Friday, August 6, 2010

[ac-i] Relawan Rumah Dunia jadi loper koran

 

DARI PEDAGANG GORENGAN, JADI RELAWAN RUMAH DUNIA, WARTAWAN SEKALIGUS LOPER KORAN BANTEN RAYA POST, KENAPA TIDAK?

Catatan Harir Baldan

 

"Alhamdulillah..." itulah kata syukur yang terucap dari mulut saya usai menggelar rapat evaluasi Pesta Anak Rumah Dunia, Minggu (25/7) lalu. Ucapan rasa syukur dan terima kasih itu saya haturkan kepada para donatur Rumah Dunia yang sudah membantu berlangsungnya kegiatan di Rumah Dunia yang mengusung visi "mencerdaskan dan membentuk generasi baru di Banten" ini. Alhasil, bantuan tersebut juga dirasakan oleh saya sendiri. Saya adalah Miftah Udin alias Harir Baldan, salah satu relawan Rumah Dunia. Saya bergbung di Rumah Dunia tahun 2007. Saat itu saya berjualan gorengan dan sering dating ke Rumah Dunia untuk membaca tabloid "Bola".

 

Saya bertemu Gol A Gong dan ditawari bergabung di tabloid "Kaibon" (sekarang almarhum) sebagai office boy. Saya terima. Lalu Mas Gong menyuruh saya ikut KelasMenulis pada 2009. Saya disuruhnya menulis tentang laporan sepakbola. Saya juga ditawri Mas Gong jadi kurir kaset berita ke Banten TV dari relawan Rumah Dunia sejak 2000 – 2010. Sat itu Mas Gong membentuk divisi film Gong Media Cakrawala. Para relawan Rumah Dunia yang tertarik ke jurnalisme TV menjadi VJ (video jurnalis)-nya.

 

Kemudian saya digembleng Mas Gong sejak awal 2010. Pada Februari 2010, saya diajak menemani Mas Gong terapi di Cipanas, perbatasan Jasinga, Bogor. Mas Gong mengidap penyakit pengapuran di tulang belakang, dari lumbar hingga ke leher. Mas Gong harus terapi berenang air panas. Mas Gong mengontrak sebuah rumah di pertigaan Cipanas, persis di depan pemandian Cipanas. Rumah itu diserahkah ke mahasiswa-mahasiswa yang tergabung di Ikatan Keluarga Mahasiswa Cipanas.

 

Kesempatan itu tidak saya sia-siakan. Saya makan dan tidur bareng dengan Mas Gong. Ilmu-ilmu jurnalistiknya saya serap. Saya praktek langsung. Setiap laporan hard news saya langsung dikoreksi Mas Gong. Awalnya saya hendak menyerah, tak kuat dengan cara Mas Gong menggembleng saya. Tapi, Mas Gong terus  membimbing saya, hingga muncul rsa percaya diri saya. Jika mental kita tidak kuat, pasti akna runtuh saat dikritik Mas Gong. Terasa pedas kritikannya, tapi selalu memberi jawabannya. Inilah yang disebut kritik membangun.

 

Pada April 2010, saya ditinggal sendirian di Cipanas oleh Mas Gong. "Kamu hijrah, ya!" kata Mas Gong. "Ini motor inventaris Rumah Dunia dari para donatur dan kamera dari saya. Manfaatkan untuk pekerjaan kamu sebagai wartawan Banten Raya Post. Rawaty, agar para donatur mengalir pahalanya."

 

Seperti mimpi. Saya jadi wartawan. Mas Gong memberi amanah kepada saya untuk menulis berita tentang Cipanas di Banten Raya Post. Namanya "Pojok Cipanas". Pesan lain dari Mas Gong, saya harus seperti agen minyak. "Jika kita datang ke gaen minyak, beli minyaknya, pasti ada. Nah, sekarang kamu jadi 'agen perubahan' di Cipanas. Mka, ktika orang-orang kampung Cipanas datang beli 'perubahan', kamu harus sediakan."

 

Maka terhitung Februari 2010 hingga sekarang, saya menggunakan motor inventaris Rumah Dunia (yang kreditannya didanai oleh para donatur) sebagai sarana untuk mencari berita di Cipanas dan kamera dari Mas Gong. Saya betul-betul dibantu Rumah Dunia. "Kamu harus mendoakan para donatur Rumah Dunia, karena berkat mrekalah kamu bisa meningkatkan kualitas hidup," Mas Gong setiap saat selalu mengingatkan itu.

 

Ya, seperti mimpi. Dari pedagang gorengan menjadi wartawan. Dari nama "Miftah Udin" ke "Harir Baldan". Keberadaan saya di Cipanas, Lebak, Banten adalah buah dari rekomendasi Mas Gol A Gong, pendiri Rumah Dunia untuk menjadikan saya sebagai agen reportase harian Banten Raya Post (Baraya Post) di wilayah Kecamatan Cipanas. Saya malah disarankan untuk menetap di Cipanas. "Cari perempuan di Cipanas untuk dijadikan istri," kata Mas Gong. "Kamu jangan ke Serang, saingannya terlalu berat!"

 

Selain itu, saya juga diamanatkan untuk melakukan pendampingan terhadap teman-teman Ikatan Keluarga Mahasiswa Cipanas (IKMC). IKMC sudah mendirikan TBM Kosala Library yang berakronim Komunitas Sastra Lebak di rumah yang Mas Gong kontrak. Taman Bacaan Masyarakat Kosala Library diresmikan oleh Wabup Amir Hamzah pada 27 Februari 2010. Mas Gong yang saat itu terpilih jadi Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia di Yogya memulai program 'gempa literasi" di Kosala Library. Nama Cipanas mulai menggaung kemana-mana.

 

Beberapa kegiatan Rumah Dunia juga diadopsi oleh TBM Kosala Library, seperti kelas menulis Gol A Gong, diskusi 2 mingguan IKMC yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, wisata gambar, wisata dongeng, dan wisata baca dan berita seputar Pojok Cipanas di Baraya Post yang hadir setiap Senin, Rabu, dan Jum'at.

Keberadaan kolom Pojok Cipanas di Baraya Post merupakan relasi solid Mas Gong dengan pihak Baraya Post. Mas Gong bermaksud untuk memandirikan rekan-rekan IKMC dalam mencari dana operasional untuk menjalankan program kerjanya. Sebagai barternya IKMC mencari pelanggan untuk koran Baraya Post sebanyak mungkin. Dari sana saya juga dapat insentif sebesar Rp. 300 ribu/bulan. Bulan Juli ini pelanggan Barayapost sebanyak 41 orang.


Dalam sirkulasi atau penyebaran Baraya Post IKMC memperkerjakan jasa loper koran. Upah loper setiap bulannya Rp. 500 ribu. Mengapa upah loper intensifnya besar, lantaran tugas loper setiap hari dan jaraknya pun terbilang cukup jauh, bahkan ada satu pelanggan yang berada di kaki gunung Panggo, Luhur Jaya, Cipanas.

Sejak berita-berita Cipanas menghiasi Koran Baraya Post, yang menjadi loper koran adalah rekan-rekan dari IKMC: Ahmad Nurjani alis Obet dan Cucu Nuryadin.
Tapi, mereka hanya bertahan selama dua bulan saja. Alasan mereka berhenti menjadi loper lantaran ingin fokus kuliah. Untuk sementara ini, posisi loper kosong.

 

Sekarang IKMC sedang mencari pengganti loper baru, yang mau bekerja keras, jujur, dan amanah. Tapi, Mas Gong menyarankan saya agar menggantikan posisi loper itu. Katanya, bila saya yang mengisi posisi itu kemungkinan motor inventaris yang sedang saya pakai, tidak akan ditarik lagi ke Rumah Dunia. Sebab, kata Mas Gong, jika saya menjadi loper, honornya bisa untuk menyicil kreditan motor Rumah Dunia (nopol A 6274 BD) sebesar Rp 450 ribu/bulan berikut cicilan DP Rp 5 juta dan tunggakan 7 bulan sebelumnya. Setelah saya pikir-pikir, kenapa tidak dicoba? Menjadi loper sekaligus mencari berita, kenapa tidak?  Subhanallah, saya punya motor  sendiri? Saya tidak percaya. Ini anugrah terindah!

Saya pun menyangupi tawaran dan tantangan dari Mas Gong ini. Meski biaya pelunasannya mencapai 36 bulan atau 3 tahun. Saya siap mencoba menjalankan dua amanah ini dengan baik. Saya pun akan selalu mengingat pesan dari Mas Gong, yang mengatakan, "Jangan jadikan kreditan motor dan ngeloper ini menjadi beban kamu. Tapi, jadikan itu sebuah pengalaman untuk peningkatan kemandirian dan tantangan!" Kata Mas Gong lagi, "Yang terpenting tingkatkan kualitas menulismu, karena saya sudah merekomendasikan kamu ke Baraya Post tahun depan."

 

Ya, Allah! Andai saya jadi wartawan betulan! Karena sekarang saya masih magang. Saya bersyukur dan senang mendengar ucapan Mas Gong ini. Sekali lagi, terima kasih para donatur Rumah Dunia, insya Allah, rezekinya melimpah-ruah, karena membuat orang lain seperti saya merasakan manfaatnya! Terima kasih Banten Raya Post! Juga Mas Gong serta keluarga besar Rumah Dunia. (*)

 


__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment