[Attachment(s) from hanif nashrullah included below]
Salam Budaya! Menkominfo, M.Nuh, dijadwalkan hadir menyaksikan pentas musik-puisi 'Presiden Balkadaba' oleh Emha Ainun Nadjib dan Kelompok Kiai Kanjeng di Gedung Utama Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya, nanti malam, Rabu (10/6). ------------ Laporan selengkapnya tentang liputan pementasan Presiden Balkadaba yang telah berlangsung tadi malam, Selasa (9/6), salah satunya bisa dibaca di link (tanpa spasi) http://surabaya. Selasa, 09/06/2009 23:44 WIB 'Presiden Balkadaba' Benar-benar Menyihir Steven Lenakoly - detikSurabaya Surabaya - Kritik pedas terhadap pemerintahan disajikan secara lugas dan apik oleh Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun. Kritik yang cukup tajam itu pun berubah menjadi tawa yang menggelitik. Dalam pagelaran Musik Puisi 'Presiden Balkadaba' yang disajikan oleh Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Balai Pemuda, Surabaya, Selasa malam (9/6/2009), sarat dengan kritikan. Perilaku pejabat maupun para pemimpin negeri yang tak memedulikan nasib rakyat diblejeti dengan kemasan yang membuat penonton tersihir. Cak Nun dengan apik membawakan tiap syair puisi yang dibuatnya dengan aroma yang santai namun serius. Sehingga ratusan penonton tak terasa cukup menikmatinya selama pertunjukan yang berlangsung 2 jam ini. Pagelaran ini menceritakan tentang sebuah kisah perjalanan seseorang dalam mencari jati dirinya. Perjalanan itulah yang menjadi inti kritik pedas bagi pemerintahan sekarang. Perhatikan penggalan puisi Emha berikut ini, "Di negeri ini satu bisa dianggap dua, tiga atau empat...Dua bisa diundang-undangkan menjadi tiga atau empat...Di negeri ini satu tidak pasti satu, dua tidak benar-benar dua..". Penggalan ini gamblang menyampaikan bahwa di Indonesia segala sesuatu bisa dirubah asal ada kesepakatan bersama antara penguasa. Ada pula puisi yang menggelitik, "Mbah Sodron aku rindu ilermu yang keluar dari sudut bibir sebelah kiri..". Mbah Sodron menggambarkan tempat peraduan seorang anak manusia atau tempat mengeluh. Serta ada pula puisi yang bernada satir yang ditujukan kepada para pejabat. Penggalan puisi itu yakni, "Darahku mendidih melihat pejabat-pejabatnya. Cak Nun tidak hanya apik membawakan puisi namun juga sangat luar biasa menata alunan musik pengiringnya. Musik yang disajikan Kiai Kanjeng adalah alat musik gabungan antara alat musik modern berupa gitar listrik dan bass dengan alat musik tradisional berupa gamelan. Perpaduan ini membawakan melodi irama yang menarik. Musik yang dibawakan juga tidak melulu musik ritmis namun diselingi dengan alunan musik jazz, pop hingga irama dangdut. Tata suara juga pas di telinga dan memenuhi seluruh ruangan. Pertunjukan jenis puisi bertutur dengan iringan musik yang didukung detiksurabaya. Apa itu balkadaba? Balkadaba adalah salah satu binatang yang ikut serta masuk dalam rombongan perahu Nabi Nuh untuk berlindung dari banjir besar akibat pencairan kutub selatan yang kemudian mengubah dataran sangat luas dari timur Afrika hingga Papua menjadi archipelago atau kumpulan ribuan pulau-pulau. Namun Iblis, makhluk Tuhan yang sangat dahsyat kekuatan dan kemampuannya, serta yang penuh rahasia dan kontraversi tugas-tugasnya, diam-diam menyelundupkan dirinya ikut masuk ke perahu Nabi Nuh dengan 'gandholan' di ekornya Balkadaba. (gik/gik) ------------ Surabaya, 10 Juni 2009 Hormat Kami, a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah |
__._,_.___
Attachment(s) from hanif nashrullah
1 of 1 Photo(s)
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment