[Attachment(s) from ibed surgana yuga included below]
KINTIR (Anak-anak Mengalir di Sungai) Pertunjukan Teater Produksi Ke-8 Seni Teku, Yogyakarta Padepokan Lemah Putih, Mojosongo, Surakarta, 24 Januari 2010, 20.00 WIB Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, 26 Januari 2010, 20.00 WIB Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) merupakan pertunjukan teater yang digelar di ruang outdoor yang tidak dirancang khusus untuk pertunjukan, dengan konsep pengakraban terhadap ruang. Elemen-elemen fisik dari ruang outdoor, baik yang natural maupun arsitektural, diperlakukan sedemikan rupa dengan laku panggung, sehingga lakon menemukan aktualisasinya di ruang fisik yang selalu berbeda sekalipun. Pengakraban terhadap ruang ini ditekankan pada laku panggung, dengan penambahan unsur set yang minimalis, serta penonton yang dibebaskan memilih sudut pirsaannya, sehingga memunculkan kesan peleburan lakon dengan aspek natural dan arsitektural ruang serta penonton. Idiom pemanggungan dibangun dengan jalinan-jalinan hasil jelajah artistik dari idiom pemanggungan pertunjukan tradisi, realisme serta kontemporer, seperti gaya akting realis, tari tradisi, tembang, mantra atau doa Jawa, mbarang, musik elektrik, serta spektakel pertunjukan tradisi. Dari segi teks lakon, Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) dibangun dari pembenturan dua teks berbeda. Teks pertama bersumber dari Mahabharata, pada bagian kelahiran Dewabrata atau Bhisma. Dalam teks ini diceritakan Dewi Gangga yang turun ke bumi dengan tugas melahirkan delapan wasu yang dikutuk-pastu menjadi manusia. Tujuh anak yang lahir dari rahimnya dihanyutkannya ke sungai, kecuali anak terakhir, yaitu Dewabrata yang kelak dikenal sebagai Mahasenapati Bhisma. Teks kedua merupakan teks rekaan yang bercerita tentang seorang ibu tanpa suami yang melahirkan delapan anak. Anak-anak itu lahir dari hubungannya dengan kekasih, lelaki yang memperkosanya serta lelaki yang membayarnya. Ketujuh anaknya hilang tanpa diketahui sebabnya. Mungkin anak-anak itu hanyut di sungai atau tersesat di jalanan. Benturan kedua teks ini melahirkan peristiwa teatrikal yang tumpang tindih, dengan keberagaman emosi dramatik. Pertunjukan Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai) sebelumnya pernah digelar Seni Teku pada Agustus 2009, di Pendopo Blumbang Garing, Nitiprayan, dalam rangka Festival Teater Jogja 2009. Mengingat tengah musim hujan, dan pertunjukan ini digelar outdoor, penonton diharapkan menyediakan payung atau jas hujan. Biaya tiket dengan sistem saweran (sukarela). Contact person: Yayan (085 6291 7362), Dina (081 8262 570). Penulis Teks & Sutradara: Ibed Surgana Yuga, Dramaturg: Nanang Arisona, Pelaku: Pranorca Reindra, Marya Yulita Sari, Joe DN, Andika Ananda, Mochalmad Jibna, Penata Bunyi: Lintang Radittya, Penata Panggung: Miftakul Efendi, Penata Cahaya: Agus Salim Bureg, Manajer Latihan & Panggung: Riski Pamulanita, Dokumentasi: UB, Produksi: Febrian Eko Mulyono, Dina Triastuti. SENI TEKU Pondok Bambu Kuning, Cabean, Jl. Parangtritis KM 7 Sewon, Bantul, Yogyakarta www.seniteku. seniteku@yahoo. +6281 5576 8373 |
__._,_.___
Attachment(s) from ibed surgana yuga
1 of 1 Photo(s)
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment