PEACE | FACETOFACE
Pameran Komunitas Air Gunung
Kurator : Wicaksono Adi
Pembukaan : Sabtu, 21 Nopember 2009 pukul 19:30
Dibuka Oleh : Syakieb A. Sungkar
Tempat : Tujuh Bintang Art Space
Jl. Sukonandi 7 Yogyakarta 55166
Musik : Rames Band & Primitive Democration
Performance : Fashion Show "Batik Kembang Keli" Batik Kertek Wonosobo
Karya Yohanes Wiera
Pameran : Tanggal 21 Nopember 5 Desember 2009 - pukul 10:00 20:00 WIB
------------
Yang patut dihargai dari para pelukis Wonosobo ini adalah pilihannya untuk menggunakan teknik representasional melalui cara kerja melukis realistik. Kita ingat bahwa dalam seni rupa atau seni visual secara umum lazim dikenal pembedaan antara jenis seni rupa representasional dengan seni rupa non-representasiona
Berbeda dengan seni rupa representasional, seni non-representasiona
Karya-karya seniman Wonosobo ini jelas mengambil jalur representasional. Dan menghadapi karya-karya lukisan semacam itu penonton diajak untuk menyelami makna berdasarkan elemen-elemen yang muncul di kanvas lalu dihimbau untuk mencari acuan-acuan referensial yang umum. Orang mengenal Bill Gates sebagai kampiun dunia komputer, Gandhi, Dalai Lama dan Aung San Suu Kyi sebagai pejuang kemanusiaan. Kita diajak untuk memberi makna baru dari acuan tersebut melalui elemen-elemen tambahan yang dilekatkan di sana. Ada elemen hijau daun rerumputan pada wajah Bill Gates dan Suu Kyi, ada batu-batu yang menyusun wajah Gandhi, gambar cicak (yang menggambarkan kekonyolan sirkus hukum yang dipertontonkan sebagian elite di Indonesia yang akhir-akhir ini poluler dengan ungkapan "buaya melawan cicak") pada lukisan Mr. Bean, dan seterusnya. Selain lukisan berobjek individu-individu besar, kita juga menemukan lukisan yang menggambarkan dunia jungkir balik kota besar yang agak menakutkan (Metropolis, karya Agus Handoko).
More info :
www tujuhbintang.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment