Friday, August 27, 2010

[ac-i] Buku "Muslim Feminis" (Telah Beredar)

 

Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam
Mohamad Guntur Romli

Ibn Thufayl, seorang filsuf muslim abad ke-12 dari Andalusia (Spanyol) menulis roman filsafat berjudul "Hayy bin Yaqdlân" yang berarti "Si Hidup Anak Si Sadar". Pesan Ibn Thufayl dalam roman ini sangat jelas: Kehidupan hanya milik mereka yang punya kesadaran.

Buku ini mengisahkan tentang kesadaran yang baru tumbuh. Kesadaran yang membangkitkan gairah untuk berubah dan maju. Kesadaran untuk bangkit yang sering disebut sebagai "nahdlah". Era ini bermula dari Mesir di awal abad ke-19.

Buku ini mengulas secara panjang lebar polemik kemunduran di abad-abad pertengahan tentang kekuasaan dinasti "bekas-budak" (Mamalik) yang merentang hampir lima abad—dengan pasang surutnya hingga ekspedisi militer Prancis yang dipimpin Napoleon Bonaparte 1798. Benarkah ekspedisi militer Prancis itu sebagai awal kebangkitan umat Islam atau mereka seperti penjajah Eropa lainnya?

Tiga generasi yang diulas adalah Syaikh Rifâ'ah al-Thahthâwî (1801-1873), Syaikh Muhammad 'Abduh (1849-1905) dan Qâsim Amîn (1863-1908). Tiga "laki-laki baru" ini di periode "nahdlah" yang memberikan penghormatan, pengakuan dan perhatian terhadap perjuangan perempuan. mereka laki-laki yang melancarkan kritik yang sengit pada kaum laki-laki yang mematok standar dan cara pandang yang bias laki-laki yang meminggirkan peremouan. Apabila sebelum ini diceritakan bahwa "nahdlah" hanya dilekatkan dengan agenda-agenda besar seperti kemerdekaan, kemajuan dan kesejahteraan umat Islam. Melalui tiga tokoh tadi—al-Thathâwî yang mengawali "nahdlah" dari kaum intelektual, hingga 'Abduh dan Qâsim yang memiliki kontribusi besar terhadap ide "nahdlah"—agenda perempuan tak bisa dipisahkan dari sejarah "nahdlah". Pengakuan terhadap kesetaraan dan kebebasan perempuan adalah anak kandung yang lahir dari rahim "nahdlah".

Seperti pesan Ibn Thufayl: hidup hanya milik mereka yang sadar. Melalui sejarah "nahdlah" ini kita diajari: tak ada kesadaran tanpa keterlibatan perempuan.

--------------------

Komentar untuk buku ini:

Keunikan buku ini bukan hanya terlihat dari judulnya, melainkan juga pada motivasi penulisannya. Mohamad Guntur Romli salah seorang feminis muslim dari kalangan NU—saya lebih suka menyebutnya "santri feminis"— menulis buku ini sebagai mahar buat isteri tercinta yang juga muslimah feminis, Nong Darol Mahmada.

Musdah Mulia, penulis buku "Muslimah Reformis"

Kelebihan buku ini adalah pengemasannya dari perspektif sejarah yang memberikan gambaran luas secara sosial- politik tentang pemikiran feminis di dalam kehidupan budaya Islam di Timur Tengah.  Pemahaman sejarah menempatkan isu-isu feminis sebagai perjuangan kesetaraan yang berangkat dari perjuangan sosial dan bukan (hanya) agama. Buku ini menurut saya memberikan gambaran tersebut. Pun juga sebuah perkawinan adalah utamanya berbuat adil secara sosial, antara seorang laki dan perempuan. Selamat untuk Nong dan Guntur.

Gadis Arivia, pendiri Jurnal Perempuan dan penulis buku "Filsafat Berperspektif Feminis"


Buku ini mengulas tiga "laki-laki feminis", yakni Syaikh Rifa'ah at-Thahthawi (1801-1873), Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905) dan Qasim Amin (1863-1903) yang mendobrak kebekuan pemikiran tentang teologi perempuan. Ia melontarkan kritik sengit terhadap pandangan teologis yang dalam alam bawah sadar mereka memiliki kebencian dan inferioritas terhadap perempuan. Melalui tiga tokoh laki-laki feminis ini, agenda kesetaraan dan keadilan gender, sungguh, tidak dapat dipisahkan, dan harus menjadi bagian dari paradigma gerakan pembaruan pemikiran dan aksi masyarakat  Islam, terutama masyarakat Islam di Indonesia.

Neng Dara Affiah, Komisioner Komnas Perempuan, penulis buku "Muslimah Feminis"

===============

Judul: Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam
Penulis: Mohamad Guntur Romli
ISBN: 978-979-19-4664-3
Ukuran: xlix + 250 hlm; 14.5 x 21 cm
Harga: Rp. 60.000
Penerbit: Freedom Institute, Juli 2010

Untuk membaca "Pembuka" dari buku ini silakan klik:
http://guntur.name/2010/07/07/121/

Untuk membaca"Pendahuluan" dari buku ini silakan klik:
http://guntur.name/2010/08/27/pendahuluan-muslim-feminis/

Buku ini sudah beredar di toko-toko buku seperti Gramedia. Untuk distribusi silakan kunjungi:

http://nalar.co.id/muslim-feminis-polemik-kemunduran-dan-kebangkitan-islam-1612.php

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment