Radar Bojonegoro- Jawapos Grup Selain Masfuk, Pernah Mencipta Lagu untuk Pak De Karwo
Khusna Wahib S merupakan seniman asli Lamongan yang biasa mencipta lagu untuk beberapa kepala daerah. Lagu-lagu yang diciptakan pria asal Desa Padenganploso Kecamatan Turi itu antara lain tentang Bupati Lamongan, Masfuk dan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.
B. FEBRIANTO, Lamongan
---
DALAM acara pamitan Bupati Lamongan, Masfuk dan Wabup Tsalits Fahami dengan para pegawai di Penopo Lokatantra kemarin terdapat hiburan musik. Salah satu penyanyi yang tampil banyak menarik perhatian undangan, karena penampilannya mirip Rhoma Irama. Bahkan suaranya pun juga hampir sama dengan dengan penyanyi dangdut ternama yang biasa dipanggil Bang Haji tersebut.
Lagu yang dinyanyikan pria yang tampil khas dengan kacamata itu juga menarik perhatian undangan. Sebab lagu-lagu yang dinyanyikan itu benar-benar lagu baru yang belum pernah terdengar di televisi atau radio dan liriknya menceritakan tentang sepak terjang Bupati Masfuk saat memimpin Lamongan. Pria tersebut bernama Khusna Wahib atau biasa dipanggil Abah Wahib.
Lagu-lagu yang dinyanyikan dalam acara pamitan itu merupakan isi dari albumnya terbaru yang berjudul 10 tahun mengabdi pada tanah kelahiran. Dalam album bergambar Bupati Masfuk tersebut terdapat lima lagu yang berjudul, 10 tahun, Lamongan, Separuh Jiwa, H. Masfuk Panglima Perubahan, dan Alun-Alun Lamongan. Lagu-lagu dalam album tersebut berirama dangdut.
''Dari lima lagu itu, yang tiga lagu merupakan ciptaan saya sepenuhnya. Sedangkan yang dua lagu merupakan ciptaan teman saya, namun untuk liriknya saya yang bikin,'' kata Abah Wahib kepada Radar Bojonegoro, kemarin.
Abah Wahib menciptakan tiga lagu cukup cepat, yakni tidak sampai satu jam. Dia memakai nama Rhisoma Timur dalam nama pencipta lagu di album tersebut. ''Saya dalam mencipta lagu tergantung feeling. Kalau tidak ada feeling sampai berminggu-minggu tidak satu pun lagu yang tercipta. Tapi kalau lagi feeling, dalam 10 menit saya bisa mencipta satu lagu. Dalam membuat album ini kebetulan feeling saya sedang bagus sehingga cepat,'' ungkapnya.
Pria beranak dua orang tersebut mengungkapkan, untuk proses rekamannya membutuhkan waktu sekitar seminggu. Kebetulan dia memiliki group musik sendiri bernama OM Sonefa dan dibantu penyanyi lokal sebagai backing vokal, Ita Mustika. ''Alhamdulillah, pembuatan album ini cukup cepat,'' ujarnya.
Pembuatan lagu-lagu dalam album tersebut merupakan murni dari insiatif dan inspirasinya sendiri. Yakni berisi ketertarikan dan kekagumannya kepada Bupati Masfuk yang berhasil membuat Lamongan menjadi maju dan tidak kalah dengan daerah lain. ''Apa yang saya rasakan merupakan isi dari lagu itu. Saya tidak berbohong, karena syair tidak boleh bohong dan saya memang takjub dengan Lamongan yang saat ini banyak yang terdepan,'' ujarnya.
Salah satu contoh lagu yang diceritakan tentang proses inspirasinya yakni Alun-Alun Lamongan. ''Saat itu saya iri dengan lagu-lagu yang sudah tenar seperti Alun-Alun Nganjuk. Kemudian saya melihat Alun-Alun Lamongan yang saat ini telah berubah total dan bisa dibanggakan sehingga layak untuk diabadikan dalam sebuah lagu,'' ceritanya.
Kemampuan mencipta lagu dan menyanyi pada diri Wahib sebenarnya cukup mumpuni. Sebab dia juga banyak mencipta lagu, terutama untuk para kepala daerah. Selain Masfuk juga pernah mencipta lagu untuk Gubernur Jawa Timur, Pak Dhe Karwo. Sedangkan kemampuan menyanyinya lebih bagus lagi, karena dia selalu menjadi pendamping penyanyi dangdut top, Ida Laila setiap manggung di seluruh Indonesia yang biasanya dalam acara nada dan dakwah.
Selain memiliki jiwa seniman, Wahib juga memiliki jiwa ulama. Itu ditunjukkan dengan Ponpes Baitul Muslim yang berhasil dibangunnya sejak 1990. Menariknya, santri yang berjumlah 50 orang di ponpesnya itu sama sekali tidak ditarik uang belajar alias gratis. ''Dana untuk menghidupi pondok itu ya dari menyanyi dan mencipta lagu ini, selain dari dermawan insidental termasuk Pemkab Lamongan. Belum ada donatur tetap untuk pondok saya ini,'' ungkapnya.(*/nas)
[ Sabtu, 07 Agustus 2010 ]
Khusna Wahib S, Seniman Spesialis Mencipta Lagu Kepala Daerah
Khusna Wahib S merupakan seniman asli Lamongan yang biasa mencipta lagu untuk beberapa kepala daerah. Lagu-lagu yang diciptakan pria asal Desa Padenganploso Kecamatan Turi itu antara lain tentang Bupati Lamongan, Masfuk dan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.
B. FEBRIANTO, Lamongan
---
DALAM acara pamitan Bupati Lamongan, Masfuk dan Wabup Tsalits Fahami dengan para pegawai di Penopo Lokatantra kemarin terdapat hiburan musik. Salah satu penyanyi yang tampil banyak menarik perhatian undangan, karena penampilannya mirip Rhoma Irama. Bahkan suaranya pun juga hampir sama dengan dengan penyanyi dangdut ternama yang biasa dipanggil Bang Haji tersebut.
Lagu yang dinyanyikan pria yang tampil khas dengan kacamata itu juga menarik perhatian undangan. Sebab lagu-lagu yang dinyanyikan itu benar-benar lagu baru yang belum pernah terdengar di televisi atau radio dan liriknya menceritakan tentang sepak terjang Bupati Masfuk saat memimpin Lamongan. Pria tersebut bernama Khusna Wahib atau biasa dipanggil Abah Wahib.
Lagu-lagu yang dinyanyikan dalam acara pamitan itu merupakan isi dari albumnya terbaru yang berjudul 10 tahun mengabdi pada tanah kelahiran. Dalam album bergambar Bupati Masfuk tersebut terdapat lima lagu yang berjudul, 10 tahun, Lamongan, Separuh Jiwa, H. Masfuk Panglima Perubahan, dan Alun-Alun Lamongan. Lagu-lagu dalam album tersebut berirama dangdut.
''Dari lima lagu itu, yang tiga lagu merupakan ciptaan saya sepenuhnya. Sedangkan yang dua lagu merupakan ciptaan teman saya, namun untuk liriknya saya yang bikin,'' kata Abah Wahib kepada Radar Bojonegoro, kemarin.
Abah Wahib menciptakan tiga lagu cukup cepat, yakni tidak sampai satu jam. Dia memakai nama Rhisoma Timur dalam nama pencipta lagu di album tersebut. ''Saya dalam mencipta lagu tergantung feeling. Kalau tidak ada feeling sampai berminggu-minggu tidak satu pun lagu yang tercipta. Tapi kalau lagi feeling, dalam 10 menit saya bisa mencipta satu lagu. Dalam membuat album ini kebetulan feeling saya sedang bagus sehingga cepat,'' ungkapnya.
Pria beranak dua orang tersebut mengungkapkan, untuk proses rekamannya membutuhkan waktu sekitar seminggu. Kebetulan dia memiliki group musik sendiri bernama OM Sonefa dan dibantu penyanyi lokal sebagai backing vokal, Ita Mustika. ''Alhamdulillah, pembuatan album ini cukup cepat,'' ujarnya.
Pembuatan lagu-lagu dalam album tersebut merupakan murni dari insiatif dan inspirasinya sendiri. Yakni berisi ketertarikan dan kekagumannya kepada Bupati Masfuk yang berhasil membuat Lamongan menjadi maju dan tidak kalah dengan daerah lain. ''Apa yang saya rasakan merupakan isi dari lagu itu. Saya tidak berbohong, karena syair tidak boleh bohong dan saya memang takjub dengan Lamongan yang saat ini banyak yang terdepan,'' ujarnya.
Salah satu contoh lagu yang diceritakan tentang proses inspirasinya yakni Alun-Alun Lamongan. ''Saat itu saya iri dengan lagu-lagu yang sudah tenar seperti Alun-Alun Nganjuk. Kemudian saya melihat Alun-Alun Lamongan yang saat ini telah berubah total dan bisa dibanggakan sehingga layak untuk diabadikan dalam sebuah lagu,'' ceritanya.
Kemampuan mencipta lagu dan menyanyi pada diri Wahib sebenarnya cukup mumpuni. Sebab dia juga banyak mencipta lagu, terutama untuk para kepala daerah. Selain Masfuk juga pernah mencipta lagu untuk Gubernur Jawa Timur, Pak Dhe Karwo. Sedangkan kemampuan menyanyinya lebih bagus lagi, karena dia selalu menjadi pendamping penyanyi dangdut top, Ida Laila setiap manggung di seluruh Indonesia yang biasanya dalam acara nada dan dakwah.
Selain memiliki jiwa seniman, Wahib juga memiliki jiwa ulama. Itu ditunjukkan dengan Ponpes Baitul Muslim yang berhasil dibangunnya sejak 1990. Menariknya, santri yang berjumlah 50 orang di ponpesnya itu sama sekali tidak ditarik uang belajar alias gratis. ''Dana untuk menghidupi pondok itu ya dari menyanyi dan mencipta lagu ini, selain dari dermawan insidental termasuk Pemkab Lamongan. Belum ada donatur tetap untuk pondok saya ini,'' ungkapnya.(*/nas)
__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment