Hudanosch Hudan
karya sastra itu bukan ilmu sastra
Hudanosch Hudan at 12:24am July 3
karya sastra itu bukan ilmu sastra, dan ilmu sastra itu bukan terlepas dari karya sastra, tapi seolah kita mendengarkan seseorang yang membuka hatinya kepada dunia.
terhadap dunia kita tak perlu harus menghayati partikel partikel air untuk menyimak diam dan misterinya sebuah sungai: hendak ke manakah ia pergi dan kemanakah ia akan kembali?
siapa yang pernah mati di sungai ini dan siapa yang akan hidup kembali oleh sungai ini.
ilmu memang penting tapi bukanlah satu satunya jalan untuk menangkap karya sastra atau untuk menangkap totalitas makna suatu kehidupan. bahkan mungkin suatu jalan lain yaitu jalan imajinasi bisa meretas lebih cepat lagi untuk sampai ke suatu inti dari karya sastra atau hidup itu sendiri.
kedua jalan itu ada dan niscaya maka kita semestinya bahagia memeluk dan mengucapkan selamat datang atas kehadirannya.
sambutlah dengan gembira suatu kritik imajinatif atas karya sastra, dengan meletakkan tanda petik di kata imajinatif itu. karena sesungguhnya namanya adalah esai imajinatif atas suatu karya sastra. bahkan terhadap kehidupan itu sendiri. karena sesungguhnya tak ada hak kita untuk melakukan kritik terhadap karya sastra, sebagaimana tak pula ada hak kita melakukan kritik atas alam. yang ada adalah justru kita takjub akan dan atas alam.
bahwa muncul penamaan dengan identitas kritik sastra, inilah kesalahpahaman yang telah dibuat kawan kawan saya di luar sana, kesalahpahaman yang telah menjadi mitos, dan saatnya kini mitos itu dilucuti satu demi satu kemitosannya. agar kawan kawan saya di luar sana sadar akan kemelencengan pikirannya atas suatu karya sastra atau dan atas kehidupan itu sendiri.
oh indahnya!
tuhan indah!
seperti hudan indah!
hehe
hudan hidayat
filsuf penghancur dan pembangun bahasa
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment