Undangan Diskusi Kamis, 22 April 2010, 16:00 WIB FILM, TUBUH PEREMPUAN, DAN SENSOR Pembicara: Novi Kurnia dan Intan Paramaditha Moderator: Veronica Kusuma Serambi Salihara Terbuka untuk umum & GRATIS Berbicara tentang sensor dalam dunia film, maka mayoritas aspek yang "digunting" adalah tema atau gambar tubuh perempuan. Salah satu contoh: film dokumenter karya Ucu Agustin, Perempuan: Kisah di Balik Guntingan (Kalyana Shira, 2008), menampilkan adegan-adegan penyensoran dalam Perempuan Punya Cerita (Kalyana Shira, 2008). Penyensoran itu menggunakan dalih moralitas, adat, karakter bangsa, dan agama. Mengapa tubuh perempuan sering menjadi sasaran sensor dalam film? Ada apa dengan tubuh perempuan? Ikuti diskusinya bersama Novi Kurnia, dosen Jurusan Komunikasi Fisipol UGM dan mahasiswa doktoral di Department of Women's Studies, Flinders University, Australia dan Intan Paramaditha, mahasiswa doktoral di Cinema Studies, New York University, Amerika Serikat. Diskusi akan dipandu oleh Veronica Kusuma, seorang kritikus film. Acara ini adalah bagian dari V Film Festival dan disponsori oleh Hivos. http://www.facebook hadiri juga acara pemutaran film dan program V Film Festival 2010 di Salihara. Rabu, 21-27 April 2010 Wednesday, April 21-27, 2010 V FILM FESTIVAL Terbuka untuk umum & GRATIS Open to the public & FREE ADMISSION Kamis, 22 April Thursday, April 22 14:15 Four Wives, One Man (Serambi Salihara) 16.00 Diskusi Film, Tubuh Perempuan dan Sensor (Serambi Salihara) 19:00 Jamila dan Sang Presiden (Serambi Salihara) Jumat, 23 April Friday, April 23 14:15 Annas Sommer (Serambi Salihara) 16:30 Rough Aunties (Serambi Salihara) 19:00 The Sari Soldiers (Serambi Salihara) Sabtu, 24 April Saturday, April 24 10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara) 14:15 Cover Girl Culture (Serambi Salihara) 19:00 Elegy (Serambi Salihara) Minggu, 25 April Sunday, April 25 10:00 Youth Workshop (Galeri Salihara) 14:15 All My Failed Attempts (Serambil Salihara) 16:30 Say My Name (Serambi Salihara) 19:00 Du Ska Nog Se Att Det Gar Over - Don't Worry It's Just a Phase (Serambi Salihara) Senin, 26 April Tuesday, April 26 14:15 Lovely Luna (Teater Salihara) 16:30 The Gift from Beate (Teater Salihara) 19:00 International Shorts (Teater Salihara) V Film Festival adalah sebuah festival film internasional yang bersifat independen dan nirlaba, digagas oleh Kalyanashira Foundation, Komunitas Salihara, Yayasan Jurnal Perempuan, dan Kartini Asia Network. Festival ini mempromosikan dan mendukung film-film terkait isu perempuan yang disutradarai oleh perempuan. Pada tahun ini, fokus V Film Festival adalah identitas, keberagaman, dan generasi muda—dengan tujuan mempromosikan ide kesetaraan dalam keberagaman yang membentuk identitas, terutama di kalangan anak muda/remaja. Menampilkan lebih dari 40 film dari 16 negara, V Film Festival tahun ini juga akan menggelar program khusus "Debut", yang akan memutar karya-karya perdana sejumlah sutradara perempuan Indonesia seperti Nia Dinata, Lola Amaria, Nan T Achnas, Ratna Sarumpaet, dan Sekar Ayu Asmara. selain pemutaran film, Festival ini akan menggelar workshop dengan tema Pluralisme dan Remaja, dan diskusi tentang Film, Tubuh Perempuan dan Sensor. Festival kedua ini mengambil tempat di Komunitas Salihara, Goethe Institute dan Kineforum Taman Ismail Marzuki (TIM). ============ V Film Festival is an independent, non-profit, international film festival conceived by the Kalyanashira Foundation, Komunitas Salihara, Yayasan Jurnal Perempuan, and Kartini Asia Network. The Festival promotes and supports films related to women's issues directed by women. This year, the focus of the V Festival is identity, pluralism and youth—meant to promote the idea of equality in diversity that shapes identity especially amongst young people. Presenting more than 40 films from 16 countries, V Film Festival this year will also present a special program titled "Debut" screening the first works of several Indonesian women directors like Nia Dinata, Lola Amaria, Nan T Achnas, Ratna Sarumpaet, dan Sekar Ayu Asmara. Besides film screenings, the festival will hold a workshop with the theme Pluralism and Youth, and a discussion on Film, Women's Bodies, and Censors. This second festival will be held at Komunitas Salihara, Goethe Institute and Kineforum Taman Ismail Marzuki (TIM). http://www.facebook |
__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment