Mengenal Batik Bantul Lewat Museum Oleh Dewi Suspaningrum Batik bukan sekedar kain bermotif yang penuh goresan untuk berbusana. Lebih luas dari itu, ia memiliki makna sejarah tentang sebuah perjalanan hidup dan peradaban. Dan keberadaan kain tersebut tersebar di hampir seluruh wilayah nusantara, terutama pulau Jawa. Di sejumlah wilayah, museum-museum batik berdiri sebagai tanda perkembangan masyarakat dan maju mundurnya sebuah kota kepada generasi penerus. Museum Batik Joglo Tjipto Wening, misalnya. Museum ini menjadi wadah pelestarian bagi perkembangan motif-motif batik Bantul maupun Jogjakarta dan sekitarnya. Museum Batik Joglo Tjipto Wening ini terletak di Dusun Ketandan Tengah, Imogiri, Bantul, Jogjakarta. Diresmikan sebagai aset budaya Jogjakarta pada 18 Maret 2004, museum ini berfungsi untuk melestarikan batik yang merupakan warisan budaya adiluhung. Namun, gempa yang memporak-porandakan Jogjakarta, khususnya wilayah Bantul pada 27 Mei 2006 lalu, sempat membuat bangunan museum ini rusak berat. Ia kembali dibuka untuk umum pada 27 November 2007 setelah mendapat perbaikan. Sepintas, keberadaan museum ini agak sulit ditemukan. Lokasi museum yang berbentuk rumah Jawa klasik ini sedikit berada di dalam gang kecil di dekat pasar Imogiri. Namun, begitu Anda tiba di lokasi, kesan teduh, nyaman, dan tenang seperti mengunjungi rumah nenek akan menyambut Anda. Selanjutnya klik di sini. Salam, TM. Dhani Iqbal |
__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment