Thursday, August 26, 2010

[ac-i] Mengembalikan anak Jalanan ke rumah

 

MENGEMBALIKAN ANAK JALANAN KE RUMAH

Oleh Ahmad Wayang

 

 

"Sampai kapan kamu mau jadi pengamen jalanan?" Tanya Hj. Ijah Faijah, selaku Ketua Yayasan Bina Wanita Bangsa pada 18 pengamen jalanan asal Serang dalam acara Nyenyore Ala Rumah Dunia, Program Rintisan Balai Belajar Bersama 2010, Direktorat Pendidikan Masyarakat, Dirjen PNFI, Kemendiknas RI, Kamis (26/8) di Taman Budaya Rumah Dunia.

"Sampe punya pekerjaan tetap, Bu," jawab Andi (19) salah satu pengamen jalanan di Serang yang mengikuti diskusi Nyenyore dengan tema 'Mengembalikan Anak Jalanan ke Rumah'. Dari pengakuan atau jawaban pengamen itu, menurut Ijah Faijah, adalah jawaban yang kongkrit untuk mengembalikan anak jalanan ke rumah, sesuai dengan tema Nyenyore kali ini. "Seharusnya pemerintah bisa menyediakan lapangan pekerjaan buat mereka, para anak jalanan," kata Ijah menyindir pemerintah yang terkesan tidak perduli dengan nasib anak-anak jalanan. "Ketika mereka mendapat pekerjaan, pasti mereka akan berhenti mengamen," tambah Ijah.

Masih menurut Ijah, tidak ada yang salah terhadap anak jalanan yang turun di jalan, "Yang jadi masahal kalau mereka meminta uang dengan cara memaksa," ujar Ijah sambil tertawa. "Tapi, Ibu yakin, anak-anak yang di sini tidak seperti yang Ibu katakan tadi, ya...," harap Ijah.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak bisa turun ke jalan atau mengamen. Di antaranya faktor ekonomi, eksploitasi oleh orang tua dan lingkungan. "Saya pernah menemukan ada dua anak berumur antara 10-12 tahun, yang disuruh orang tuanya untk mengemis. Dan dari hasil mengemis itu harus disetorkan kepada sang Ibu. Karena tidak betah, salah satu anak itu kabur dari rumah," cerita Ijah tidak mau menyebutkan nama si anak.

Ijah juga mengaku miris melihat bahaya yang mengancam anak jalanan, semisal terabaikannya pendidikan, kesehatan, miras atau rentan terjerumus dalam lembah narkoba. "Tapi, insaya Allah, anak-anak di sini tidak ada yang minum-minuman keras," katanya.

Tidak hanya diskusi yang digelar pada cara Nyenyore kali ini, grup musik pengamen jalanan dari Kemang, Serang,  menunjukan kreativitasnya dalam bermusik. Lagu "Tombo Ati" karya Opick dinyanyikan dengan nada yang lain, rame dan tentu saja dengan bunyi gitar khas anak jalanan yang menghibur 36 penonton/peserta Nyenyore sore itu.

Agenda "Nyenyore ala Rumah Dunia" jumat sore, pukul 27 Agust 2010, ukul 16.00 WIB sekarang, adalah 'Mengembangkan Karakter Seorang Muslim di Saat Puasa" bersama Ustad H. Matin, pengasuh Ponpes Darul Fallah, Ciloang, Serang. Sabtu besok, 28 Agust 2010, pukul 16.00 WIB, peluncuran buku "Banten Bangkit #2: Membaca Banten, Membaca Indonesia" (Penerbit Gong Publishing, 2010) karya empat jawara Pandeglang; Abdul Malik, Abdul Hamid, Zainal Mutaqin, dan Rahmatullah. Pembedah Gandung Ismanto, H. Embay Mulya Syarief, dan Gol A Gong (*)

 

*) Penulis relawan Rumah Dunia

 


__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment