[Attachment(s) from Riri Prabandari included below]
Bali Benteng Terbuka 1995-2005: Otonomi Daerah, Demokrasi Elektoral, dan Identitas-identitas Defensif Sabtu, 23 Oktober 2010, 14:00 WITA, Danes Art Veranda Jl. Hayam Wuruk No. 159 Denpasar Henk Schulte Nordholt mencirikan Bali sebagai benteng terbuka, yang menerima pengaruh luar seraya berjuang melindungi diri darinya. Bali membutuhkan dunia luar (wisatawan, modal, dan tenaga kerja murah), tetapi rakyat pulau ini merasa terancam oleh kekuatan luar (investor besar, dekadensi Barat, dan Islam). Dalam buku ini, penulis mengupas bagaimana Reformasi di Indonesia telah memengaruhi hubungan kasta dan merombak hubungan kekuasaan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan desa. Sambil menyoroti peran geng-geng kriminal dan konflik kekerasan di tingkat lokal, Schulte Nordholt dalam karya ini juga mempertimbangkan janji yang ditawarkan demokrasi lokal. Buku yang berjudul Bali Benteng Terbuka 1995-2005: Otonomi Daerah, Demokrasi Elektoral, dan Identitas-identitas Defensif ini merupakan hasil penelitin Prof. Henk Schulte Nordholt selama tiga tahun di Bali. Pernah diterbitkan oleh NUS (National University of Singapore) pada tahun 2007, dalam versi bahasa Inggris. Tentang Penulis: Henk Schulte Nordholt adalah Guru Besar Sejarah Asia Tenggara di Universitas Erasmus Rotterdam. Ia belajar sejarah di Free University, Amsterdam dan lulus tahun 1980. Ia memperoleh gelar doktor dalam ilmu-ilmu sosial di universitas yang sama tahun 1988 dengan disertasi tentang sejarah sistem politik di Bali dan telah diterbitkan oleh KITLV Press tahun 1996 berjudul The Spell of power; A history of Balinese politics 1650–1940. Ia mengoordinir berbagai proyek penelitian yang melibatkan, baik peneliti Belanda maupun Indonesia. Kini beliau menjabat sebagai Kepala Penelitian di KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde), Leiden. |
__._,_.___
Attachment(s) from Riri Prabandari
1 of 1 Photo(s)
1 of 1 File(s)
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment