Jurnal Sastratuhan Hudan: sapardi djoko damono - gerimis jatuh
- kepada arifin c. noer
gerimis jatuh kaudengar suara di pintu
bayang bayang angin berdiri di depanmu
tak usah kauucapkan apa apa; seribu kata
menjelma malam, tak ada yang di sana
tak usah; kata membeku, detik
meruncing di ujung Sepi itu
menggelincir jatuh
waktu kaututup pintu. belum teduh dukamu
============
apakah penyebab seseorang berduka? kalau benar kata orang sesudah kelahiran sebuah teks maka puisi sepenuhnya menjadi milik pembaca, maka pertanyaan itu bisa saya ubah dengan dua kemungkinan: apakah penyebab sang penyair berduka? apakah penyebab sang aku lirik dalam syair ini yang memakai tehnik "kau" untuk menyebutkan "aku" dalam puisi, berduka? ataukah "kau" di dalam puisi adalah suatu isyarat kehadiran "orang kedua", yang disapa aku-pencerita sebagai "kau". ke mana pun arah yang hendak kita layarkan, pertanyaannya tetap juga: apakah penyebab kita fakta dan kita fiksi, berduka? jelas suatu puisi tak kan lahir tanpa seorang penyair. aku-lirik tak kan ada tanpa aku sang penyair yang menorehkan sebuah puisi. maka cukup alasan untuk kembali kepada pertanyaan: apakah gerangan yang membuat sang penyair mencatatkan duka-nya ke dalam puisi?
dalam buku syair "duka Mu abadi", sapardi memasang sebuah puisi bernama "prologue", sebagai pintu masuk ke dalam buku syairnya. dari pemakaian m dengan huruf kapital jelas kita langsung tahu apa yang hendak dikatakan sang penyair, atau sang pengarang puisi yakni sapardi djoko damono. bahwa duka yang dibuat sang pencipta semesta. dan itu artinya nasib yang menimpa dunia dan seisinya. nasib buruk dan nasib baik. bahagia dan derita. kehilangan dan kebersatuan. semua itu adalah dukaMu abadi. semua itu adalah dukaMu ya Tuhanku.
maka duka adalah sebuah persoalan bukan sekedar keseharian, tapi dari keseharian yang telah diangkat watak kesehariannya dan kini naik mempertanyakan segala hal-ihwal. dunia benda diangkat ke dunia makna. apa yang terjadi di balik peristiwa yang menimpa dunia dan manusia, itulah yang hendak diacu oleh kata duka itu. jadi duka adalah sebutan untuk sebuah keprihatinan. untuk sebuah situasi merenung akan tiap hal-ihwal manusia dan dunianya. duka adalah situasi tanpa debar dan denyar fisik lagi, tapi suatu geliat agar fenomena kehidupan disingkapkan wataknya dan saat "tersingkap" itulah, suatu ucapan keluar dari mulut sang penyair: dukaMu ini ya tuhanku, ternyata abadi sifatnya. abadi dari suatu pengertian inilah nasib dunia sampai waktu akhir itu kelak ada.
tetapi kita tahu melalui dedikasi sajak ini, kau di sana adalah kau seorang penyair lain. kau seorang manusia lain yakni arifin c noer. tapi sekali lagi kita pembaca boleh saja menghilangkan fakta dalam fiksi yakni kehadiran sebutan arifin c noer, dan kembali atau kita kembalikan puisi ke dalam suatu solitaire sang penyair dengan memindahkan dirinya ke dalam puisi, sebagai "aku" yang menyebut dirinya dalam puisi sebagai "kau".
__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment