Friends,
Percakapan pertama tentang karma dan takdir, percakapan kedua tentang meditasi Jawa. Gambarnya tentang Karma Chameleon atau Karma si Bunglon. Baca aja.
+
PERCAKAPAN 1: KARMA DAN TAKDIR
T = Maz Leo... mo nanya-nanya nich... boleh ya...
J = Boleh aja.
T = Hmmm.. udah ada belum yaah notes Maz Leo tentang Karma? Pingin tau nih, ada orang bilang kalo kehidupan kita sekarang adalah hasil dari karma masa lalu. Nah truz kedudukan kehidupan sekarang gimana tuh, apakah dalam perjalanan ke depan manusia bebas memilih sekaligus menanggung konsekuensi dari pilihannya.. ataukah kehidupan yg sekarang hanya mengikuti alur membayar karma kepada orang lain yang tertunda di masa lalu?
J = Saya tidak percaya kepada konsep karma dan dharma. Konsep karma dan dharma asalnya dari India, dan diciptakan oleh manusia masa lalu untuk mengekalkan perbudakan manusia atas manusia lainnya. Jadi, diceritakan bahwa kalau orangnya kaya dan berkuasa sekarang ini, maka itu adalah hasil dari perbuatan baiknya di masa lalu. Kalau sekarang orangnya miskin dan menderita, maka itu akibat perbuatan buruknya di masa lalu. Itu semua omong kosong belaka yg diciptakan oleh kasta Brahmana di India masa lalu. Brahmana ini kelompok orang yg menempatkan dirinya sendiri dalam jenjang teratas di masyarakat, mereka meninggikan dirinya sendiri, bahkan di atas para penguasa yg ditempatkan dalam kasta ksatria. Kasta ksatria itu golongan kelas dua, kelas satu itu brahmana.
Kenapa demikian? Karena yg menguasai kemampuan tulis menulis di masa lalu adalah orang brahmana. Mereka yg menulis kitab-kitab, dan otomatis ditulislah konsep tentang pengekalan kedudukan sosial mereka yg, konon, bisa berbicara dengan para dewa. Dan orang kebanyakan dikonsepkan harus meminta bantuan para pandita dari kasta brahmana. Jadi, apa bedanya dengan para dukun jaman sekarang? Tidak ada bedanya. Dalam hal menumbuhkan ketergantungan orang, para brahmana itu tidak ada bedanya dengan dukun atau yg sekarang lebih beken dengan sebutan paranormal, pedahal tidak normal.
Kaum brahmana itu yg mendisain bagaimana sesajen harus disiapkan untuk para dewa, bagaimana orang-orang harus berbakti kepada guru-guru spiritual supaya nanti lahir kembali dalam jenjang sosial yg lebih tinggi. Kalau anda miskin, maka kesempatan anda untuk lahir kembali menjadi orang yg lebih kaya terbuka luas. Caranya dengan berbakti kepada seorang atau beberapa orang guru spiritual. Bhakti ini harus dengan penuh perasaan, kata-kata yg sangat halusss... sekali. Dan anda tidak boleh membantah apa yg dikatakan oleh guru spiritual anda walaupun anda tahu itu omong kosong. Guru spiritual adalah brahmana di masa lalu. Tetapi sekarang banyak yg bukan dari kasta itu, tetapi konsepnya sama saja. Intinya, perbudakan manusia oleh manusia.
Anda tidak bisa berpikir bebas di dalam alam pemikiran penuh karma. Anda harus menurut apa kata guru spiritual anda. Anda harus berbakti kepada raja. Anda harus beribadat. Anda harus menyembah apa yg disembah oleh tetangga anda. Anda tidak boleh protes ketika terjadi korupsi aji gile di Bank Century. Anda tidak boleh ikut demo menuntut persamaan hak wanita. Wanita itu kelasnya untuk dipake oleh pria. Wanita harus melayani pria supaya bisa dilahirkan kembali sebagai seorang pria yg kaya raya dan berjabatan tinggi. Siapkah anda untuk mengorbankan diri kepada seorang pria? Di masa lalu, berdasarkan kepercayaan aslinya, bahkan wanita yg ditinggal mati suami harus ikut menceburkan diri ke api pembakaran jenazah suaminya. Itulah yg namanya berbakti.
Jadi, konsep karma adalah pembodohan massal juga. Padahal, kalau mau jujur, kita tidak akan pernah bisa tahu akan ke mana kita setelah mati. Apa benar kita sudah dilahirkan berkali-kali? Bisa benar bisa juga tidak, yg jelas kita tidak tahu. Kalau kita tidak bisa tahu, kenapa harus membuat ajaran yg keterlaluan seperti konsep karma itu? For your information, konsep karma adalah padanan konsep amal ibadah dari Timur Tengah di mana diajarkan bahwa manusia harus beribadah kepada Tuhan dan beramal kepada yayasan-yayasan keagamaan dengan imbalan akan masuk surga. Kalau amal ibadahnya kurang, maka orangnya akan masuk neraka. Tidak ada bedanya dengan konsep karma dharma bukan? Sama-sama perbudakan manusia oleh manusia. Manusia dipaksa untuk percaya dengan iming-iming nirwana / surga, dan ditakut-takuti dengan samsara / neraka.
Pedahal segalanya cuma buatan kaum penguasa. Buatan kaum brahmana di India, dan buatan kaum ulama di Timur Tengah. Sistem seperti itu mengekalkan kebodohan manusia, karena apa yg diajarkan dianggap sebagai "suci" (dalam tanda kutip). Pedahal tidak suci karena kita bisa saja mempertanyakannya. Kita bisa membuangnya juga dan tidak pakai lagi konsep seperti itu. Ketika konsep itu kita buang, akhirnya kita menjadi manusia bebas. Kita akhirnya sadar bahwa kita cuma bisa tahu bahwa kita ada. Adanya di sini dan saat ini saja. Sebelum lahir kita ada di mana, dan setelah mati kita akan pergi ke mana tidak bisa kita tahu.
Dan, seperti kata Siddharta Gautama, tidak ada gunanya untuk spekulasi tentang kehidupan setelah mati. Tidak ada gunanya untuk spekulasi Tuhan itu siapa dan seperti apa. Buddha Gautama tahu bahwa segala macam akidah atau dogma agama itu cuma buat-buatan manusia saja. Makanya Buddha tidak mau membahas hal itu. Dia cuma mengajarkan kita untuk hidup seimbang, apa adanya saja. Seimbang, balanced, tidak ke kiri dan ke kanan. Kalau kita seimbang maka kita akan stabil, tidak mudah jatuh. Tidak menjadi orang fanatik. Tidak menjadi orang yg takut karma. Tidak menjadi ahli surga (emangnya surga ada ahlinya?), etc, etc...
Kita cuma bisa tahu bahwa ada aksi dan konsekwensi. Kalau kita nyolong, maka kita bisa masuk penjara kalo ketangkep basah. Kalo gak ketangkep ya udah. Makanya di negara-negara maju, yg penting itu bukan soal tangkep menangkep maling, melainkan pengawasan. Di Indonesia pengawasan banyak bolongnya sehingga maling berkedok pejabat marak di mana-mana. Setelah kejadian baru orang teriak maling. Pedahal lemarinya sendiri yg tidak terkunci. Ini soal aksi dan konsekwensi saja, dan bukan karma.
T = Nah truzz yang kedua, gimana dengan takdir, utamanya adalah mengenai jodoh dan kematian? Gimana itu, apakah sudah ada ketentuan pasti dan digariskan sejak awal kita lahir di bumi ataukah semuanya kembali lagi pada pilihan individu berbonus konsekuensinya?
J = Takdir yg asli itu cuma ada satu dan berlaku bagi semua orang di segala masa, yaitu cepat atau lambat kita akan mati. Yg lainnya kita cuma bisa bilang "takdir" (dalam tanda kutip). Takdir dalam tanda kutip adalah apa yg telah terjadi. Telah menjadi seorang wamil (wanita hamil). Itu takdir, tetapi tidak bisa dibilang sebagai takdir kalo belom kejadian. Musti dibuktikan dulu apakah bisa hamil gitu lho.
T = Hmmmmm..... ThanKyu yaah Maz ^_^
J = Tengkiu juga udah mao nanya-nanya.
+
PERCAKAPAN 2: TENTANG MEDITASI JAWA
T = Mas Leo,
Saya penasaran pengin ketemu dan ngobrol, di mana ya?
J = Ketemunya nanti saja tanggal 19 Desember 2009 dalam acara copy darat di Cisarua. Daftarnya sama Ika Sari Puspita di No. HP 081808164445. Detail acara bisa dilihat di bagian event di atas wall saya di FB ini. Klik saja event 'Copdar Cisarua, 19 Desember 2009'.
T = Mas Leo, mengenai metode meditasi mungkin Mas Leo sudah tahu semuanya?
J = Tidak semuanya saya tahu. Meditasi jenisnya tidak terhitung, setiap orang bisa menciptakan dan mempraktekkan jenis meditasinya sendiri.
T = Maaf pernah mencoba metode meditasi Jawa belum ya, di mana segala keterbatasan kita dibawa untuk manunggal bulat, menjajagi segala alam dengan kesadaran yang utuh, menelusur asal muasal kehidupan dan kembalinya sang hidup? Mungkin nanti pengalaman kita akan sama setelah dialamkan.
J = Saya belum pernah mendengar ada yg namanya metode meditasi Jawa. Silahkan di-sharing, seperti apa metodenya?
T = Yup, seneng sekali bisa berbagi. Secara historis Jawa pada awal mula kaya akan pemahaman spiritual, mulai animisme dinamisme, dll. Pada prinsipnya manusia Jawa selalu mencari the Highers, sesuatu kekuatan di atas manusia, sehingga akhirnya konsep ke-Tuhanan dicapai dengan mati raga.
J = Ok.
T = Dalam berproses akhirnya disimpulkan ada kekuatatan super di atas kemampuan manusia yang merupakan sumber dari sang hidup (generator dari bola-bola lampu yang berpijar). Untuk mencapainya banyak sekali metodenya, dan dalam berproses ke sana manusia Jawa juga hidup di ranah manusiawi yang keras, sehingga akhirnya ditemukan berbagai ilmu kanuragan (ilmu kesaktian, penerawangan, ramalan atau ilmu hitung asronomi, dan spiritual healing).
J = Ok.
T = Pada prinsipnya itu ada karena mereka berinteraksi dengan lingkungan dan harus adaptasi dengan kerasnya hidup.
J = Ok.
T = Akhirnya setelah menemukan semuanya rupanya sang hidup (Aku) belum puas karena ada satu missing link yang belum terjawab, yaitu besok ketika tiba waktu Ku, bagaimana sang Aku harus mengembalikan Sang hidup? ... That's the starting point how meditasi Jawa menemukan bentuknya yang lugas. Itu prinsip dasar yang harus ada mas.
J = Ok.
T = Orang Jawa tidak mengenal kelenjar prineal, cakra mahkota, dll hingga kundalini. Mereka cuma mengenal rasa, angan-angan, dan sih (kasih/hati terdalam atau stroom yang ada dalam bola lampu yang sama dengan stroomnya generator).
J = Ok.
T = Dan satu lagi... Generator yang menghidupi alam semesta dan yang merencanakan sel DNA manusia hingga amuba, menjaga matahari tetap bersinar, dan pergantian siang malam hingga menjaga sistem makro seluruh planet di semesta raya tidak bertubrukan satu sama lain.
J = Ok.
T = Dalam meditasi Jawa, meski kita sudah pinter, kita mesti tidak menggunakan nalar dan otak kita, berhentilah berfikir sejenak, lepaskan semua konsep sehingga kita bebas merdeka... bodo, goblok, diam, gak usah berteori... just diam lihat diri kita dengan rasa dari ujung rambut hingga ujung kaki... (who am I?)...
J = Ok.
T = Pelan pelan kita buka tempurung yang melingkupi kita, just for a moment aja (dirasakan saja) The Power of Universe... kita simak dan rasakan interaksi kita dengan semesta, siapa tahu kita ketemu dengan yang membuatnya (seandainya ada.. he..he..he).
.. just flow jangan dipaksa.
J = Ok.
T = Dalam melihat diri kita mesti jujur, gak ada yang ditutup-tutupi... apa adanya, telanjang, polos, bugil.. trus sudah bulat dalam melihat diri, dan berhenti berfikir... (tubuh) yang diwakili rasa dan angan-angan dibulatkan untuk mencapai kebulatan iman diajak menyembah sang sumber hidup dengan ikhlas. Dalam tahap ini semua cakra akan aktif, seluruh ... getaran alam akan masuk dalam fisik dan berbaur menjadi kekuatan yang tidak terkirakan (aktifnya cakra mahkota). Kita mesti sadar lo ya... jangan trance.
J = Ok.
T = Begitu geter itu dilewati dan kita masuk dalam suasana tenang... saat itulah petualangan dimulai... Sang Budhi akan menjemput kita melalui alam-alam, cluster-cluster, yang kita belum kenal hingga kalau diberi rahmat kita masuk ke dalam suasana asal muasal kehidupan... Almighty... God Spot, atau apalah namanya.
J = Ok.
T = Jangan heran di sana nanti karisma kita gak ada artinya...Yang ada cuma karakter kita, dan the goals hidup kita akan terproses. Who knows (tiap orang akan terproses sesuai tugasnya masing-masing), itupun kalau diijinkan
J = Ok. Memang seperti itulah. Itulah meditasi saya juga, apa adanya saja, walaupun saya tidak bilang itu meditasi Jawa. Saya malahan tidak pakai konsep-konsep seperti yg ada di dalam filsafat spiritual Jawa. Saya cuma tahu bahwa spiritualitas Jawa yg asli itu sama dengan spiritualitas Kristen yg asli. Bertahun-tahun yg lalu saya dapat pengertian di mimpi bahwa Kejawen itu Kristen. Kejawen yg sering dikafir-kafirkan oleh orang Kristen fanatik ternyata memiliki essensi pengertian yg sama dengan Kristen yg asli. Kristen yg asli itu cuma mengatakan aku dan Hidup adalah satu. Kesadaran. Kita sadar bahwa kita sadar. Setelah itu kita mau apa merupakan pilihan kita sendiri. Tidak ada salah benar. Tidak ada akidah atau dogma. Tidak ada ibadah. Tidak ada korban dan penyembahan. Kita mau menyembah siapa? Mau menyembah kesadaran kita sendiri?
+
Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia <http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.
No comments:
Post a Comment