Nusa Bali - Senin, 18 Mei 2009. BALI bukan saja sebagai penyumbang besar dalam upaya melestarikan arisitektur zaman Majapahit (abad 13-15), tapi juga pelestari budaya, agama, bahasa, dan sastra nenek moyang Majapahit. Bahkan, Kitab Negarakertagama manuskrip kuna tentang sejarah Kerajaan Majapahit, bukannya ditemukan di Pulau Jawa, melainkan di Pulau Bali dan Lombok. Naskah pujasastra itu cukup otentik, karena digubah oleh pujangga yang hidup di zamannya. Bayangkan jika manuskrip kuna itu tidak dilestarikan masyarakat Bali, bangsa Indonesia pastinya akan kehilangan referensi besar tentang sejarah Majapahit. Negarakertagama adalah salah satu naskah kuna sebagai referensi sejarah Majapahit. Namun, untuk mempelajari sejarah Jawa (Majapahit), pada saat itu para sarjana Belanda hanya mengandalkan transkripsi prasasti dan naskah kuna Babat Tanah Jawi (BTJ) gubahan abad ke-19, seperti yang dilakukan Dr JLA Brandes. Sebagai perbandingan, Brandes yang ahli bahasa Jawa Kuna, juga mempelajari tiga eksemplar manuskrip Pararaton dalam bentuk.kropak abad 17. Naskah asing yang juga dijadikan referensi tentang sejarah Jawa, di antaranya, Sejarah Dinasti Yuan dan Ying-yai Sheng-lan, catatan peijalanan Ma Huan dari Tiongkok ke Indonesia. Hasil penelitian Brandes tentang naskah Pararaton, sebenarnya telah siap 1893 silam, namun baru dimuat pada 1896 dalam seri VBG No XLIX dengan judul Pararaton (Ken Arok) of het Di antara prasasti-prasasti yang dipelajari Krom itu, berasal dari zaman Singasari dan Majapahit. Dengan demikian, terbitan Krom menambah sumber sejarah penting tentang Singasari dan Majapahit yang lebih dapat dipercaya daripada Pararaton dan Negarakretagama. Di samping itu, Krom juga berhasil menerbitkan terjemahan Prasati Prapancasarapura (1912), Prasasti Berumbung (1916). Prasasti Batur (1916), dan Prasasti Trowulan (1919), disamping Het Oud-Javaansche lofdicht Nagarakretagama van Prapanca (1365 AD), di 'sGiavenhage, 1919. - Sepeninggal H Kem tahun 1917, Negarkertagama terbitannya digarap NJ Krom dengan beberapa perbaikan dan tambahan yang diterbitkan pada 1919. Juga, Pararaton karya Brandes digarap lagi dengan bantuan beberapa sarjana lain dan diterbitkan dalam seri VBG LXII tahun 1920. Yang perlu dicatat di sini, kepercayaan Krom terhadap Negarakertagama terlalu besar, lebih besar dari kepercayaannya kepada Pararaton.
|
----- Original Message -----From: Dhani IqbalSent: Monday, September 21, 2009 11:54 PMSubject: Re: ClubTravel > 650 Tahun Rute Kerajaan Majapahit
Menurut penulisnya, itu pernyataan dari arkeolog Unesa, Hanan Pamungkas.
Salam.
--- On Tue, 9/22/09, anthonyrayindra@yahoo.com <anthonyrayindra@yahoo.com > wrote:
From: anthonyrayindra@yahoo.com <anthonyrayindra@yahoo.com >
Subject: Re: ClubTravel > 650 Tahun Rute Kerajaan Majapahit
To: ClubTravel@yahoogroups.com
Date: Tuesday, September 22, 2009, 1:49 PM
Rasanya huruf Pali, dg bahasa Sansekerta?
From: "mediacare" <mediacare@cbn. net.id>Date: Tue, 22 Sep 2009 13:43:11 -0700To: <ClubTravel@yahoogro ups.com>Subject: Re: ClubTravel > 650 Tahun Rute Kerajaan MajapahitBukan tulisan Bali Kuno, tapi mungkin yang tepat Kawi, atau Sanskerta?Please add my Facebook:Radityo IndonesiaMediacare Indonesia----- Original Message -----From: Dhani IqbalSent: Monday, September 21, 2009 11:22 PMSubject: ClubTravel > 650 Tahun Rute Kerajaan Majapahit
650 Tahun Rute Kerajaan Majapahit
Oleh Amelia Wulan P
Dalam catatan sejarah, kerajaan Majapahit pernah dikenal sebagai pusat ekonomi dan budaya di sejumlah kawasan di Nusantara. Kejayaannya terjadi saat ia berada dibawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Salah satu sumber pengetahuan utama tentang kerajaan Majapahit pada abad ke-14 itu terdapat pada Kakawin Nagarakretagama (Desawarnana) . Naskah kuno itu ditulis oleh Mpu Prapanca dengan huruf dan bahasa Bali Kuno. Salah satu topik utamanya adalah kunjungan kerja Raja Hayam Wuruk beserta keluarga dan pejabat tingginya ke wilayah kekuasaannya di bagian timur Jawa pada sekitar September - Desember 1359 Masehi.
Selanjutnya klik http://wisataloka. com/kultur/ 650-tahun- rute-kerajaan- majapahit/
Salam,
TM. Dhani Iqbal
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment