hadiah pendidikan selama hidup, dalam bahasa John Wood. Melalui Room to Read, yayasan yang didirikannya, ia membantu banyak anak perempuan di Asia sehingga memeroleh pendidikan layak.
 

Wujud bantuan itu adalah dengan membayar uang sekolah mereka, memberikannya dua seragam sekolah, dua pasang sepatu, tas, buku, peralatan sekolah, sepeda, asuransi sekolah, dan seorang mentor tangguh untuk memerhatikan kelompok pelajar muda itu. Biaya keseluruhan dari paket istimewa ini hanya 250 dollar AS per tahun. Atau sekitar Rp2,5 juta. Melalui Room to Read pula, terhitung sampai dengan akhir tahun 2006, ia telah mendirikan 3.600 perpustakaan di Asia. (John Wood, Leaving Microsoft to Change The World, 2007: 260, 266)
 

Salah satu alasan mendasar mengapa kita perlu memusatkan perhatian pada perempuan, adalah—meminjam pernyataan Usha, teman John Wood yang membantu menggerakkan program pendidikan untuk anak-anak perempuan di Nepal: ”Ketika Anda mendidik seorang anak alaki-laki. Anda mendidik hanya seorang anak laki-laki. Tetapi ketika Anda mendidik seorang anak perempuan, Anda mendidik seluruh keluarga, dan generasi berikutnya.”
 

Kita tidak bisa berharap banyak terhadap ikhtiar meningkatkan kualitas hidup kaum perempuan, jika anak-anak perempuan tidak memunyai kesempatan untuk bersekolah.
 
Pemerintah dapat melibatkan swasta, agar memasukkan paket hadiah pendidikan dalam program tanggung jawab sosial di tiap perusahaan (CSR). Termasuk memberi kesempatan pada setiap orang yang berkecukupan secara ekonomi untuk mengubah masa depan satu anak perempuan. Bukankah sebuah karunia tak ternilai jika Anda diberi kesempatan untuk mengubah sejarah hidup orang lain melalui sejumlah kecil uang?

http://kubukubuku.blogspot.com/2009/02/menyoal-keberaksaraan-perempuan.html

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

Thursday, January 28, 2010

[ac-i] DIKLAT TARI REMO UNTUK TRAVESTI LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO

 

DIKLAT TARI REMO UNTUK TRAVESTI LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO

Mengharap kehadiran Bapak/Ibu pada

hari Jumat, 29 Januari 2010 pukul 19.00 wib

di Pondok Jula Juli Ludruk Karya Budaya

Dusun Sukodono RT 02 RW 01 Desa Canggu Kecamatan Jetis
Kabupaten Mojokerto

Acara: Diklat Tari Remo untuk travesti

Pelatih: Sunawan, Jurusan Tari SekolahTinggi Kesenian Wilwatikta, Surabaya

Terima kasih.

Salam,

H. Drs Eko Edy Susanto,Msi
(Cak Edy Karya)
Pimpinan Ludruk Karya Budaya

Mojokerto



Profil Sunawan

Sunawan, kelahiran Mojokerto, 9 Maret 1978, merupakan salah satu penata tari berbakat di Mojokerto.Alumni SMAN 1 Gedeg Kabupaten Mojokerto, mahasiswa jurusan tari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta, Surabaya. Beberapa karya tarinya antara lain Durgo gugat (2001, Surabaya), Sumpah Palapa (2002, HUT Kostrad di Jakarta), Empluk Markona (2005, Surabaya), Kemuning (2006, Surabaya), Kembang Kemuning (2007 di Festival Seni Mojopahit).



Profil Ludruk Karya Budaya Mojokerto

 

Dengan maraknya ludruk yang diprakarsai oleh TNI dan Polri, tahun 1967 membuat para tokoh masyarakat di Desa Canggu Kecamatan Jetis Mojokerto tergerak hatinya untuk mendirikan organisasi ludruk. Di desa Canggu secara turun temurun sejak jaman penjajahan Belanda selalu berdiri grup ludruk. Maka diamanatkan pada Cak Bantu yang kebetulan anggota Polsek Jetis untuk mendirikan grup ludruk. Tepatnya tanggal 29 Mei 1969 berdirilah ludruk yang diberi nama Karya Budaya dipimpin oleh Cak Bantu dengan binaan Polsek Jetis.

Menjelang pemilu 1971, ludruk Karya Budaya ditanggap Partai Golkar sebagai hiburan kampanye Golkar selama satu bulan berpindah dari desa ke desa. Hal tersebut sangat dimanfaatkan Cak Bantu mempromosikan ludruk Karya Budaya. Dengan keberhasilan pada setiap pementasan membuat ludruk Karya Budaya dikenal masyarakat.

Tahun 1993 Cak Bantu Karya wafat, dan secara aklamasi seluruh anggota memilih putra sulung Cak Bantu Karya memimpin ludruk Karya Budaya yakni Drs Eko Edy Susanto, Msi (lebih akrab dipanggil Cak Edi Karya, ludruk Karya Budaya mengalami perkembangan yang bertambah pesat. Merayakan ulang tahun ke-30 pada tanggal 29 Mei 1999, ludruk Karya Budaya resmi menjadi Yayasan Kesenian dengan SK Notaris No.06 melalui akte Notaris Grace Yeanette Pohan, SH.



Informasi:
H. Drs Eko Edy Susanto,Msi
(Cak Edy Karya)
Pimpinan Ludruk Karya Budaya
Dusun Sukodono RT 02 RW 01 Desa Canggu Kecamatan Jetis
Kabupaten Mojokerto
Jawa Timur
Telp 0321- 362847
HP 081 231 89 347
Email:cakedikarya@yahoo.com, cakedikarya@gmail.com



__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___