Monday, October 4, 2010

[ac-i] Fw: #sastra-pembebasan# DOKUMENTASI BURU

 

 
----- Original Message -----
From: ASAHAN
Sent: Monday, October 04, 2010 2:39 PM
Subject: Fw: #sastra-pembebasan# DOKUMENTASI BURU

Dukumen terbaik dan paling berharga yang seharusnya ditinggalkan oleh seorang pejuang sejati pembela rakyat adalah kalau dia meninggalkan pesan sebelum dia mati ialah bahwa rakyat Indonesia harus berjuang mengangkat senjata untuk merebut kekuasaan ke tangan rakyat dengan jalan revolusi kekerasan yang harus disiapkan dari sekarang. Tidak ada hal lain yang lebih berharga dari itu yang bisa ditinggalkan oleh seorang pejuang dan pembela rakyat, apalagi pejuang dan pembela rakyat itu telah teruji dalam penjara dan buangan dengan bermacam siksaan musuh dan penghinaan musuh yang tak terbilangkan banyaknya. Tapi bila yang ditinggalkan sebagai dokumentasi dan pesan cumalah pengalaman disiksa, pengalaman dihina, pengalaman penderitaan-pendertiaan lainnya tanpa meninggalkan pesan kongkrit dan revolusioner seperti yang disebutkan dia atas, maka semua dokumen yang berlumuran air mata dan penuh drama dan tragedi itu cumalah barang mati, tak berguna untuk rakyat dan biarpun akan di simpan di KITLV-Leiden, maka semua dokumen tsb akan cuma bersanding dengan puluhan jilid surat-surat Ajip Rosidi yang juga sedang berangsur lapuk di kantor KITLV-Leiden.
 
Beberapa orang bekas pengarang dan seniman LEKRA sedang aktif membikin banyak film-film, buku-buku, tulisan-tulisan, ceramah-ceramah hingga ke luar negeri yang isinya penuh dengan pengalaman penderitaan, pengalaman disiksa oleh rezim orba-suharto, pengalaman "perjuangan untuk hidup"tapi semuanya hanya dengan satu pesan: DAMAI, DAMAI, DAMAI...........TANPA  DENDAM, TANPA BEBAN UNTUK DIRI SENDIRI dan menyerahkan sepenuhnya pada generasi baru untuk menjalankan pesan damai mereka terhadap musuh. Generasi tua mereka akan segra punah bersama penderitaan-penderitaan yang pernah mereka alami (sekarang pada umumnya sudah memiliki mobil dan rumah sendiri yang dianggap biasa, bukan kekayaan tapi masih tetap merasa menderita miskin meskipun sudah sebagai pengusaha yang berhasil). Tapi rakyat miskin dan tertindas serta terhisap yang dulu pernah mereka ingin bela dengan revolusi tidak pernah satu detikpun menerima kehidupan yang agak cukup dan bahkan tetap saja miskin papa yang telah berabad-abad dan penderitaan mereka tidak bisa dibandingkan dengan pendertian 13 tahun di pulau Buru maupun dalam penjara-penjara. Penderitaan rakyat sudah berabad abad, tanpa istirahat, tanpa putus-putusnya hingga detik ini. 
 
Orang-orang Lekra tidak mampu membela ideologi organisasinya sendiri dan hanya berhasil membela nasib perseorangan mereka sendiri-sendiri dan yang berhasil maupun yang gagal, berlomba-lomba mencemoohkan Partai, mengejek komunisme, mengejek sosialisme dengan berbagai cara dan berusaha memperbaiki dan memanipulasi riwayat bekas kekomunisan mereka sebagai riwayat yang mereka gambarkan sebagai terpaksa, di bawa-bawa si Anu, merasa tertipu, belum mengerti politik, masih naif dan segala macam yang menyalahkan faktor luar demi mereduksi "dosa"kekomunisan mereka untuk dimaafkan oleh orba. Oey Hay Djoen,salah seorang bekas tokoh besar Lekra dalam pengakuannya dalam film "CIDURIAN 19" yang juga adalah alamat rumahnya, yang  di masa belia saya  cukup sering ke sana bersama abang saya Sobron Aidit (saya sendiri tidak pernah jadi anggota Lekra) mengatakan bahwa di rumahnya yang di Cidurian 19 itu adalah juga tempat ngobrol-ngobrol Ketua PKI dan Oloan Hutapea sambil minum-minum bir(semacam discotheek masa itu). Sungguh pahit bagi para anak-anak Ketua PKI sekarang ini yang masa kecil mereka tidak pernah mendapatkan perhatian orang tua mereka barang semenitpun karena kesibukan ayah mereka mengurusi Partai dan urusan negara tapi menurut Oey Hay Djoen, Ketua PKI bersantai santai minum bir dan ngobrol-ngobrol santai di rumahnya yang di Cidurian 19 itu. Sampah-sampah sarap dan dahak kental jompo sekarat  seperti inilah yang ditinggalkan para bekas sebagian besar para seniman besar Lekra: DAMAI, DAMAI, DAMAI, buang komunisme dan  lupakan Partai dan jauhkan diri dari pikiran untuk berevolusi dan melawan musuh!
 
Rhoma Aria Dwi Yuliantri, seorang wanita mungil berjilbab dari latar belakang Muslim bersama temannya Muhidin Dahlan telah mebela Lekra mati-matian, dengan kesungguhan luar biasa, dengan ketekunan ilmiah yang mengagumkan kawan dan lawan dan melahirkan buku tebal "LEKRA TIDAK MEMBAKAR BUKU" dan buku-buku lainnya lagi. Dalam sebuah pertemuan sastra yang di selenggarkan oleh PASAR MALAM di Paris baru-baru ini saya bertanya padanya di depan publik apakah pelarangan bukunya oleh Pemerintah penerus orba sekarang ini tidak dihadapinya dengan penggerakan massa untuk memprotes pelarangan bukunya itu. Rhoma menjawab cepat dan spontan bahwa katanya, saya tidak punya massa Oom, saya hanya punya dua orang tua saya saja. Dalam hati saya bertanya: Mana orang Lekra? Mana massa revolusioner? dan saya tidak bertanya massanya Partai sosdem karena itu sama sekali tidak bisa diharapkan. Tapi yang pertama-tama patut diharapkan adalah bekas-bekas orang Lekra yang dibela secara politik dan ideologis oleh Rhoma yang kurus dan kecil mungil. Sedangkan buku John Roosa(CIA "merah") : "dalih pembunuhan massal"   yang juga dilarang, banyak dibela kaum sosdem karena memang berisikan anti komunis dengan cara mengadu domba intern PKI.
Saya ketika itu berpikir tentang judul buku Rhoma yang "LEKRA TIDAK MEMBAKAR BUKU"  menjadi: "
"LEKRA MEMANG TIDAK MEMBAKAR BUKU TAPI HANYA MENGHANCURKAN SEMANGAT REVOLUSIONER" dengan idelogi Pasifis mereka dan anjuran anjurannya yang anti dendam terhadap musuh.
Sekali lagi saya ulangi, rakyat Indonesia tidak memerlukan peninggalan atau dokumen atau bukti-bukti kekejaman musuh, hal itu sudah tak perlu diulang-ulang karena rakyat jauh lebih mengetahui dan merasakannya langsung setiap hari dan rakyat  hanya ingin tahu: APA YANG KALIAN KATAKAN YANG HARUS KAMI PERBUAT SEBELUM KALIAN PADA MATI SEMUANYA?
Kalau hanya anjuran perdamian dengan musuh dan perdamaian dengan diri sendiri, berdamailah kalian dalam kuburan kalian yang akan datang.
ASAHAN.
 
 
 
 
----- Original Message -----
Sent: Monday, October 04, 2010 6:19 AM
Subject: #sastra-pembebasan# DOKUMENTASI BURU

 

Memang kadang saya berfikir : siapa yang akan menyimpan seba
gai dokumentasi kalau saya sudah meninggal? Kalau oleh kelu
arga kan hanya disimpan sampai bulukan
Saya juga menyimpan sebuah buku tulis dimana almarhum ayah me
nuliskan kisahnya saat dibawa dengan Gerbong Maut tahun 1947
dari dari buku tulis ini saya bisa sebar luaskan isinya lewat
milis ini.Menyangkut foto-foto dan karftupos saya?
Kalau disimpan di Indonesia oleh Yayasan,bisa-bisa dibakar
FPI atau FAK (Front Anti KOmunis)maka hilanglah barang bukti
sedang di Eropa orang bisa menyaksikan sisa-sisa holocaust
dizaman Nazi Hitler.
Bangsa Indonesia memang sangat lemah dalam merawat dan menyim
pan dokumen,kalah sama orang-orang Tionghoa yang membuat kro
nik segala peristiwa dan disimpan di Kelenteng (Semarang,doku
men-dokumen disita pemerintah Hindia Belanda entah berapa ge
robak dan diangkut ke negeri Belanda)
KITLV di Leiden memang bersedia merawat dan salah satu wakil
nya sudah datang menemui saya dua bulan lalu. Kalau disimpan
di Leiden,siapa mau melihat harus ke Belanda

 

________________________________
From: ati gustiati <hatiku_rumahku@yahoo.com>
To: RumahKitaBersama@yahoogroups.com
Cc: sastra-pembebasan@yahoogroups.com
Sent: Monday, October 4, 2010 6:07:59
Subject: Re: [RumahKita] GERAKAN MELAWAN LUPA

Ini moment paling penting pak Djok, berpeluang membuktikan dokumentasi masa
pembuangan kepada publik, kalau saya melihatnya saya paling bisa mewek
aja....saya tidak punya kenangan apapun dari ayah saya, dulu ada kerangka rotan
berbentuk seekor udang yg dibuat ayah dalam masa beliau dipenjara utk saya,
entah kemana kenang2an itu pun hilang dalam masa perpindahan hidup saya yg tiada

hentinya.

Sejarah Indonesia masih seperti ribuan puzzles yg harus di sambung2 utk
dijadikan sebuah gambar yg nyata, seperti ribuan titik yg harus di hubung2 kan
agar menjadi untaian yg bisa di mengerti, tidak mudah utk mengerti kejujuran
sejarah yg sebenarnya bila tak hidup didalam nya, kebohongan dan rekayasa
pemerintah demikian rapihnya di pentaskan utk ditanamkan dibenak rakyat
Indonesia, biarlah mereka generasi muda akan melihat dan menyaksikan sendiri
sepak terjang dan kecurangan pemerintah kita, biarlah waktu yg akan memberikan
jawaban yg selama ini masih samar2 dibenak rakyat ttg tragedy kehidupan yg nyata

terjadi di thn '65.

salam
omie

________________________________
From: djoko sri moeljono <moel_38@yahoo.com>
To: Rumah Kita Bersama <RumahKitaBersama@yahoogroups.com>
Cc: sastra-pembebasan@yahoogroups.com; widodo soewardo <widodo@magcime.cu>;
IWAMARDI

Beberapa hari sebelum tanggal 30 September 2010 saya dapat kiriman sms dari
seorang bernama Suroso yang berniat pinjam beberapa artefak (peninggalan) dari
Buru.
Kepada Suroso inilah saya pinjamakan bebe rapa lembar kartupos dan foto dan
benda-ben
da tsb fipamerkan di Univ.Katholik Atmajaya,Univ.Indonesia Depok,Komnas HAM dan
rencananya terakhir di Pusat Perfilman
Usmar Ismail jl.Rasuna Said Kuningan tanggal 04 Oktober depan.
Saya menyempatkan diri melyaksikan pameran
di Komnas HAM Kamis 30 September 2010.
Beberapa kartupos yang saya terima selama di
Buru dan dikirim oleh keluarga di Malang di
pamerkan dalam bentuk foto copy diperbesar
agar jelas. Juga foto-foto diperbesar.
Dan pada saat saya hadir ke Komnas HAM tema
peringatan Tragedi 30 September yang dipi lih Gerakan Melawan Lupa adalah :
Generasi Muda membahas masa lalu.
Hadir beberapa mantan tapol yang umumnya su
dah sepuh,termasuk ibu-ibu.
Dalam pertemuan dengan generasi muda yang terdiri dari anak-anak sekolah SMA
kelas 2 dan 3,jelas sekali terasa bahwa mereka tidak tahu apa itu peristiwa
G-30-S dan ma
sih ada siswa yang bertanya : benar tidak pak kalau dulu Gerwani menyiksa
jendral?
Saya hanya bisa bilang : jendral yang ditembak dirumah,kalau dibawa ke Lubang
Buaya berarti sudah meninggal (memang tidak
semua ditembak di rumah).
Masuk akal tidak : Gerwani menyiksa jena zah? Kalau jendral masih hidup disiksa
je las logis,tetapi jenazah?
Semua itu bohong besar,dusta besar yang sengaja disebarluaskan agar rakyat marah
Karena itu pembunuhan besar-besaran di Jawa Tengah,Jawa Timur dan Bali didasar
balas dendam : satu jendral harus ditebus sekian ribu anggota PKI atau orang
komunis.
Generasi muda harus melek,harus tahu bahwa
mereka dibohongi selama 32 tahun.
Mereka menanyakan apa kerja kami di Buru?
Apakah disediakan rumah oleh pemerintah? Setelah bebas dari Buru apakah ada
tekanan dari pemerintah (mereka melihat KTP yang diberi tanda ET- ex tapol).
Gerakan melawan
lupa memang hanya bisa menjangkau sasaran terbatas,tetapi paling tidak
mengingatkan

masyarakat bahwa bangsa Indonesia dibodohi
pemerintahnya sendiri selama 32 tahun.
Anak-anak muda SMA mengajukan banyak sekali
pertanyaan dan karena saya tidak bisa menja
wab pada haritu karena ditunggu pekerjaan di kantor,saya tinggalkan alamat email

atau mereka boleh bertanya lewat facebook
Pesan saya pada mereka : belajar,belajar dan belajar. Baca,baca dan baca!
Jadilah
warga Indonesia generasi baru yang tahu
sejarah bangsanya dengan benar karena ada
kurun waktu yang gelap,hitam

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Diharapkan Member Milis saling berinteraksi dengan baik dan harmonis.
Dalam suasana kekeluargaan, santai, tidak harus formal, tidak saling menghujat
dan tidak diskriminatif.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yahoo! Groups Links

     

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Diharapkan Member Milis saling berinteraksi dengan baik dan harmonis.
Dalam suasana kekeluargaan, santai, tidak harus formal, tidak saling menghujat
dan tidak diskriminatif.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yahoo! Groups Links

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment