Mengapa Ilmu Semiotika Dibutuhkan? Oleh: Alfathri Adlin Waktu Dewi Lestari menerbitkan buku novel keduanya dengan menampilkan simbol OM dilingkari naga, dia dan desainer mengabaikan satu hal: bahwa OM itu adalah simbol suci bagi umat Hindu. Menampilkan simbol itu secara serampangan akan menyinggung perasaan umat Hindu. Di lain waktu, sebuah 'bar' berdiri di Jakarta dengan memakai nama Buddha Bar. Sekali pun itu adalah nama sebuah band New Age, namun di dalamnya ada patung Buddha berdampingan dengan meja bar yang menyediakan berbagai minuman—beberapa tergolong minuman keras. Hal ini menyulut kemarahan uamt Buddha yang merasa tersinggung dengan bagaimana patung Buddha bisa didampingkan dengan sebuah tempat nongkrong bergaya hidup semacam itu. Di lain tempat dan waktu, seorang desainer kenamaan Prancis menemukan sepenggal kaligrafi yang dirasanya sangat estetis. Dia kemudian mengadopsi kaligrafi tersebut dan menempelkannya di belahan dada pakaian perempuan dengan dasar kain tembus pandang. Setelah dipamerkan, ada pihak-pihak yang menyadari bahwa kaligrafi di belahan dada pakaian perempuan itu adalah sepenggal ayat dari surat Al-Baqarah, sebuah surat dari Al-Quran. Maka umat Islam pun bersuara dan pakaian itu pun ditarik, dan sang desainer pun minta maaf. Sekarang mari kita lihat ke kualitas sinematografi Indonesia. Bagaimana cara sutradar menampilkan bahwa suasana saat itu sedang sepi? Dia suruh sang aktor untuk berkata: SEPI SEKALI YA. Bagaimana cara sutradara mengungkapkan bahwa sang aktor sedang marah? Dia suruh sang aktor untuk berteriak-teriak dan memaki-maki. Dari kesemua paparan di atas kita bisa lihat bahwa pemahaman semiotika yang baik akan membantu kita terhindar dari kesalahan-kesalahan seperti di atas. Sebenarnya masih banyak hal praktis lainnya kalau harus dipaparkan. Tapi, kalau demikian, apa gunanya Extension Course ini kalau tidak bisa membuat Anda kemudian bisa membaca dan menemukan contoh lainnya secara mandiri. Setelah belajar semiotika, cobalah Anda temukan sendiri manfaat dan contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bidang-bidang lainnya dan juga dalam pekerjaan Anda.(*) Jika Anda berminat mendalami semiotika, klik: www.propublic.info |
No comments:
Post a Comment