Saturday, August 14, 2010

[ac-i] Fwd: [mimbar-bebas] Willie Nelson -- Oleh IBA SUDHARSONO

 

Semoga cepat diterbitkan kumpulan cerpennya.
Salam, Bismo DG, Praha

---------- Forwarded message ----------
From: May Teo <subang@singnet.com.sg>
Date: 2010/8/14
Subject: [mimbar-bebas] Willie Nelson -- Oleh IBA SUDHARSONO
To: GELORA <GELORA45@yahoogroups.com>, mimbar-bebas@yahoogroups.com, RumahKitaBersama@yahoogroups.com
Cc: IBA RURI <tambora@club-internet.fr>


 

Baru terima beberapa karya cerpen Iba Sudharsono yang dikirim oleh penulisnya sendiri. Tersentuh dengan curahan emosi yang mendalam dan mencekam, aku tergerak mengirimnya kepada teman teman untuk kita nikmati bersama. Isi cerita demikian sederhana dan tulus, mengelus perasaan, refleksi dari universal human emotion tak mengenal bendungan agama, kepercayaan maupun tapal batas nasionalisme, juga lepas dari sisi pandangan ideologi politik yang membelah bumi. Yang terwujud hanya kesamaan kemanusiaan.

 

May Swan

 

Willie Nelson

 

Cerpen oleh

 

 Iba Sudharsono

 

    Musik di mobilku mengalun tenang. Kira-kira dua tahun yang lalu radioku dicuri orang, dan baru sekarang aku pasang kembali radio dengan alat untuk CD, sehingga aku juga bisa pasang CD. Dan entah mengapa pula, kok aku beli CD Willie Nelson.

 

           Kami pulang kerja, aku bawa seorang kolega, wanita, jururawat. Kami sama-sama penggemar jazz , bleus dan country.

 

    "Siapa yang menyanyi ini?". Seniman musik country yang satu ini tak dikenal di Prancis. Padahal seorang seniman besar.

 

           "Suaranya sensuel sekali, tadi aku lihat di RS ketika istirahat kau putar terus lagunya"

 

           "Kau jangan ketawa, aku sekarang ini kaya teenagers saja. Baru menemukan hp bisa dijadikan radio, bisa dipakai mendengarkan musik. Kemarin malam sampai jauh malam aku utak-utik komputerku untuk bisa mengsinkronisasikan dengan hpku, mengalihkan musik dari kompi ke hp."

           

           "Cerita musik ini khusus", kataku lagi.

 

            "Mungkin sekitar limabelasan tahun yang lalu, aku bertemu dengan seorang anak muda. Dia suka musik, pandai sekali main biola, sampai bisa main di orkes conservatorium di negerinya. Kami bicara musik, terutama dia, dan aku hanya mendengarkan karena aku tidak tahu apa-apa. Terus dia berikan dua kaset: Willie Nelson & Kenny Rogers, dan U2.

 

         "Coba Tante dengarkan", katanya.

 

         Aku langsung menyukai U2.

 

  "Bagus ya?"

 

"Bawa saja. Buat Tante", katanya senyum.

 

"Lha kamu? 'Kan kamu suka juga?".

 

"Nggak apa-apa, bawa saja", dengan sungguh-sungguh.

 

"Betul, ya? Wah, trimakasih banyak", kataku senang sekali.

 

Terasa hangat di hati, anak muda ini sungguh-sungguh, tulus dan begitu baiknya. Sejak itu kaset itu sering aku putar di mobilku. Dan semakin aku putar, terutama Willie Nelson, semakin aku menyukainya. Aku bertrimakasih pada yang telah memperkenalkannya padaku. Mobilku bisa berganti, radioku juga, tapi kaset itu biasanya aku bawa. Sampai entah mengapa, kaset itu tidak di mobil lagi. Dan anak muda itu juga suatu hari yang naas pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Nasibnya tragis, dua-tiga tahun setelah memberikan kedua kaset kepadaku, anak muda yang brilyan itu, bunuh diri.   Sehingga kalau memutar kaset itu aku selalu teringat padanya, pada kecintaannya pada musik, kepandaiannya memainkan biola, kegemarannya berping-pong dan terutama kebaikan hatinya."

 

"Sedih, ya ceritamu", kata temanku.

 

Namun sebetulnya ada sesuatu yang tak kuceritakan, sesuatu yang masih kusimpan dalam-dalam di lubuk hatiku sendiri.

 

        Belum lama ini aku kehilangan temanku, istilah anak-anak muda jaman sekarang "TTM" ("teman tapi mesra"). Setahun yang lalu dokter mendiagnostika kanker paru-paru yang sudah bermetastase sampai otak dan kelenjar atas ginjal. Sesudah beberapa bulan temanku ini berjuang, dibestral, dikemoterapi, bolak-balik masuk rumahsakit.... apa daya ...  .

 

Lagu Willie mengalun: "I am crazy, crazy, crazy for feeling so lonely. I am crazy, crazy for feeling so blues ... "

 

Memang hubungan kami teman, teman yang dekat,  dan justru pada saat-saat terakhir, hari terakhir hubungan kami sangat baik. Padahal, watak kami sangat beda, latarbelakang kehidupan kami juga jauh berbeda.

 

Willie seolah membenarkan, menyanyikan bait terakhir "Crazy for trying, crazy for crying, and I'am crazy for loving you."

 

        Cinta kah aku?  Setelah sepuluh tahun lebih kami berhubungan, justru setelah mengalami sakit yang parah, beberapa hari sebelum meninggal dia berkata: "Aku, orang yang tak pernah mencintai siapa pun", katanya, "baru sekarang aku belajar dan mengerti mencintai dirimu". Ketika itu aku melihat ke dalam diriku. Jawabannya tetap, aku mencintainya sebagai teman, TTM.

 

"Kalau aku, aku sangat mencintaimu", sambil meneruskan pelan-pelan mendorong kursi rodanya, jalan-jalan di halaman rumahsakit.

 

"Wah, kata sangat itu yang justru kelebihan", katanya sambil senyum. Aku juga senyum. Aku tahu, baginya kalau dalam hubungan "cinta" perempuan dan laki-laki tak ada "sangat",  "cinta" ya "cinta", titik. Kata "sangat" bisa digunakan untuk cinta pada teman, pada anak dll.

 

Apa yang dikatakannya benar, selama ini hatinya terkunci rapat. Sudah belasan tahun dia tidak jumpa dengan keluarganya dan baru di saat merasa akan meninggal dunia, dia mau berjumpa dengan mereka.

 

"Ayahku tidak pernah mencintai siapa pun. Kami pun, kami pun, dia tidak cinta".

 

Pada kesempatan lain, beberapa hari kemudian perkataannya tadi diulangnya lagi.

 

"Kadang-kadang aku betul-betul ingin memelukmu, dari hati", tambahnya.  Kupeluklah dia ....  tapi dia tahu, pelukan TTM. Padahal dalam hati, aku sangat tersentuh.

 

Willie menyanyi: "You are always on my mind, you are always on my mind" . Kalimat ini diulang-ulangnya berkali-kali.

 

    "You are always on my mind"

   

Mobil kami sampai dekat rumah temanku, dia turun sambil memelukku: "Trimakasih, sampai besok, kita kerja sama-sama 'kan besok?"

 

       "On the road again", musik Willie yang kali ini dinamis aku keraskan, mobil meluncur kencang.

 

 

Paris, tgl 15 Desember 2008.

           



__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment