Misteri Nyanyian Julio.P di Bali Sungguh tak menyangka ketika seorang penumpang pesawat sedang duduk santai menanti waktu transit seusai berlibur, tiba-tiba orang itu harus memperpanjang "masa liburannya" dalam sel penjara di Spanyol. Dan sampai sa'at ini.orang yang bernama Julio Poch (J.P) itu masih menunggu keputusan badan hukum peradilan Internasional, lantaran ia dituduh terlibat melakukan kejahatan HAM masa lalu di Argentina, yang disebut Perang Kotor ("Vuile Oorlog"). Banyak orang di Belanda mempertanyakannya tentang bagaimana Julio Poch bisa dituduh melakukan kejahatan HAM masa lalu di negara kelahirannya? Dan kenapa kasus J.P baru sekarang ini muncul kepermukaan? Tentunya mengingat hidup J.P yang telah puluhan tahun bermukim di Belanda selalu aman-aman saja. Bahkan ia bekerja pula sebagai pilot di maskapai penerbangan bernama Transavia dengan nyamannya, yang juga dalam waktu dekat ini ia pun akan menikmati masa pensiunnya. Pada tanggal 22 September 2009 y.l Julio Poch alias Julio.P sedang melakukan perjalanan pulang dari berlibur. Pesawat yang ditumpanginya ketika itu transit di bandara Valencia, yang diperkirakan pukul 14.30 akan menuju ke Schiphol. Namun beberapa menit sebelum pesawatnya berangkat seketika pihak kepolisian Spanyol mendatangi J.P di pesawat dengan membawa surat permohonan peradilan Argentina untuk menangkap dirinya karena dituduh melakukan kejahatan HAM masa lalu di Argentina. Menurut juru bicara dari kementerian luar negeri Belanda di Spanyol, J.P adalah karyawan pilot dari perusahaan penerbangan di Belanda, yang berwarga negara Argentina tapi memiliki pula paspor Belanda. Pihak Transavia pun menyebut penangkapan terhadap "salah satu karyawannya membuat pening kepala" karena mesti mencari pengganti penerbang lain. Juga, dari salah satu Koran di Belanda, tgl 25 september 2009 j.l. diberitakan bahwa pada tahun 2006 Kantor Kepolisian Nasional (Nationale Reserche) telah melakukan penelitian terhadap pilot J.P. untuk menyelidiki apakah mungkin ia telah melakukan kriminal. Alasan dilakukan penyelidikan tahun 2006 tersebut karena mendapat pengaduan tentang tindakan kejahatan masa lalu J.P. Menurut keterangan di koran, kemungkinan besar informasinya di dapat dari salah satu rekan sekerjanya yang menganggap cerita masa lalunya melalui E-Mail digambarkan seperti filem horor yang menakutkan. Juga, dalam wawancara televisi di Belanda dengan beberapa rekan sekerjanya, yang sempat bersama J.P di Bali bahwa J.P menceritakan dengan sangat bangganya membuang para tahanan politik dalam keadaan terbius ke laut dari pesawat garko. Sekitar tahun 2007 yang lalu J.P bersama beberapa rekan pilotnya mendapat undangan berkunjung ke Bali. Pada suatu malam hari mereka makan di sebuah restoran Gado Gado. Dan sembari menikmati minuman beralkohol, lalu J.P menceritakan ke para rekannya, yang antara tahun 1976 dan 1983 bekerja sebagai pilot di Angkatan Udara Rezim militer Argentina. Kemudian diceritakannya, yang lebih dari seribu orang tawanan lawan politiknya dilemparkan hidup-hidup ke laut. Khususnya, mereka dibius, ditelanjangi dan di buang ke Samudera Atlantik melalui pintu pesawat kargo ke laut. Ia mengatakan orang-orang yang dilempar dari pesawat dengan tujuan untuk mengeksekusi mereka. *** Sejak tahun 1988 J.P bekerja di Maskapai Penerbangan Transavia di Belanda, di mana ia berhasil mengembangkan profesi kerjanya menjadi komandan, instruktur dan pemeriksa. Lalu kenapa sang Pilot J.P ini sampai puluhan tahun lamanya berhasil lolos dari pelacakan buronan kriminal, sedangkan ia sebenarnya salah satu yang tercantum dalam daftar nama pelaku penghilangan secara paksa terhadap lawan-lawan politik rezim militer sejak di bawah pimpinan diktator Videla. Padahal menurut keterangan Badan Keamanan dan Intelijen Belanda, de Algemene Inlichtingen- en Veiligheidsdienst van Nederland (AIVD), bahwa semua orang yang bekerja di sektor penerbangan dan menggunakan fasiltas bandara Schiphol akan dikenakan peraturan tunduk pada pemeriksaan berkala. Dan bila mendapat hasil positif dalam pemeriksaan berkala tersebut maka orang itu di beri ijin untuk beroperasi di sektor penerbangan dalam bentuk Pernyataan Tidak Keberatan (Verklaring van Geen Bezwaar, VGB). Salah satu latar belakang penting, ialah dalam penyelidikan hukum, seseorang dapat dinyatakan bersalah di masa lalu dengan tidak di beri ijin untuk beroperasi di semua bandara Belanda dalam bentuk VGB. Untuk itu, pihak Kepolisian Nasional Belanda ingin pula mengetahui bagaimana J.P. selama bertahun-tahun bekerja sebagai pilot dengan melalui pemeriksaan berkala dari AIVD tersebut. Juga menurut berita di koran, seorang juru bicara dari Jaksa Penuntut Umum (het Openbaar Ministerie, OM) menyatakan bahwa pada tahun 2008 status J.P telah berubah menjadi investigasi kriminal yang terlibat kasus kejahatan di Argentina. Menurut berita koran Het Parool, tanggal 24 september 2009 y.l., Jaksa Agung Belanda telah pula melakukan penggeledahan di rumah J.P di di Zuidschermer. Selama pencariannya ternyata ditemukan senjata sewaktu J.P bertugas sebagai pilot Angkatan Laut di Argentina. Dan tentunya senjata api yang ditemukannya itu di sita, lantaran di Belanda ada peraturan pelarangan pemilikan senjata api. Maka pada akhir tahun 2009 pihak Argentina mengajukan permohonan ekstradisi J.P pada pihak Belanda, bahkan Hakim Penyelidik Argentina bernama Pablo Yaradola sudah menegaskan pula melalui telepon dari Buenos Aires, bahwa ia telah menemukan arsip dokumen, dengan nama lengkap Julio Alberto Poch sebagai letnan dan pilot di Sekolah Angkatan Laut ESMA. Escuela de Mecánica de la Armada, ESMA adalah salah satu tempat pusat penyiksaan terbesar dan tempat operasi terkenal, yang diperkirakan seribu lawan-lawan politik itu dibuang hidup-hidup ke laut. Dengan total korbannya sampai 10.000 siswa, anggota serikat buruh dan aktivis telah menghilang tanpa jejak selama kediktatoran rezim militer di Argentina. Namun menurut juru bicara dari Jaksa Penuntut Umum pihak Belanda bahwa orang-orang dengan paspor Belanda tidak bisa di ekstradisi biarpun peraturan untuk seorang 'biasa' memang ada perjanjian ekstradisi. Sebagai alasan lainnya dari pihak Belanda mengatakan bahwa antara negara Belanda dan Argentina belum ada kesepakatan perjanjian Wet Overdracht Tenuitvoerlegging Strafvonnissen (WOTS), yang menyatakan warga Belanda bisa di adili dan di vonis di negara asing. *** Tentunya ada dilema yang dihadapi oleh persoalan penangkapan J.P, yang selama ini masih ngendon di sel penjara Spanyol. Karena J.P berwarga negara dan berpaspor Argentina sebenarnya ia bisa di ekstradisi ke Argentina. Akan tetapi ia juga memiliki paspor Belanda yang perlu mendapat dukungan dari surat perintah internasional untuk mengadili dan menghukum tindakan kejahatan HAM masa lalunya di Argentina. J.Poch sudah lebih dari seperempat abad dicari-cari berkaitan dengan penyelidikan empat macam tuduhan kriminal, yang sehubungan dengan kasus penyiksaan dan penghilangan yang dilakukan oleh "Doden vliegen" (Operasi Pembunuhan). Lalu kenapa Argentina tetap sibuk melakukan penyelidikan dan pengusutan kasus kejahatan HAM masa lalunya sampai sa'at ini? Dan bagaimana tindakan pemerintah Argentina selanjutnya menangani persoalan kejahatan HAM, yang berkaitan dengan kasus pengungkapan kebenaran kejahatan masa lalu pada diri J.P? Peristiwa Berdarah di Ezeiza diakhiri dengan kematian Juan Peron, yang kemudian pada tahun 1974 istrinya bernama Isabel Martinez menggantikan posisi almarhum suaminya menjadi presiden. Pengangkatannya menjadi presiden tentunya mendapat tekanan politik dari kekuatan militer dan polisi, dengan melalui negosiasi agenda politiknya untuk "menghancurkan" kekuatan gerakan oposisi kiri di Argentina. Peristiwa kudeta 1976 telah berhasil menyingkirkan Isabel Martinez sebagai presiden, dan sejak sa'at itu Argentina di bawah kekuasaan Rezim Militer Diktator sampai tahun 1983. Pimpinan Junta Militer Videla, Roberto Viola dan Leopoldo Galtieri inilah yang bertanggung jawab atas penangkapan ilegal, penyiksaan, pembunuhan atau penghilangan paksa ribuan orang (sebagian besar anggota serikat buruh, mahasiswa dan aktivis lainnya) Pada akhir tahun 1983 proses pemulihan sistim Demokrasi diberlakukan, yang dalam pemilu dimenangkan oleh Raúl Alfonsín sebagai presiden Argentina.Lalu kemudian dibentuklah Komisi Nasional Untuk Orang Hilang (The National Commission on the Disappeared, CONADEP) dengan dipimpin oleh penulis Ernesto Sabato. Tugas utama komisi tersebut ialah mengumpulkan data-data bukti tentang kejahatan yang dilakukan selama "Perang Kotor" (Vuile Oorlog). Menurut laporan tahun 1984 dari Komisi Nasional Untuk Orang Hilang (The National Commission on the Disappeared, pihak pemerintah Argentina, memperkirakan jumlah orang yang dihilangkan antara tahun 1976 dan 1983 9.000 orang. Sedangkan menurut laporan yang dibuat oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia dari tingkat lokal menyatakan jumlahnya mencapai 30.000. Juga CONADEP melaporkan sejumlah 458 kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Aliansi Anti-Komunis Argentina dan sekitar 600 orang hilang selama periode demokratis tahun 1973 sampai 1976. Sehubungan dengan operasi Condor, yaitu operasi kerjasama antar rejim Diktator Militer Amerika Selatan, dengan melalui aparat keamanan rejim Militer Diktator Argentina telah pula membunuh politik eksil berasal dari Chile dan Uruguai yang ketika itu berada di Argentina. Antara lain korban yang dibunuh pada tahun 1974 di Buenos Aires adalah Jenderal Carlos Prats dari Chili . Dokumen CIA yang dirilis pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kekerasan politik rezim Argentina memang direstui dan didukung oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Henry Kissinger di bawah pemerintahan presiden Gerald Ford. Terjalinnya hubungan keakraban dan kerjasama antar U.S.A. dengan militer Argentina tentunya untuk mendukung represi dan mengeliminasi lawan-lawan politik rezim militer di Argentina. Pada tahun 2005 undang-undang amnesti diputuskan untuk di cabut oleh Mahkamah Agung Argentina. Dan tentunya dengan pencabutan Undang-Undang Amnesti ini, telah membuka peluang untuk kemungkinan digunakan dalam tuntutan mengadili mantan junta Militer yang di tuduh terlibat kasus penyiksaan, pembunuhan dan penghilangan paksa terhadap lawan-lawan politiknya. Pada akhir tahun 2005 Jaksa Agung Argentina menuntut penangkapan 295 polisi dan tentara sebagai tersangka yang telah berkontribusi terhadap penahanan, penyiksaan, dan penghilangan, termasuk semua orang yang terlibat dalam ESMA selama masa pemerintahan rejim junta berkuasa. Keterlibatan mereka atas hilangnya 614 mantan tahanan sedang diselidiki oleh Mahkamah Agung Argentina. ESMA, adalah mantan sekolah militer di Buenos Aires, yang selama masa diktator di kenal sebagai tempat penahanan, penyiksaan, pembunuhan dan penghilangan paksa. Di tempat tersebut pada tahun 1976 sampai 1979 diperkirakan 5000 lawan politik dari rezim Videla dipenjarakan, mayoritas dari mereka tidak pernah terlihat lagi. Tubuh tawanan ini dilemparkan ke dalam laut lewat udara atau ke tempat tersembunyi lainnya yang tidak dapat diakses. ESMA sampai hari ini, atas permintaan Presiden Néstor Kirchner, dijadikan Monumen Nasional dan selalu dipakai sebagai tempat pusat upacara peringatan peristiwa Kejahatan HAM di Argentina. *** Kalau kita meniti perkembangan di Belanda dan mengintip sejenak ke dalam kehidupan keluarga Kerajaan Belanda, yang Ayah mertua calon Raja Belanda itu begitu bebasnya seperti burung-burung gagak terbang hinggap di Belanda sembari menikmati kehidupan bahagia bersama putri dan cucu-cucunya dalam keluarga kerajaan Belanda. Tahun 2008 y.l. mantan pimpinan junda Militer Videla di adili untuk ke dua kalinya atas perbuatan kejahatannya, dan kali ini berkaitan dengan penculikan dan pembunuhan anak-anak dari ibu-ibu, yang mana ayah mertua calon Raja Belanda bernama Jorge Zorreguieta itu adalah salah satu yang berfungsi sebagai Menteri Pertanian selama zaman kediktatoran rezim Militer di Argentina. Pengarang Miguel Bonasso pernah menulis sebuah buku tentang pengalaman Jaime Dri yang berhasil melarikan diri dari ESMA. Kebetulan dialah yang menanggapi beberapa dokumen rahasia yang dikeluarkan tahun 2001, yang ketika itu Jorge Zorreguieta berperan pula sebagai penasehat partisipasi junta. Walaupun Zorreguieta mempunyai tanggung jawab lainnya, tapi sebenarnya ia harus menyadarinya bahwasanya selama masa jabatannya itu tentunya selalu mengetahui semua tindakan pelanggaran HAM berat. Mengingat pula ia adalah bagian dari anggota junta, yang sebenarnya ia turut serta bertanggung jawab dalam proses perencanaan operasi penyiksaan, pembunuhan dan penghilangan paksa. Salah satu daerah pinggiran Buenos Aires Castelar ditemukan bangunan bernama INTA, Institut Teknologi Nasional Pertanian dan Peternakan. Di sekitar bangunan tempat ini ada 70 kantor Departemen Pertanian. Jorge Zorreguieta mengatakan dalam wawancaranya dari salah satu koran di Belanda sembari membawa sebuah koran artikel, yang menunjukkan gambar foto tank-tank tentara daerah sekitar bangunan dalam INTA, yang katanya: "Sekretariat Kementerian Pertanian ketika itu tidak menyadarinya atas penindasan yang terjadi dan kami pun terpaksa menyerahkan daftar nama pekerja pertanian dan peternakan." Dan setelah penyerahan daftar nama tersebut, tak lama kemudian beberapa pekerjanya kemudian menghilang tanpa jejak. Dan bangunan INTA di masa rezim militer tak berkuasa telah menjadi simbol dari peran Jorge Zorreguieta. Ada tiga puluh ribu orang hilang selama periode 7 tahun kekuasaan rezim militer diktator di Argentina. Tetapi ayah mertua dari Putra Mahkota Willem-Alexander tersebut selalu disambut hangat bila berkunjung ke Belanda untuk mengunjungi putrinya dan cucu-cucunya. Menurut publik opini di Belanda, sebenarnya Zorreguieta bisa tampil di televisi Belanda dengan mengungkapkan penyesalannya atas apa yang terjadi selama masa jabatannya di zaman kediktatoran rezim militer di Argentina. Tentunya putrinya yang bernama Máxima tak akan mau menyalahkan ayahnya sendiri, tapi juga tidak ada satu pun dari politikus Belanda yang berani "membakar jari-jari tangan ayahnya" yang akhirnya di masa pensiunnya menjadi ayah mertua calon putra mahkota Belanda. Hanya karena pengaruh kekuasaan keluarga Kerajaan masih tetap dipandang suci dan halal di Belanda. The International Court of Justice (ICJ) saat ini masih terus melawan "Perang Junta" namun sampai sejauh mana ayah dari Maxima bebas dari tuntutan persoalan kasus kejahatan HAM masa lalunya? Juga, apakah dengan "Kekebalan Hukum" sang ayah mertua ini merupakan suatu tanda keajaiban bahwasanya Argentina telah bebas dari persoalan kejahatan masa lalunya? Biarpun nyatanya dengan munculnya kasus kejahatan Julio Alberto P serta proses penanganannya sampai saat ini akan terus diperjuangkan. Demi menuju proses yang lebih adil buat Rakyat Argentina, pada khususnya buat semua anggota keluarga yang ayahnya, Ibunya atau anak-anaknya telah dibunuh dan dihilangkan secara paksa, tentunya rekan sekerja Julio. P di Belanda mengharapkan saatnya ia di hadapkan ke Mahkamah Pidana Internasional, yang berkedudukan di Den Haag. MiRa - Amsterdam, 18 Januari 2010 Sumber: http://www.trouw. erwachten.html http://www.telegraa d=rss http://www.staatsbe http://msn.vi. orde-onschuld- http://www.trouw. moet_geen_museum_ http://www.nu. http://frontpage. denvluchten. http://www.nu. http://nl.wikipedia http://www.nu. http://www.nu. Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind. http://sastrapembeb |
__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment