Saya ketika itu berpikir tentang judul buku Rhoma yang "LEKRA TIDAK MEMBAKAR BUKU" menjadi: "
Memang kadang saya berfikir : siapa yang akan menyimpan seba
gai dokumentasi kalau saya sudah meninggal? Kalau oleh kelu
arga kan hanya disimpan sampai bulukan
Saya juga menyimpan sebuah buku tulis dimana almarhum ayah me
nuliskan kisahnya saat dibawa dengan Gerbong Maut tahun 1947
dari dari buku tulis ini saya bisa sebar luaskan isinya lewat
milis ini.Menyangkut foto-foto dan karftupos saya?
Kalau disimpan di Indonesia oleh Yayasan,bisa-bisa dibakar
FPI atau FAK (Front Anti KOmunis)maka hilanglah barang bukti
sedang di Eropa orang bisa menyaksikan sisa-sisa holocaust
dizaman Nazi Hitler.
Bangsa Indonesia memang sangat lemah dalam merawat dan menyim
pan dokumen,kalah sama orang-orang Tionghoa yang membuat kro
nik segala peristiwa dan disimpan di Kelenteng (Semarang,doku
men-dokumen disita pemerintah Hindia Belanda entah berapa ge
robak dan diangkut ke negeri Belanda)
KITLV di Leiden memang bersedia merawat dan salah satu wakil
nya sudah datang menemui saya dua bulan lalu. Kalau disimpan
di Leiden,siapa mau melihat harus ke Belanda
________________________________
From: ati gustiati <hatiku_rumahku@yahoo.com>
To: RumahKitaBersama@yahoogroups.com
Cc: sastra-pembebasan@yahoogroups.com
Sent: Monday, October 4, 2010 6:07:59
Subject: Re: [RumahKita] GERAKAN MELAWAN LUPA
Ini moment paling penting pak Djok, berpeluang membuktikan dokumentasi masa
pembuangan kepada publik, kalau saya melihatnya saya paling bisa mewek
aja....saya tidak punya kenangan apapun dari ayah saya, dulu ada kerangka rotan
berbentuk seekor udang yg dibuat ayah dalam masa beliau dipenjara utk saya,
entah kemana kenang2an itu pun hilang dalam masa perpindahan hidup saya yg tiada
hentinya.
Sejarah Indonesia masih seperti ribuan puzzles yg harus di sambung2 utk
dijadikan sebuah gambar yg nyata, seperti ribuan titik yg harus di hubung2 kan
agar menjadi untaian yg bisa di mengerti, tidak mudah utk mengerti kejujuran
sejarah yg sebenarnya bila tak hidup didalam nya, kebohongan dan rekayasa
pemerintah demikian rapihnya di pentaskan utk ditanamkan dibenak rakyat
Indonesia, biarlah mereka generasi muda akan melihat dan menyaksikan sendiri
sepak terjang dan kecurangan pemerintah kita, biarlah waktu yg akan memberikan
jawaban yg selama ini masih samar2 dibenak rakyat ttg tragedy kehidupan yg nyata
terjadi di thn '65.
salam
omie
________________________________
From: djoko sri moeljono <moel_38@yahoo.com>
To: Rumah Kita Bersama <RumahKitaBersama@yahoogroups.com>
Cc: sastra-pembebasan@yahoogroups.com; widodo soewardo <widodo@magcime.cu>;
IWAMARDI
Beberapa hari sebelum tanggal 30 September 2010 saya dapat kiriman sms dari
seorang bernama Suroso yang berniat pinjam beberapa artefak (peninggalan) dari
Buru.
Kepada Suroso inilah saya pinjamakan bebe rapa lembar kartupos dan foto dan
benda-ben
da tsb fipamerkan di Univ.Katholik Atmajaya,Univ.Indonesia Depok,Komnas HAM dan
rencananya terakhir di Pusat Perfilman
Usmar Ismail jl.Rasuna Said Kuningan tanggal 04 Oktober depan.
Saya menyempatkan diri melyaksikan pameran
di Komnas HAM Kamis 30 September 2010.
Beberapa kartupos yang saya terima selama di
Buru dan dikirim oleh keluarga di Malang di
pamerkan dalam bentuk foto copy diperbesar
agar jelas. Juga foto-foto diperbesar.
Dan pada saat saya hadir ke Komnas HAM tema
peringatan Tragedi 30 September yang dipi lih Gerakan Melawan Lupa adalah :
Generasi Muda membahas masa lalu.
Hadir beberapa mantan tapol yang umumnya su
dah sepuh,termasuk ibu-ibu.
Dalam pertemuan dengan generasi muda yang terdiri dari anak-anak sekolah SMA
kelas 2 dan 3,jelas sekali terasa bahwa mereka tidak tahu apa itu peristiwa
G-30-S dan ma
sih ada siswa yang bertanya : benar tidak pak kalau dulu Gerwani menyiksa
jendral?
Saya hanya bisa bilang : jendral yang ditembak dirumah,kalau dibawa ke Lubang
Buaya berarti sudah meninggal (memang tidak
semua ditembak di rumah).
Masuk akal tidak : Gerwani menyiksa jena zah? Kalau jendral masih hidup disiksa
je las logis,tetapi jenazah?
Semua itu bohong besar,dusta besar yang sengaja disebarluaskan agar rakyat marah
Karena itu pembunuhan besar-besaran di Jawa Tengah,Jawa Timur dan Bali didasar
balas dendam : satu jendral harus ditebus sekian ribu anggota PKI atau orang
komunis.
Generasi muda harus melek,harus tahu bahwa
mereka dibohongi selama 32 tahun.
Mereka menanyakan apa kerja kami di Buru?
Apakah disediakan rumah oleh pemerintah? Setelah bebas dari Buru apakah ada
tekanan dari pemerintah (mereka melihat KTP yang diberi tanda ET- ex tapol).
Gerakan melawan
lupa memang hanya bisa menjangkau sasaran terbatas,tetapi paling tidak
mengingatkan
masyarakat bahwa bangsa Indonesia dibodohi
pemerintahnya sendiri selama 32 tahun.
Anak-anak muda SMA mengajukan banyak sekali
pertanyaan dan karena saya tidak bisa menja
wab pada haritu karena ditunggu pekerjaan di kantor,saya tinggalkan alamat email
atau mereka boleh bertanya lewat facebook
Pesan saya pada mereka : belajar,belajar dan belajar. Baca,baca dan baca!
Jadilah
warga Indonesia generasi baru yang tahu
sejarah bangsanya dengan benar karena ada
kurun waktu yang gelap,hitam
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Diharapkan Member Milis saling berinteraksi dengan baik dan harmonis.
Dalam suasana kekeluargaan, santai, tidak harus formal, tidak saling menghujat
dan tidak diskriminatif.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yahoo! Groups Links
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Diharapkan Member Milis saling berinteraksi dengan baik dan harmonis.
Dalam suasana kekeluargaan, santai, tidak harus formal, tidak saling menghujat
dan tidak diskriminatif.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yahoo! Groups Links
[Non-text portions of this message have been removed]
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment