Saturday, November 7, 2009AKU PENYAIRSebungkus Kenangan yang membakar semangat saya luar dan dalam untuk menjadi penyair; meninggalkan Sekepal Tanah, Sebenua Suluk, Setanah Nurani, Seekspresi, si al falsifusi dan semua la yang sedang tandatangan borang pencen penyair. Saya terhenti lama menulis blog kerana sibuk menguruskan Pertemuan Penyair Nusantara di Kuala Lumpur pada 20-22 November 2009. Acara ini diadakan di Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur. Ia merupakan anjuran PENA dengan kerjasama DBP, JKKN, ITNM. Para penyair, penulis, peminat sastera dijemput untuk menyertainya. Yuran RM20. Makan minum disediakan tetapi pengangkutan dan penginapan tanggungan sendiri. Ramai penyair dari Indonesia, Thailand, Singapura, dan Brunei telah mengesahkan kehadiran. Maklumat lanjut boleh ditanya terus ke emel saya smzakir90@gmail. Apa yang menarik untuk saya menulis di blog hari ini ialah tentang beberapa orang penyair hebat teman-teman baik saya sedang mengisytiharkan untuk 'Berhenti Jadi Penyair'. Penyair Sekepal Tanah, Benua Suluk dan saya sedang menunggu penyair Tanah Nurani, si Ekspresi (yang tak ekpres) dan al Falsifusi pula mengisytiharkannya. Tentunya saya kejam apabila menyatakan pengisytiharan itu sebaliknya memberikan dorongan untuk saya tiba-tiba menjadi penyair (seorang penyair nostalgia kg jasa juga sedang bersemangat seperti saya untuk menggantikan penyair yang berhenti). Saya sungguh bersemangat untuk menjadi penyair sekarang. Apatah lagi saya menerima sebuah buku puisi yang terselit kad nama, semasa mengumpulkan puisi-puisi luar negara - membakar semangat saya untuk menjadi penyair. Maka saya dan penyair kg jasa tadi bangun dengan semangat membara untuk jadi penyair ketika para penyair sedang menggantungkan pena mereka. Hidup penyair! (kami berdua je la, korang berhenti la). Saya pun menulis puisi demi 'Sebungkus Kenangan' yang membakar saya luar dan dalam untuk menjadi penyair. Betul-betul membakar... (he he) Puisimu aku jatuh cinta menatap puisimu terumbar foto terbau melati rambutmu mungkinkah aku menyelak rambutmu butir angin terbias matahari yang masuk dari jendela atau pintu puisimu yang menderu suaramu yang jauh hanyut dari matahari kata gelincir di bumi makna tanpa aku tahu bahawa kau adalah segumam rindu yang mencicip di telingaku oleh kenangan putusputus di tangan sejarah terpisah laut kaukah yang menghantarkan aku puisi terbau melati mungkin sekali lagi ingin aku bertanya kaukah yang menghantar puisi terbau melati atau sekali lagi aku bertanya ataukah aku yang hanya terbau melati dan belati menusuk dadaku mati S.M. Zakir Rumah PENA 21 Oktober 2009 Subscribe to: Posts (Atom) |
Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman
Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang!
__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment