Monday, May 31, 2010

[ac-i] Tamasya ke Masjid 8 juli Terbit

 

SEGERA TERBIT 8 JULI DI PESTA BUKU JAKARTA 2010

SEBUAH KARYA BURUH MIGRANT DI UEA ASAL BANTEN


"TAMASYA KE MASJID: MENITI JALAN MENUJU RUMAH-MU!"

Penulis: Jaya Komarudin Cholik

Penerbit: Gong Publishing

 

"Penulis yang bekerja sebagai buruh migrant di Persatuan Emirat Arab menyodorkan fakta,  bahwa  sholat berjamaah di mesjid-mesjid di Dubai seolah sedang tamasya menuju rumah-Nya, selalu penuh sesak. Berbeda dengan di kota-kota Indonesia yang sepi. Tapi saya bahagia setelah membaca buku ini, karena teringat saat Bapak mengajak saya berjamaah di mesjid kampung. Saya juga berlarian ke sana-kemari seolah sedang tamasya, persis seperti yang penulis alami di buku ini! (Gol A Gong, Majelis Penulis Forum Lingkar Pena)

 

Buku ini menarik, ditulis dengan bahasa yang ringan dan mengalir serta mudah dipahami. Pengalaman hidup di dua dunia yang berbeda, sekali pun sama-sama berpenduduk mayoritas Muslim, selalu menarik karena bersinggungan dengan latar budaya yang berbeda. Namun demikian, "Tamasya ke Masjid" mengingatkan kita akan kebesaran Allah. Walaupun manusia diciptakan berbeda-beda suku bangsa, kita dapat bersatu dalam Masjid dengan menggunakan bahasa yang sama bersujud dan menyebut asma-Nya. (M. Wahid Supriyadi, Duta Besar LBBP RI untuk Persatuan Emirat Arab)

Saya mengenal Jaya Komarudin ketika masih di Cilegon, kemudian sekarang bergabung dengan kami, Komunitas Masyarakat Indonesia di Ruwais, Abu Dhabi, UAE. Bakat untuk mengaktualisasikan peristiwa-peristiwa di sekitar kita menjadi sebuah cerita yang apik dan enak dibaca adalah kecerdasan dia yang sampai sekarang kami pertahankan sebagai aset dari komunitas kami. Jika ingin menegenal komunitas kami, peristiwa-peristiwa disekitar kami dan hal-hal lain yang yang berhubungan dengan nilai-nilai kemasyarakatan islami di sekitar kita, bacalah buku Jaya Komarudin. (Heri Susyanto, Presiden Indo-Emirates Komunitas Masyarakat Indonesia di Ruwais)

 

"Masjid, ternyata tidak hanya sekedar sebuah bangunan fisik untuk ibadah, tapi dapat menjadi tempat sumber ilmu yang tidak akan pernah kering. Ternyata buku ini tidak sekedar mengajak pembacanya untuk bertamasya yang hanya memanjakan mata, namun kandungan keanekaragaman serial kehidupan penulisnya akan mengajak pembaca menemukan mutiara-mutiara kehidupan yang diungkap dengan bahasa yang ringan, santun dan mengalir sehingga membuat buku ini enak dan perlu dibaca"  (Joko Priatmoko, Wakil Komunitas Masyarakat Muslim Indonesia Abu Dhabi)

 

***

 

TAMASYA KE MASJID adalah hadiah dari seorang isteri untuk suaminya. Ayah untuk anak lelakinya. Teman wanita untuk calon suaminya..Juga, bawahan untuk atasannya. Karena, bagi setiap muslim, masjid adalah muara kehidupan. Saat ditimang diselamati dan diberi nama di masjid, masa kanak-kanak bermain di pelatarannya, ketika dewasa ijab qabul di dalam masjid. Kelak ketika mati, masjid adalah persinggahan terakhir sebelum menginap di kuburan yang sempit.

 

Buku "Tamasya ke Masjid" juga hadiah yang diberikan oleh suami kepda istrinya. Ayah untuk anak lelaki. Wanita untuk calon suami. Serta bawahan kepada atasan. Itu semua adalah sebuah wujud KECINTAAN suami penyayang dan bertanggung jawab, anak yang taat, lelaki yang shalihah, dan PEMIMPIN yang JUJUR dan AMANAH lahir karena kecintaan mereka terhadap masjid. Seperti rasulullah yang telah melahirkan para pemimpin besar, yang membawa Islam hingga ke sepertiga dunia berawal dari masjid Nabawi yang tak berubin dan tak beratap. 

 

Maka, dari buku TAMASYA KE MASJID akan menjelma menjadi mata air kebaikan. Karena setiap langkah kaki menuju masjid adalah sebuah persaksian, yang kelak akan mengangkat derajat dan berlimpah ampunan. Maka hadiahkanlah buku TAMASYA KE MASJID untuk orang-orang yang kita cintai.

 


__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

[ac-i] Bumbu Wukir dan Rod Cooper in concert at Ruang Budaya Mediterrazia

 

Performance Musik Bambu Wukir dan Rod Cooper Tanggal 2 Juni

Hi Teman2 Ruang Buday Mediterrazia,

Dengan senang hati, ruang budaya Kedai Mediterrazia mempersembahkan 
performance musik " Intersection" Wukir dan Rod Cooper pada Hari Rabu Tangal 2 Juni dan gratis. Datang dan menikmati!


Intersection adalah referensi terhadap musik dari dua budaya Rod Cooper dan Wukir. Konseptnya di dalam design dan konstruksi alat musik original.. dan alat musik ini menjadi katalyst. Wukir memakai Bamboo dam Rod Cooper memakai besi. Ini adalah explorasi musik yg baru dilihat di Bandung

Di Ruang Budaya Kedai Mediterrazia, jln Dago utara (100 me dari hotel Jayakarta menyeberang dari Alfamat Dago Atas). Telephone 0812 363 0893


INTERSECTION

Intersection refers to the two cultures of Wukir and Rod Cooper coming together in music and perfomance.
The connection is the design and construction of original instrument by Wukir and Rod Cooper.
The search for new sounds and music for both Artists is not possible with standardised instruments. They steer away from these conventions the materials used by each Artist
becomes the catalist for their creative explorations.
Wukir designs and constructs his Instuments from Bamboo and Rod Cooper uses Metal.
And composition are improvisation an important part of both Artists work during perfomance and as a mechanism for creation at new work.

Terima Kasih - Juga New Menu Nasi Timbel Komplit, Nasi Timbel Pepes

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

[ac-i] "Anniversary" Ananda Sukarlan & Chendra Panatan di Gedung Kesenian Jakarta, 24-25 Juni

 




ANNIVERSARY - 5 years of artistic collaboration
Ananda Sukarlan - Chendra Panatan
Jakarta Anniversary Festival
GKJ, 24-25 June 2010, 8pm

 

Selama 5 tahun terakhir ini komponis & pianis Ananda Sukarlan & koreografer & penari Chendra Panatan telah bekerjasama secara erat untuk membuahkan karya-karya artistik yang telah dipagelarkan di Inggris, Spanyol dan Indonesia. Beberapa hasil karya mereka akan mereka persembahkan di GKJ  tgl 24 dan 25 Juni nanti dalam Jakarta Anniversary Festival 2010.

                  

Pagelaran ini menampilkan beberapa karya hasil kolaborasi dua seniman besar Indonesia dalam bidangnya masing-masing dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Koreografer Chendra Panatan serta komponis & pianis Ananda Sukarlan telah menghasilkan karya-karya yang menjadi tonggak sejarah musik dan tari Indonesia dan telah dipagelarkan di negara-negara Eropah, Asia, Amerika dan Australia . Mereka juga telah bersama mendirikan Yayasan Musik Sastra Indonesia (http://www.musik-sastra.com) bersama Ibu Pia Alisjahbana dan Bapak Dedi S Panigoro yang bertujuan memasyarakatkan seni pertunjukan terutama kepada mereka yang secara finansial tidak mampu.

 

Dalam pertunjukan ini juga akan tampil para penari dan pemusik terbaik Indonesia sebagai bintang tamu. Tema dari pertunjukan ini adalah interpretasi sebuah legenda/mitologi/karya fiksi dalam kehidupan urban dan sehari-hari, antara lain kontras antara karya "Sweet Sorrow" yang merupakan terjemahan musikal literal dari "Romeo & Juliet" dan "West Side Story" yang merupakan transformasi (dan transportasi) cerita yang sama  ke masa kini dan ke kota besar New York. Sebagai intermezzo Ananda Sukarlan akan memainkan beberapa nomor untuk piano, antara lain "Rapsodia Nusantara no. 4"nya yang sukses besar saat premierenya April lalu, dan juga merupakan lagu wajib untuk kompetisi piano nasional "Ananda Sukarlan Award 2010" akhir Juli mendatang. Karya ini berdasarkan tema lagu rakyat yang lagi-lagi bertransformasi dalam hingar bingar kota besar di era digital ini.

 

Mereka juga telah bekerjasama dengan para seniman di Eropa, serta telah sukses menyelenggarakan pagelaran tari Kecak yang pertama di Spanyol 2 tahun yang lalu (2008), dengan 40 penari Spanyol yang telah dilatih khusus oleh Chendra selama 2 minggu lebih. Berkat pagelaran kolosal ini lahirlah karya-karya baru komponis Spanyol yang terpengaruh oleh bunyi dan ritme tarian Kecak, antara lain karya Sonata no. 2 "Kecak" oleh komponis National Music Award 2005, Jesus Rueda. Sonata ini telah dipagelarkan Ananda di 3 benua dan telah direkam dalam CD yang direlease oleh NAXOS .

 

Di pagelaran yang mencampur seni tari, sastra, musik dan lighting ini mereka akan membawakan koreografi dengan musik oleh komponis David del Puerto, Santiago Lanchares dan Ananda Sukarlan sendiri. Juga akan ditampilkan duo Ananda Sukarlan dengan pianis muda berbakat Elwin Hendrijanto, memainkan "West Side Story Symphonic Dances" karya komponis Amerika Leonard Bernstein. Duo piano ini juga akan menutup konser dengan karya besar Ananda Sukarlan, "The Humiliation of Drupadi" yang sukses besar diperdanakan di Jakarta New Year Concert 2009.

 

Pendukung acara lainnya adalah flutist Metta F. Ariono, pemain biola 14 tahun Inez Raharjo dan para penari dari Jakarta Ballet  pimpinan Chendra Panatan.  

 

 

Tiket dan info lebih lanjut : sms/telpon ke 021.26718621 dan 021.34110621 (Muslih, jam 09.00 – 21.00) atau Ananda Sukarlan Center di ananda.sukarlan@musik-sastra.com

PROGRAM:

 

Santiago Lanchares          Love scene from the ballet "Castor & Pollux"    6'

 

Ananda Sukarlan                 "Rescuing Ariadne" for flute & piano       6'

 

Ananda Sukarlan                 "You had me at hello" for flute solo 10'

 

Ananda Sukarlan             "Sweet Sorrow" for violin & piano     3'

 

David del Puerto                  "Alio Modo" for piano solo            10'

 

Ananda Sukarlan           Rapsodia Nusantara no. 4   (without choreo)         8'

 

     p a u s e  – 20 mins

 

Ananda Sukarlan                 "The Sleepers" for violin & piano    4'

 

Leonard Bernstein                4 numbers from Westside Story (arr. for 2 pianos)            15'

 

Ananda Sukarlan                  "The Humiliation of Drupadi" for 2 pianos  6'








__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Get real-time World Cup coverage on the Yahoo! Toolbar. Download now to win a signed team jersey!

.

__,_._,___

[ac-i] Tari Cikeruhan

 

Tari Cikeruhan

Kompas Jawa Barat,Sabtu, 29 Mei 2010 | 14:33 WIB

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/29/14335116/tari.cikeruhan


Oleh Fandy Hutari



Budayawan Jatinangor resah dengan seni cikeruhan. Pasalnya, seni yang diduga berasal dari Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, ini sudah jarang dipentaskan di tempat asalnya. Seniman yang ahli bermain musik pengiring cikeruhan juga semakin langka.


Di kalangan masyarakat, definisi cikeruhan sering ambigu. Pada sebuah program Sanggar Motekar bertema "Cikeruhan Ceuk Urang Cikeruh" untuk meneliti keberadaan seni cikeruhan, tidak ada jawaban gamblang soal definisi cikeruhan. Ada yang menganggap cikeruhan itu judul tembang lagu Sunda. Ada juga yang menyebut bahwa cikeruhan adalah seni sandiwara, tari, dan genre musik.


Namun, Supriatna (58), Ketua Sanggar Motekar dan budayawan Jatinangor yang fokus mengangkat dan memajukan seni tradisi di wilayahnya, mengatakan, cikeruhan merupakan seni tradisi tari pergaulan yang sudah lama sekali dikenal masyarakat Cikeruh. Bias sejarah

Supriatna mengatakan, tidak mustahil cikeruhan itu merupakan seni tradisi yang lahir di Cikeruh, Jatinangor. "Ya, memang belum ada bukti tertulis. Tapi, kalau kita analogikan, cianjuran berasal dari Cianjur, cigawiran berasal dari Cigawir. Begitu juga pencak silat. Cimande itu memang berasal dari Cimande dan cikalong memang berasal dari Cikalong. Jadi, kalau kita beranalogi ke sana, cikeruhan juga mustahil tidak ada kaitannya dengan Cikeruh," ujar Supriatna yang ditemui di kediamannya, Sanggar Motekar, Jalan Achmad Syam Nomor 70, Jatinangor.


Lebih lanjut ia menjelaskan, cikeruhan merupakan seni tari pergaulan yang usianya sudah sangat tua. Embrionya lahir dari tradisi ritual panen padi sebagai wujud rasa syukur kepada Dewi Sri Pohaci (dewi kesuburan) sekitar abad ke-18. Saat itu orang-orang berjalan kaki memikul padi dari sawah ke lumbung sembari menari dan membunyikan alat-alat yang mereka bawa. Lalu, ada seorang pejabat Belanda yang bekerja di perkebunan menghentikan mereka di tengah jalan. Orang Belanda itu ikut menari bersama mereka.

Selanjutnya, pejabat Belanda yang bekerja di kompleks perkebunan karet dan teh sekitar Jatinangor kerap mengundang pemusik dan pelantun lagu yang juga penari (ronggeng) untuk beraksi di kompleks perkebunan tersebut. Saat itu Cikeruh termasuk dalam lingkup kompleks perkebunan teh dan karet Jatinangor. Dari situ tradisi tersebut berlanjut menjadi tari pergaulan. Kata Supriatna, perkebunan merupakan lahan basah bagi para seniman itu untuk menggelar pertunjukan.


Namun, hal itu berbeda dengan keterangan Mas Nanu Munajar. Dalam bukunya berjudul Deskripsi Sajian Tari Cikeruhan (1995), berdasarkan keterangan yang ia himpun dari wawancara, Mas Nanu menyimpulkan, cikeruhan adalah tari tradisional yang dibawa dan dikembangkan di Cikeruh oleh salah seorang pangeran Sumedang. Tariannya berupa tarian tunggal pria yang diambil dari tingkah laku manusia dan binatang (Munajar, 1995:11-12).

Bukan hanya masalah sejarahnya yang berbeda, definisinya pun masih ambigu. Mas Nanu mengatakan, cikeruhan awalnya merupakan nama lagu untuk mengiringi ketuk tilu gaya Bandung (pakidulan) (Munajar, 1995:37). Ia menyimpulkan, ketuk tilu ada lebih dulu daripada cikeruhan dan cikeruhan ini adalah salah satu bentuk lain dari ketuk tilu.


Menyempit

Untuk membuat kesimpulan akhir tentang sejarah cikeruhan tentu perlu diadakan penelitian lebih mendalam. Namun, yang pasti, menilik sejarah kemunculannya, cikeruhan merupakan seni tari pergaulan. Pada dasarnya cikeruhan terdiri dari penabuh kendang; penggesek rebab; serta pemukul goong, ketuk tilu, dan kecrek. Kemudian, ada seorang ronggeng yang menyanyi sambil menari.


Pada tahap selanjutnya ditambah seorang pesinden. Ronggeng bertugas menari saja. Penonton akan menari bersama ronggeng dan membayar lagu yang dipesan. Yang khas dari cikeruhan adalah gesekan rebab dan tabuhan kendangnya. Tariannya bebas tanpa pakem. Tarian tersebut merupakan interaksi antara penonton dan ronggeng.

Kini ambuguitas cikeruhan semakin terasa dari gerak tarinya. Seniman akademisi menciptakan konsep koreografi tari cikeruhan. Mas Nanu merupakan salah seorang pelaku seni yang menciptakan koreografi cikeruhan. Dalam buku Deskripsi Sajian Tari Cikeruhan ia menerangkan alur sajian gerak yang terdapat pada cikeruhan, yaitu arang-arang bubuka, cikeruhan, kangsreng, dan arang-arang panutup. Ia juga mengombinasikan cikeruhan dengan pencak. Jadi, cikeruhan berbentuk seni tari pertunjukan yang terdiri dari dua penari perempuan (ronggeng); dua penari pria sebagai jawara; pengendang; penabuh goong, kecrek, ketuk tilu, dan rebab; serta pesinden.


Menanggapi hal itu, Supriatna yang juga pensiunan guru di Jatinangor berpendapat, hal tersebut wajar. Ia setuju dengan pengembangan seperti itu. Sebab, menurut dia, kesenian harus selalu mengikuti perkembangan zaman dengan catatan tidak meninggalkan akarnya. Supriatna menjelaskan, upaya itu bisa menimbulkan persepsi bahwa cikeruhan merupakan seni pertunjukan, bukan pergaulan lagi.

"Iya, cikeruhan itu kan sebuah tari pergaulan. Artinya, tari yang tidak berpola baku. Tapi, kalau sudah dalam bentuk CD, misalnya, nanti anak cucu kita akan menyangka bahwa cikeruhan itu tari yang seperti itu. Jadi, menyempit. Padahal, sebenarnya cikeruhan kan tidak hanya begitu. Dia menari boleh bebas. Jadi, nanti ada perubahan genre dan sifat dari tari pergaulan menjadi tari pertunjukan. Perbedaannya jelas antara pergaulan dan pertunjukan. Kalau pertunjukan, orang tidak ikut menari. Kita hanya menonton, tidak bisa ikut menari," papar Supriatna.


Meskipun terkesan ambigu dan multitafsir, pada akhirnya Sanggar Motekar tidak mau terlibat dalam perdebatan panjang soal sejarah cikeruhan. Di daerah asalnya, cikeruhan sudah masuk ke taraf gawat. Di sana tinggal ada satu orang yang ahli menggesek rebab dan menabuh kendang cikeruhan. Padahal, kedua alat musik itu adalah yang khas dari cikeruhan.


Sanggar Motekar kini berusaha membangkitkan kembali cikeruhan dengan memberikan pelatihan penggesek rebab dan penabuh kendang di sanggar. Mereka juga aktif mempertunjukkan cikeruhan pada acara tertentu di sekitar Sumedang.

Usaha Sanggar Motekar sudah mulai berbuah ketika SMPN 3 Jatinangor memasukkan cikeruhan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah ini menjadi satu-satunya sekolah di Sumedang yang mengangkat cikeruhan sebagai kegiatan siswa. Semoga cikeruhan tetap lestari, khususnya di Cikeruh, Jatinangor.


FANDY HUTARI Penulis Lepas dan Penyuka Seni


__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

[ac-i] INVITATION / CONTACT LENS BY VICTOR ZWIERS / JUNE 4 2010 / RUANG MES 56

 


http://farm5.static.flickr.com/4051/4655920212_a956bbf6c5_b.jpg

Victor Zwiers adalah seniman asal Den Haag, Belanda yang melakukan residensi seni di MES 56. Selama 3 bulan ia beradaptasi dan melakukan observasi lingkungan baru yang memiliki pola sosial, budaya dan kondisi cuaca yang berbeda. Komunikasi dan interaksi yang terjadi adalah sebuah jarak pandang yang berlapis-lapis baginya. Hal ini kemudian merangsang proses kreatifnya yang menghasilkan beberapa karya beragam baik yang bersifat intuitif berbasis pengalaman sosial yang dialaminya hingga karya argumentatif yang ia hasilkan dari pengamatan lingkungan sekitar.

Setelah mengadakan lokakarya bersama mahasiswa di Yogyakarta dengan tema konseptual portret selama 2 minggu, "Contact Lens" adalah pameran tunggal yang merupakan presentasi akhir dari program residensi seni ini.

Victor lahir di Leidschendam, Belanda pada 25 Februari 1985. Saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa Interactive Media Design di The Royal Academy of Art, Den Haag, Belanda. Victor juga bekerja secara freelance di bidang desain grafis baik cetak maupun digital.

Pameran ini akan dimeriahkan oleh
Mystical & JFK

Kontak:
hello@victoralex.com
http://www.victoralex.com/



Ruang MES 56

Jalan Nagan Lor no.17, Patehan Kraton
Yogyakarta 55133 Indonesia
Ph. +62 274 375 131
M. +62 819 0371 5656 | +62 817 915 1155
ourmes56@yahoo.com I www.mes56.com

P PleaseTHINK about the ENVIRONMENT before printing this e-mail | reuse | reduce | recycle


__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Get real-time World Cup coverage on the Yahoo! Toolbar. Download now to win a signed team jersey!

.

__,_._,___

[ac-i] Majalah Edisi ILGA 2010 telah terbit

 

Teman-teman,

Majalah Edisi ILGA 2010 telah terbit dan versi pdfnya bisa disimak di sini:

http://issuu.com/bhinneka/docs/bhinneka-ilga2010


Soe Tjen Marching.

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Get real-time World Cup coverage on the Yahoo! Toolbar. Download now to win a signed team jersey!

.

__,_._,___