UNDANGAN | INVITATION "ARSITEKTUR (DI) KAKI LIMA" |
|
(scroll down for English) Pameran Dokumentasi "Aristektur (di) Kaki Lima" Proyek Seni Kaki Lima di Alun-alun Utara Yogyakarta Rangkaian Program Biennale Jogja X-2009. Pembukaan Senin, 11 Januari 2010, jam 19:30 WIB Di Ruang Pamer Kedai Kebun Forum (KKF) Jl. Tirtodipuran No. 3 Yogyakarta Pameran Berlangsung dari tanggal 11 s.d. 20 Januari 2010 Buka setiap hari, jam 11:00 21:00 WIB (kecuali Selasa, KKF libur) Documentation Exhibition | "Architecture (at) Pavement" Art project of pavement sellers at Jogjakarta north town square one of the series of Biennale Jogja X-2009 Program. Opening Monday, 11 January 2010, at 7:30 pm. Venue at KKF Gallery Exhibition Will be held from 11 20 January 2010 Open every day, at 11:00 am 9:00 pm. (except on Tuesday, KKF is off) |
PROYEK SENI KAKI LIMA ALUN-ALUN UTARA YOGYAKARTA 2009 Adalah kerja bareng komunitas-komunitas seni dan PKL Alun-alun Utara dalam mengekspresikan nilai pengalaman sehari-hari kehidupan PKL ke dalam berbagai bentuk media seni; visual-audio- Komplek Kraton Jogja yang berada di sisi utara dan selatan Alun-alun Utara apabila kita amati, banyak sekali orang yang mencari mata pencaharian di sekitarnya dengan berdagang. Mereka bisa tergolong orang-orang oportunis yang berusaha memanfaatkan objek wisata kraton sebagai tempat pencaharian. Ada yang menetap ada pula yang berpindah-pindah. Ada juga satu kompleks berderet adalah satu keturunan genetik. Kami sering menyebutnya dengan 'pedagang sebuyut'. Mereka tumbuh dengan aset yang kecil hingga mampu mendirikan tiang-tiang warung di pinggir alun-alun utara. Ada yang ilegal ada pula yang legal. Mereka mencipta budaya dengan aturan-aturan mereka. Mencipta sebuah sistem pemerintahan yang tidak ditulis tetapi harus dijaga. Mereka mencoba menjaga dunia kecil mereka untuk menjaga kehidupan. |
ART PROJECT OF HAWKERS AT YOGYAKARTA NORTH TOWN SQUARE 2009 This collaboration project is between artists and hawkers of Yogyakarta northern town square in expressing their daily life into the form of visual and audio art. At Jogja palace complex, especially at the north and south sides of Yogyakarta Northern Square, there are a lot of people work as hawkers to support their live. They are sort of "opportunists" people, who try to take the economical advantage of the palace as one of tourism site. There are some sellers who settled, and some others are shifting places. There is also one complex in a row of one descendant. We call it "one great-grandparent merchants". They grew with small asset until they able to build shop-pole at the edge of northern square. Some are legal and some others are not. They create a culture by their own rules. They create the unwritten system, and watch-over it. They try to keep their own small world to maintain the life. |
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment