[Attachment(s) from Melan Fitri included below]
Opera Tan Malaka dipentaskan bukanlah sebuah cerita, melainkan sebuah merupakan kolaborasi kesekian kali antara komponis Tony Prabowo dan libretis Goenawan Mohamad. Opera ini mulai dipersiapkan sejak setahun lalu. Sebagai sebuah perkawinan antara musik dan sastra ia menunjukkan kekhususannya. Ia bisa disebut "opera-esai", sebab yangwacana tentang salah satu tokoh terpenting revolusi Indonesia: Tan Malaka. Tidak ada aktor yang memerankan satu tokoh. Tidak ada dialog antar-peran. Tapi ada dua penyanyi aria dan dua pembaca teks yang terkadang bersilangan, terkadang paralel.
Dari segi ini, Tan Malaka boleh dikatakan "minimalis"—meskipun berlangsung dengan panggung yang didesain dalam gaya Konstruktivis Rusia—sesuai dengan apa yang hendak dikemukakan di pentas. Opera-esai ini sebuah penegasan atas satu segi yang penting dalam riwayat Tan Malaka: ketidakhadirannya. Ketimbang tampil seperti Seokarno-Hatta, misalnya, ia lebih banyak bergerak di bawah tanah, tidak hadir dalam persiapan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, tidak diketahui pula siapa yang membunuhnya, di mana makamnya yang sebenarnya. Semuanya masih sebatas misteri.
Dari segi musik, opera ini juga berbeda dari opera karya Tony Prabowo sebelumnya, seperti Kali atau The King's Witch. Bentuk komposisinya memang masih umum, di mana terdapat tema dan pengembangannya. Penggarapan musiknya masih konvensional, terutama karena masih mempermainkan melodi dan harmoni. Ia terbagi ke dalam lima bentuk besar: bagian yang mempunyai motif yang ritmis, berbentuk kanon dan counterpoint yang bebas; bagian yang berbentuk harmoni; bagian aria dengan gaya klangfarben, dengan irama yang lebih kompleks; bagian kwintet yang dibuat lebih kompleks, masing-masing mempunyai bagian tersendiri, dengan gaya polyryhthm dan counterpoint yang lebih bebas.
Opera Tan Malaka akan diselenggarakan pada hari Senin-Rabu, 18-20 Oktober 2010 pukul 20:00 WIB di Teater Salihara, sebagai rangkaian penutup Festival Salihara 2010.
Tiket pertunjukan ini sudah terjual habis. Kami menyediakan relay/broadcast multi kamera di Teater Atap saat pertunjukan Selasa-Rabu, 19-20 Oktober 2010. Terbuka untuk umum dan GRATIS. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi 0857-193-111-50 atau 0812-8184-5500..
Acara ini juga disertai program pra-pentas yang terdiri dari:
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi melan@salihara.org atau dita@salihara.org. Buku program Festival Salihara 2010 bisa diunduh di www.salihara.org.
Sampai bertemu di Komunitas Salihara!
Komunitas Salihara; Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520. Tel: 021-789-1202.
(Parkir terbatas, kami melayani pemesanan taksi di tempat.)
Dari segi ini, Tan Malaka boleh dikatakan "minimalis"—meskipun berlangsung dengan panggung yang didesain dalam gaya Konstruktivis Rusia—sesuai dengan apa yang hendak dikemukakan di pentas. Opera-esai ini sebuah penegasan atas satu segi yang penting dalam riwayat Tan Malaka: ketidakhadirannya. Ketimbang tampil seperti Seokarno-Hatta, misalnya, ia lebih banyak bergerak di bawah tanah, tidak hadir dalam persiapan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, tidak diketahui pula siapa yang membunuhnya, di mana makamnya yang sebenarnya. Semuanya masih sebatas misteri.
Dari segi musik, opera ini juga berbeda dari opera karya Tony Prabowo sebelumnya, seperti Kali atau The King's Witch. Bentuk komposisinya memang masih umum, di mana terdapat tema dan pengembangannya. Penggarapan musiknya masih konvensional, terutama karena masih mempermainkan melodi dan harmoni. Ia terbagi ke dalam lima bentuk besar: bagian yang mempunyai motif yang ritmis, berbentuk kanon dan counterpoint yang bebas; bagian yang berbentuk harmoni; bagian aria dengan gaya klangfarben, dengan irama yang lebih kompleks; bagian kwintet yang dibuat lebih kompleks, masing-masing mempunyai bagian tersendiri, dengan gaya polyryhthm dan counterpoint yang lebih bebas.
Opera Tan Malaka akan diselenggarakan pada hari Senin-Rabu, 18-20 Oktober 2010 pukul 20:00 WIB di Teater Salihara, sebagai rangkaian penutup Festival Salihara 2010.
Tiket pertunjukan ini sudah terjual habis. Kami menyediakan relay/broadcast multi kamera di Teater Atap saat pertunjukan Selasa-Rabu, 19-20 Oktober 2010. Terbuka untuk umum dan GRATIS. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi 0857-193-111-50 atau 0812-8184-5500..
Acara ini juga disertai program pra-pentas yang terdiri dari:
- Diskusi tentang "masa depan Tan Malaka" dengan pembicara Bonnie Triyana, pada hari Kamis, 14 Oktober 2010 pukul 16:00 WIB di Serambi Salihara
- Program apresiasi opera Tan Malaka dengan narasumber Suka Hardjana dan Goenawan Mohamad, pada hari Jumat, 15 Oktober 2010 pukul 16:00 WIB di Serambi Salihara
- Diskusi tentang "sejarah Tan Malaka" dengan pembicara Harry Poeze, pada hari Senin, 18 Oktober 2010 pukul 16:00 WIB di Galeri Salihara.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi melan@salihara.org atau dita@salihara.org. Buku program Festival Salihara 2010 bisa diunduh di www.salihara.org.
Sampai bertemu di Komunitas Salihara!
Komunitas Salihara; Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520. Tel: 021-789-1202.
(Parkir terbatas, kami melayani pemesanan taksi di tempat.)
__._,_.___
Attachment(s) from Melan Fitri
1 of 1 Photo(s)
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment