Wednesday, August 18, 2010

[ac-i] Fw: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA

 



Saya tidak percaya kalau bung akan berhenti memprovokasi saya karna bung sudah dikontrak oleh kaum sosdem untuk selalu mengusik saya. Saya hanya memaki orang-orang sejenis bung karena orang-orang sejenis bung yang paling duluan memaki saya.
Saya merasa terhormat karena mendapat julukan dari bung sebagai: "Tukang teriak Perjuangan Bersenjata".
Bung beserta gerombolan sejenis bung yang paling phoby Perjuangan Bersenjata akan selalu menderita setiap mendengar teriakan saya. Tapi bung juga jangan turut-turut melupakan sejarah bung di tahun-tahun enampuluhan ketika masih hidup di Cengkareng-Nancang (Tiongkok) yang juga kesurupan hingga gila-gilaan ingin menterapkan  PB Ketua Mao secara dogmatis, ultra ekstrim  kiri, super fanatik tanpa otak, spontan ingin  mendirikan daerah basis di Indonesia dalam sekejap. Apakah bung juga turut mendaftar sebagai sukarelawan berangkat ke Indonesia untuk mendirikan daerah basis di Blitar Selatan?. Saya bukan type yang semacam itu bung! Saya menolak dogmatisme, menolak ekstrim kanan kiri dalam mempelajari karya-karya Ketua Mao, menolak fanatisme dan spontanisme serta avonturisme militer yang semua penyakit itu pernah bung derita bersama golongan bung di masa lalu selama kehidupan Cengkareng/Nanchang. Sejarah tidak akan melupakan hal itu dan akan mencatatnya secara resmi pada suatu ketika yang tidak bisa bung ramalkan. 
Saya menyalahi ajaran Lenin? Mungkin saja, saya tidak suka takabur sambil menepuk dada"saya seorang LENINIS sejati". Saya bisa salah tapi  bisa juga benar tapi yang pasti saya tidak menghkhianati Leninisme seperti yang bung lakukan. Tapi apakah juga bung mempelajari Leninisme?  Pernah membaca karya Lenin secara serius? Karya apa saja yang sudah bung baca. Saya sendiri tanpa rasa kesombongan sedikitpun, paling tidak, selama saya belajar 5 tahun di Rusia, semua yang saya pelari selalu bersangkutan dengan Leninisme dan juga dalam kurikulum di Universitas, karya-karya Lenin  dan Marx adalah mata pelajaran wajib di samping masih ada kursus-kursus tersendiri yang diadakan oleh Partai. Saya sama sekali tidak mau menyombongkan diri telah menguasai Leninisme, sama sekali tidak, tapi hingga sekarang saya masih tetap mempelajarinya dan bahkan Trotskisme-pun saya pelajari. Juga karya-karya Ketua Mao masih tetap saya pelajari termasuk buku merah yang dicetak dalam bahasa Belanda. Juga buku-buku Jung Chang yang paling anti Maoisme saya pelajari termasuk bukunya yang super tebal "MAO" saya pelajari dengan teliti. Tidak ada tempat di otak saya untuk jadi dogmatis dan ekstrim kanan-kiri seperti yang bung lakukan di tahun enam puluhan di Tiongkok-Cengkareng masa lalu dan sekarang ini lalu anti Maoisme versi Hongkong dan menjadi agen serta menjunnjung Partai Sosdem untuk menyandarkan semua ilusi bung. Buku Karl Marx "Das Kapital" tahun ini di Belanda kembali dicetak ulang dalam bahasa Belanda dan sedang saya pelajari perlahan-lahan di sela-sela deretan buku-buku lainnya yang sedang saya baca. Tapi bung selalu menuduh saya sebagai"TUKANG MAKI". Bung memang seorang maling kawakan hasil didikan Hongkong Klassik yang paling pintar merneriakkan:MALING TERIAK MALING.
 
ASAHAN
 
 
----- Original Message -----
From: ChanCT
Sent: Wednesday, August 18, 2010 2:30 PM
Subject: Re: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA

Hahaa, ... jadi kita berdua masih terhitung beruntunglah bisa ngoceh seenak udenya sendiri! Lalu bung memfitnah siapa saja yang beda pendapat tanpa bukti, bung kerjanya hanya main maki, ... Padahal, jangankan PB yang bung teriak-teriakan itu sesuai dengan ajaran Ketua Mao, dengan apa yang dijalankan Lenin dari luar negeri saja sudah tidak sesuai. Bung sepenuhnya telah menyalahi ajaran Lenin, sekalipun juga berteriak keras Perjuangan Bersenjata dari luar negeri!
 
Sudahlah saya akhiri sampai disini saja, saya tidak hendak melayani fitnah dan caci-maki yang bung lakukan, ...
 
Salam,
ChanCT
 
----- 原始郵件-----
寄件者: ASAHAN
傳送日期: 2010年8月18日 19:40
主旨: Fw: #sastra-pembebasan# Re: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA

Bung-lah yang sesungguhnya beruntung! Kalau Ketua Mao masih hidup sekarang ini tentu beliau akan bilang:
"Eh, si Chan yang dulu turut-turut nyembah saya di Nanchang, kok sekarang malah anti Perjuangan Bersenjata sesudah ngacir ke Hongkong ! Aaah dasar bedebah ingusan!. Si asahan yang justru mengikuti jalan saya malah dituduh omong kosong. Tapi biarin ajalah, orang, asal sudah terseret ke dalam Partai Sosdem yang gila Parlemen dan phoby PB yang saya anjurkan, memang moral politiknya jadi rusak, ngga bisa lagi dipercaya. Biarin dia makan sayur mentah di Hongkong dan kena cacingan, toh umur dia tidak akan lebih panjang dari umur saya, dia menghindari goreng-gorengan yang enak, karna dia goblok! Mana mungkin orang Tionghoa memantangkan goreng-gorengan yang suduh menjadi tradisi ribuan tahun. Memang si Chan itu masih "dokter kaki telanjang"tapi pantat dan perutnya sudah ke barat-baratan, nggak tau barang enak dan sukanya mengunyah berita-berita kesehatan sensasionil gaya populeran dari Barat yang diilmiah-ilmiahkan yang dia sebarkan kembali ke milis-milis untuk konsumsi orang-orang naif. Cuek-kan aja San, lu jalan bersama rakyat Indonesia sambil makan opor ayam yang enak, biarkan si Chan makan oporkaki dan oporbuntut( oportunis buntelan kentut) pengasih Partai Sosdem. Pengikut Partai Sosdem cuman begitu saja, seumur hidup dengan pilsapat BAJING LONJAT, ke mana angin bertiup, ke sana  arah condongnya"
ASAHAN (dipencilkan kaum sosdem tapi didekati rakyat).

----- Original Message -----
From: ChanCT
To: wahana-news@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, August 18, 2010 11:35 AM
Subject: #sastra-pembebasan# Re: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA


 
Terimakasih, kembali!

Bung beruntung, Ketua Mao sudah lama berada di Sorga. Kalau masih hidup didunia ini, bung bisa-bisa dijewer. Karena sepengetahuan saya, Ketua Mao juga tidak suka berteriak-teriak kosong dengan teori Perjuangan Bersenjata, tapi dia bergerak langsung melakukan persiapan dengan baik untuk meletupkan Pemberontakan Nan Chang, bahkan tanpa banyak bicara dia tinggalkan PKT dikota untuk bikin basis di Gunung Jin Gang, ... misalnya.

Salam,
ChanCT

----- 原始郵件-----
寄件者: ASAHAN
收件者: SANTRI KIRI ; Pembebasan_Papua@yahoogroups.com ; mimbar-bebas@yahoogroups.com ; artculture-indonesia@yahoogroups.com ; AKSARA SASTRA ; wahana-news@yahoogroups.com ; SASTRA PEMBEBASAN ; inti-net@yahoogroups.com ; ChanCT
傳送日期: 2010年8月18日 17:11
主旨: Re: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA

Terima kasih atas penghargaan yang begitu tinggi. Sayang Ketua Mao telah lama meninggal, belum sempat mengetahui penghargaan yang saya terima sekarang ini.
ASAHAN
----- Original Message -----
From: ChanCT
To: inti-net@yahoogroups.com ; SASTRA PEMBEBASAN ; wahana-news@yahoogroups.com
Cc: Asahan Aidit
Sent: Wednesday, August 18, 2010 10:53 AM
Subject: Re: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA

Bukan begitu! Biar lebih pas dan mantap kalimat itu harusnya begini:
"Tidak kenal ASAHAN, maka ---- tak kenal PERJUANGAN BERSENJATA!"

Salam,
ChanCT

----- 原始郵件-----
寄件者: ASAHAN
收件者: SANTRI KIRI ; wahana-news@yahoogroups.com ; SASTRA PEMBEBASAN ; mimbar-bebas@yahoogroups.com ; AKSARA SASTRA ; artculture-indonesia@yahoogroups.com ; inti-net@yahoogroups.com ; Pembebasan_Papua@yahoogroups.com
傳送日期: 2010年8月17日 19:27
主旨: [wahana-news] Re: [mimbar-bebas] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA

Seenaknya bikin dalil sendiri.
Oke, deh saya juga punya dalil: TAK KENAL IBRAHIM ISA, maka --------Tak kenal DUNIA!!!
Itu baru nyahok!
BISAI. (Tak kenak BISAI, maka-----nggak apa-apa kok, asal kenal----IBRAHIM ISA)

----- Original Message -----
From: ibrahim Isa
To: mimbar-bebas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, August 17, 2010 11:23 AM
Subject: [mimbar-bebas] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA

IBRAHIM ISA
-----------------------------
Selasa, 17 Agustus 2010

Tak Kenal BUNG KARNO,
Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA
*
<P r o f i l Negarawan Dan "Nation Builder" Terbesar Indonesia>

Menulis sebuah `p r o f i l` tentang Bung Karno - Seorang negarawan, `statesman' dan `nation builder', pembangun bangsa terbesar, - dalam dua-tiga halaman saja, adalah sangat-sangat tidak mudah. Hasilnya pasti tidak seperti apa yang diharapkan. Keterbatasan ruangan dalam penerbitan "Informasi", sebuah berkala terbitan "Perhimpunan Persaudaraan", untuk menuliskan sebuah profil yang agak lengkap, merupakan realitas yang wajar dan bisa difahami. Kalaulah kita buka computer, menjenguk sebentar ke website `Google.com', - ketik nama SOEKARNO, di situ bisa dibaca, sedikitnya terdapat - 1.750.000 <satu juta tujuhratus limapuluh ribu> bahan tertulis, termasuk beberapa audio, youtube, Facebook, dan video, yang bersangkutan dengan nama SUKARNO. Demikianlah terkenalnya nama Sukarno di dunia informatika mancanegara.
Dalam rangka, menyambut dan memperingati Ultah Ke-65 Hari Kemerdekaan Nasional Indonesia, 17 Agustus 1945, memang dimaksudkan di sini, hendak menulis `PROFIL' tentang Bung Kanro. Betapapun sulitnya. Karena begitu banyak segi dan ragam sosok dan tokoh yang bernama S u k a r n o .

Kata `Profil' - - - - Menurut Kamus Oxford adalah sebuah gambaran, `silhoutte', `potret yang diilihat dari sisi'. Jadi profil itu adalah suatu gambar seseorang yang dilihat dari s a t u sisi saja. Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengartikan `profil' itu sebagai `s k e t s a biografis`. SUKARNO adalah seorang manusia biasa. Dengan segala keunggulan dan kekurangannya. Benar! Sukarno adalah manusia biasa. Tetapi, sekaligus, - SUKARNO, adalah manusia LUAR BIASA.

Beliau orang besar. Sosok seperti beliau itu langka sekali dalam sejarah Indonesia.
Yang menjadikan Bung Karno langka a.l - adalah, bahwa sejak masa mudanya beliau telah memilih jalan hidup perjuangan demi kemerdekaan bangsa dan tanah air. Pemuda Sukarno tidak memilih hidup tenang dan énak sebagai insinyur bangunan dengan penghasilan lumayan. Malah akan bisa hidup sebagai `lapisan atas' di zaman kolonial Hindia Belanda. Tetapi Sukarno memilih jalan yang sulit dan menderita. Masuk-keluar penjara. Kemudian jadi orang buangan. Ya, itulah Sukarno yang sejak muda telah memilih jalan hidup sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia. Demi cita-cita mulya yang diyakininya. Jalan hidup ini dipertahanknnya dengan konsisten, sampai akhir hidup beliau dalam tahanan rezim Orba di bawah Jendral Suharto.
Bung Karno lain dari Jendral Suharto. Yang jauh sebelum meninggalkan dunia yang fana ini, Suharto, selain mengumpulkan kekayaan bagi diri dan keluarganya melalui korupsi besar-besaran, ia telah menyiapkan `kuburan keluarga'. Sebuah lokasi menyolok, di sebuah gunung dengan bangunan mewah lengkap dengan pengawalan. Kuburan semegah ini tak ada bandingnya di Indonesia.

Namun, Bung Karno, setelah meniggal dunia dalam tahanan militer, atas keputusan Jendral Suharto, jenazahnya diangkut jauh dari pusat kehidupn politik negara, yaitu ke Blitar untuk dimakamkan di situ. Semua tahu hal ini diluar keingian dan wasiat Bung Karno. Secara terbuka Bung Karno telah menyampaikan, bahwa beliau ingin dikubur di sebuah lokasi sederhana di Bogor dengan tulisan di batu nisan: - BUNG KARNO, PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT. Memang Suharto tidak tanggung tanggung dalam tindakannya mengucilkan, mengasingkan dan menghancurkan nama Sukarno.
Tetapi lihat, apa yang terjadi! Adalah massa rakyat sendiri yang bersikap. Dewasa ini kota Blitar tempat peristirahatan terakhir Bung Karno, telah menjadi salah satu `tugu nasional' penting. Massa pengunjung memperlakukan kuburan Bung Karno, seperti kuburan wali-wali. Bahkan lebih dari itu. Hingga detik ini, sudah ratusan ribu, bahkan mungkin sudah jutaan pencinta Bung Karno yang berdatangan dari pelbagai penjuru tanah air, pergi ber-ZIARAH ke MAKAM BUNG KARNO. Untuk menyatakan kecintaan, penghormatan dan kesetiaan mereka pada Bung Karno. Dan hal ini akan berlangsung terus.
Lebih-lebih dalam situasi bangsa dan tanah air dewasa ini mendambakan dan membutuhkan seorang pemimpin dan penyuluh bangsa sekaliber BUNG KARNO.
Bagi setiap orang Indonesia yang mengenal sejarah perjuangan bangsa, nama penulis kenamaan Belanda, Multatuli, alias Douwes Dekker, tidaklah asing lagi. Melalui bukunya `MAX HAVELAAR', sudah pada abad ke-19. Multatuli dengan terang-terangan, tegas dan tajam menggugat kolonialisme Belanda dan feodalisme di Banten, yang menjadi sekutu dan pijakan kekuasaan kolonialisme di Hindia Belanda. Kita juga mengenal nama-nama Belanda lainnya, yang simpati dengan bangsa Indonesia. Seperti antara lain Prof Dr W.F. Wertheim, Dr Bob Hering, Piet van Staveren, Poncke Princen, dan banyak lainnya yang memiliki hati nurani. Mereka-mereka itu tak sudi melihatberlangsungnya pemerasan dan penindasan oleh kolonialisme Belanda atas bangsa Indonesia.

Mereka menyatakan protes terhadap politik pemerintahnya yang menjajah Indonesia dan dengan tulus memberikan dukungannya pada perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Begitu juga di kalangan penulis dan sejarawan Belanda dewasa ini terdapat tidak sedikit orang orang yang berhati nurani dan mampu melihat kebenaran dan keadilan.
Begitulah, - belum lama (2004) kita menjumpai sebuah buku sejarah yang ditulis oleh sejumlah sejarawan generasi baru Belanda. Mereka menulis buku sejarah Belanda. Di salah sebuah bukunya yang berjudul "DE GROOTSTE NEDERLANDER" ditulis penilaian yang cukup obyektif tentangSUKARNO. Di dalam buku itu SUKARNO digolongkan diantara sekian banyak dari "DE GROOTSTE NEDERLANDER". Penerbitnya menjelaskan bahwa, tidak semua tokoh sejarah Belanda dalam buku tsb, adalah orang-orang Belanda yang lahir di Belanda. Misalnya Willem van Oranje yang disebut oleh Belanda sebagai `Vader des Vaderlands', sebagai `Bapak Bangsa', dilahirkan di Dillenburg, Jerman. Rudolf Thorbecke (1798-1872), bila dinilai dari syarat-syarat sekarang, maka ia tergolong orang Jerman. Tetapi, adalah Thorbecke yang menciptakan udang-undang dasar negara Belanda. Meskipun lahirnya tidak di Belanda dan bukan `Belanda asli' namun mereka itu digolongkan dalam sejarah sebagai tokoh terbesar Belanda.
Bagaimana dengan Sukarno? Bukankah kalangan penguasa periode kolonial `tempo doeloe', menganggap `Sukarno adalah musuh negara nomor satu'? Namun, salah seorang penulis buku tsb., Tjitske Lingsma, (lahir th. 1960) tamatan Universitas Utrecht, yang juga adalah wartawan "Algemeene Dagblad" dan majalah "Elsevier", menulis sbb.:
Pada tanggal 17 Agustus 1945 di halaman muka rumah Sukarno terdengar "Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka - Indonesia Raya Merdeka, Merdeka!". Dibacakanlah kalimat-kalimat proklamasi. Dengan itulah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Tulis Lingsma selanjutnya: Sesudah Perang Dunia II, Nederland berfikir untuk kembali sebagai penguasa jajahannya. INI ADALAH SUATU PANDANGAN YANG SALAH. < Huruf besar dari penulis - I.I >. Sejarawan Belanda T. Lingsma, salah seorang penulis buku "ORANG-ORANG BELANDA TERBESAR", bahwa tokoh Sukarno tergolong "Orang-orang Belanda Terbesar". Selanjutnya menilai bahwa, hari kemerdekaan Indonesia itu adalah pada tanggal 17 Agustus 1945, saat dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Sukarno atas nama bangsa Indonesia.
* * *
Dalam menulis tentang PROFIL BUNG KARNO, tidak boleh luput diangkat di sini peranan Bung Karno sebagai penggali dan pencipta PANCASILA, dasar falsafah Negara Republik Indonesia, dari Sabang sampai Merauké. Dengan karya politik klasiknya seperti a.l. "Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme", "INDONESIA MENGGUGAT", "LAHIRNYA PANCASILA, 1 JUNI 1945", Bung Karno menunjukkan bahwa beliau juga adalah seorang akhli strategi/taktik dan politik pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia Merdeka. Karya-karya ideologi, budaya, politik dan ekonomi yang dibukukan dalam buku "DI BAWAH BENDERA REVOLUSI", I dan II, serta "REVOLUSI BELUM SELESAI", I dan II, adalah ajaran ajaran pokok dan terpenting Bung karno yang merupakan warisan tak terlinai artinya bagi pembangunan bangsa, bagi persatuan nasional dan hari depan Indonesia yang adil dan makmur.
Dalam kaitan ini benarlah kiranya ucapan yang sering terdengar bahwa TAK KENAL SUKARNO, MAKA TAK KENAL INDONESIA.

* * *
Maksud menulis PROFIL tentang Bung Karno, dalam rangka memperingati Hari Ultah Ke-65 Republik Indonesia, adalah semata-mata dan terutama untuk mengingatkan kita semua betapa arti penting mempelajari sejarah bangsa dan tanah air. Betapa luar biasa pentingnya KARYA-KARYA KLASIK POLITIK BUNG KARNO, yang merupakan AJARAN BUNG KARNO, bagi kelanjutan persatuan, pertumbuhan dan kemajuan bangsa dan negeri ini.
Pertumbuhan, perkembangan dan kokohnya Republik Indonesia, menunjukkan bahwa tak ada landasan ideologi dan politik yang efektif, realis dan dapat diterima oleh bangsa secara keseluruhan selain AJARAN BUNG KARNO.
Oleh karena itu, - Demi mempertahankan Republik Indonesia sebagai modal utama dalam perjuangan selanjutnya untuk Indonesia yang bersatu, demokratis, adil dan makmur, LAKSANAKAN AJARAN BUNG KARNO DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA!

<Catatan 1: Artikel ini ditulis untuk Penerbitan Berkala Vereniging Persaudaraan, "INFORMASI",nomor Agustus 2010>.
<Catatan 2: Ingin baca tulisan-tulisan lainnya karya Ibrahim Isa? Klik <http://ibrahimisa.blospot.com/>
__._,_._

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

[Non-text portions of this message have been removed]





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wahana-news/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wahana-news/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wahana-news-digest@yahoogroups.com
    wahana-news-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wahana-news-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment