Sunday, August 8, 2010

[ac-i] Antara Columbus, Dendeng Balado dan Masa Depan

 

Banyak orang yang menghabiskan hidup untuk berpikir terlalu keras untuk merancang apa yang disebut dengan masa depan, seolah-olah masa depan itu begitu mudah dibayangkan dengan parameter-parameter yang ada sekarang.

Padahal kenyataannya, hampir di setiap detik hidup kita, kita dihadapkan pada persimpangan-persimpangan jalan yang harus kita pilih untuk kita jalani untuk kembali bertemu persimpangan-persimpangan lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Apa yang kita dapatkan hari ini tidak lain adalah akumulasi dari segala keputusan yang kita ambil sendiri atau keputusan yang diambil oleh orang yang memiliki kekuasaan terhadap diri kita, sejak kita lahir sampai detik ini.

Ketika mengalami sebuah kejadian yang tidak mengenakkan atau yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, banyak dari kita merasa di depannya tidak ada lagi hal baik apapun yang kita dapatkan. Begitu pula sebaliknya saat mendapat hal yang menguntungkan banyak dari kita yang bersikap seolah-olah, hal-hal buruk tidak akan mungkin terjadi di belakang keberuntungan itu. Padahal kenyataannya di depan kita selalu menunggu banyak persimpangan jalan yang bisa membawa kita ke berbagai arah dengan jumlah kemungkinan yang tidak terhingga. Sehingga seperti apa masa depan itu, sama sekali tidak bisa diprediksikan bahkan tidak bisa kita bayangkan pada hari ini.

Banyak dari kita yang karena hidup dalam abad teknologi canggih ini, karena melihat berbagai kecanggihan teknologi di sekitar kita lalu berpikir bahwa apa yang kita lihat dan kita nikmati belakangan ini (seperti internet, pesawat terbang dan televisi) adalah hasil dari sebuah pemikiran yang dirancang begitu serius dari awal sampai akhir, sehingga bisa sempurna seperti yang kita nikmati hari ini. Padahal kalau semua itu kita amati dengan cermat, semua teknologi canggih hari ini adalah kumpulan dari berbagai kebetulan yang saling bersinggungan dengan kebetulan yang lain sehingga apa yang kita lihat hari ini pun tercipta.

Alam terutama manusia adalah yang paling pertanggung jawab atas tak terprediksikannya masa depan itu, karena sifat dan perilaku manusia itu sangat kompleks dan sering penuh kebetulan. Bahkan sebuah kekeliruan yang dilakukan seorang anak manusia bisa mengubah wajah dunia secara ekstrim di masa depan, sehingga masa depan itu tidak pernah terbayangkan oleh orang yang hidup di masa sekarang.

Suatu kejutan yang tak bisa diprediksikan itu sebut saja misalnya peristiwa lahirnya seorang manusia eksentrik yang belakangan dikenal dengan nama Columbus. Dia lahir beberapa abad yang lalu di sebuah negara eropa bernama Genoa (sekarang masuk teritori Italia).

Pada paruh akhir abad ke-15, Columbus dengan keeksentrikannya yang karena percaya teori yang mengatakan bahwa Bumi itu bulat (berlawanan dengan kepercayaan banyak orang pada masa sebelumnya yang percaya bumi ini datar), lalu  merencanakan sebuah ide gila untuk melakukan pelayaran menuju India melalui arah yang berlawan dengan kebiasaan umum. Ide gila Columbus berakhir dengan sebuah kekeliruan fatal yang mengubah total masa depan sesudahnya, yang sama sekali tidak pernah bisa dibayangkan oleh orang-orang yang hidup di masa sebelumnya.

Tanpa disadari oleh Columbus sendiri, ternyata ide gilanya ini ternyata telah membawanya ke benua yang sekarang kita kenal dengan nama Amerika. Sebuah Dunia yang lama sekali terputus sejarahnya dengan belahan dunia lain (Asia, Eropa dan Afrika).

Meskipun dalam kajian linguistik terbaru, ilmuwan menemukan adanya beberapa kata dalam bahasa suku-suku Indian Amerika yang memiliki kemiripan dengan bahasa Mesir kuno, yang berarti pernah ada pertukaran budaya antara kedua peradaban ini. Tapi selama ribuan tahun, generasi manusia yang hidup di dunia lama, sama sekali tidak pernah menyadari bahwa di planet ini ada benua lain selain Asia, Eropa dan Afrika yang juga didiami manusia. Dalam masa ribuan tahun sebelum Columbus punya ide gila itu, oleh orang-orang dunia lama, dunia dimengerti sebagai sebuah dunia dengan segala pulau dan benua yang minus Amerika.

Kitab-kitab suci (yang semuanya turun sebelum Columbus lahir) menjelaskan tentang tingkah polah manusia dan hukuman Tuhan yang diturunkan kepada mereka, semua yang bercerita tentang tingkah polah manusia yang hidup di dunia lama, tanpa pernah menyinggung tentang adanya manusia yang hidup di dunia baru. Segala konflik antar manusia, antar ras, antar suku dan antar keluarga yang diceritakan dalam kitab suci, semuanya merujuk pada konflik manusia-manusia di dunia lama. Belakangan mungkin ada beberapa ahli tafsir kitab suci entah dari agama apa yang berhasil menafsirkan beberapa teks kitab suci agama mereka sehingga menyimpulkan bahwa teks tersebut sebenarnya bercerita tentang benua Amerika. Tapi penafsiran seperti ini, mustahil bisa ada kalau Columbus tidak pernah sampai di sana.

Bahkan sampai akhir hayatnya, Columbus sendiri tidak pernah menyadari kalau sebenarnya dia sudah melakukan sebuah kekeliruan besar dan dia pun sama sekali tidak pernah menyadari kalau sebenarnya dia tidak pernah mencapai India. Sampai akhir hayatnya, Columbus menyangka ide gilanya itu berhasil dengan sukses dan dia menyangka kalau dia benar-benar sudah sampai di India. Columbus pun sangat bangga dengan pencapaiannya itu dan dia pun meninggal dengan keyakinan yang kuat bahwa bumi itu BULAT.

Padahal kenyataannya, meskipun kesimpulan akhir Columbus bahwa bumi itu BULAT, benar adanya, tapi kesimpulan itu dia buat berdasarkan asumsi yang salah, yaitu dia bisa berlayar mencapai INDIA, melalui jalur yang berlawanan dengan kelaziman yang berlaku pada masa itu.

Berdasarkan pengetahuan yang kita ketahui sekarang, sebenarnya saat itu Columbus baru saja menemukan sebuah dunia baru yang dalam kurun waktu lama tidak pernah dikenal oleh orang-orang yang hidup di dunia lama.  

Akibat dari ide gila Columbus dan kekeliruan yang dibuatnya itulah, sekarang kita mengenal negara adidaya bernama Amerika yang menjadikan diri sebagai polisi dunia, akibat kekeliruan Columbus itu pula kita mengenal sebuah negara bernama Brazil yang 5 kali menjadi juara dunia sepakbola dan juga akibat kekeliruan Columbus, sekarang kita mengenal seorang maestro sepakbola bernama Lionel Messi dan Diego Maradona.

Tapi yang lebih ekstrim dari itu adalah bagaimana ide gila Columbus dan kekeliruan yang dibuatnya telah memodifikasi perilaku dan kebiasaan bahkan selera moyang kita sehingga menjadi berbeda total dengan selera kita hari ini.

Kekeliruan Columbus membuat dunia baru terkoneksinya dengan dunia lama, sehingga terjadilah pertukaran tanaman dan ternak antara dua dunia yang terisolasi dalam waktu cukup lama itu.

Akibat interkoneksi itu, moyang kita jadi mengenal tanaman bernama cabai, kentang, jagung, coklat dan lain sebagainya. Sebaliknya, orang di dunia baru jadi mengenal yang namanya Ayam, Kopi sampai Kuda.

Cabai, tanaman pedas dari dunia baru itu dibawa ke eropa dan kemudian orang Portugis membawanya ke Goa, India lalu dari sana menyebar ke seluruh Asia (Termasuk Nusantara) baik menyebar secara tidak sengaja karena dibawa oleh burung yang menyukai cabai karena tidak memiliki syaraf perasa yang bisa merasakan pedas ataupun melalui manusia sendiri.

Keberadaan Cabai di negeri ini kemudian memodifikasi total selera suku-suku di Nusantara terhadap rasa makanan yang sehingga tentu saja mempengaruhi sebagian besar kuliner suku-suku Nusantara.

Tanpa adanya ide gila dan kekeliruan fatal yang dibuat Columbus, kita tidak akan pernah mengenal kuliner semacam sayur Masam Jing, Asam Ke'eng, Ayam Betutu, Daun Singkong Rebus bumbu Cabe Hijau bahkan Dendeng Balado yang merupakan masakan best seller di setiap warung Padang yang tersebar di pelosok Nusantara.

Dari cerita di atas kita bisa melihat bagaimana masa depan bisa menjadi sangat berbeda dengan yang bisa kita bayangkan hari ini, akibat dari sebuah peristiwa yang tidak mungkin bisa terbayangkan di masa sekarang.

Kejutan-kejutan dan kejadian-kejadian yang tak terprediksikan semacam ini baik karena kehadiran manusia semacam hitler atau karena kejadian alam yang luar biasa seperti Tsunami, terus terjadi dari masa ke masa tanpa pernah bisa kita bayangkan sebelumnya, tapi ketika dia datang dia mengubah total peradaban yang ada.

Makanya, aneh sekali rasanya melihat ada orang menghabiskan hidup untuk berpikir terlalu keras untuk merancang apa yang disebut dengan masa depan yang dia sendiri sebenarnya tidak pernah tahu seperti apa bentuknya.

Padahal kalau kita pikir-pikir bukankah lebih baik dan jauh lebih logis kalau kita berbuat sebaik-baiknya saja hari ini dengan standar-standar yang ada pada hari ini pula...Masa depan nanti akan seperti apa, nanti kita akan ketahui bersama setelah masa itu tiba.

Tapi kembali, itulah ajaibnya dunia dan menariknya masa depan yang tidak pernah bisa dibayangkan dan terprediksikan itu.

Ketika ada orang berpikir terlalu keras untuk merancang apa yang disebut dengan masa depan dan lalu membuat kesalahan. Malah seperti Columbus, kesalahan yang dia lakukan itulah yang kemudian mengubah wajah dunia, menjadi dunia yang sangat berbeda. Dunia yang sama sekali tidak pernah bisa dibayangkan oleh orang-orang yang berasal dari generasi sebelumnya.

Wassalam

Win Wan Nur

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment