Tuesday, August 4, 2009

[ac-i] Adat dan Demokrasi di Desa Walait, Papua

 

Adat dan Demokrasi di Desa Walait, Papua
Oleh Diu Oktora

...

Dari Bandara Wamena, saya tidak memesan kendaraan khusus untuk bisa tiba di tengah kota. Dan becak adalah alternatif mengasyikan yang saya pilih. Namun penampilan saya rupanya mengesankan para tukang becak bahwa saya adalah "pendatang baru" di tanah mereka, sehingga mereka pun langsung mematok tarif yang cukup mahal tanpa terlebih dahulu bertanya kemana tujuan saya. "Saya mau ke tempat kenalan saya, Bapak Robert Djonsoe, apakah Bapak tahu rumahnya dan berapa tarif becak kesana?," saya bertanya pada si tukang becak, yang sebelumnya telah mematok tarif Rp 50,000. Setelah mendengar tujuan yang akan saya datangi, wajah si tukang becak tampak terkejut dan segera menjawab, "Oh, tarif kesana lima ribu rupiah saja," ujar si tukang becak.

Selanjutnya klik http://wisataloka.com/jelajah/adat-dan-demokrasi-di-desa-walait-papua/


Salam,
TM. Dhani Iqbal

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment