Tuesday, March 2, 2010

[ac-i] Kritik Suwarno Wisetrotomo untuk Komunitas Seni Sakato

 

Kritik Suwarno Wisetrotomo untuk Komunitas Seni Sakato

"Sakato" adalah bahasa Minang, artinya "sekata". Mudah ditebak, nama itu bermakna ikrar terhadap komitmen, sekata atau satu kata. Sekata dalam hal apa? Mencermati beberapa kegiatan yang diselenggarakan, barangkali nanti akan bisa ditengarai, cita-cita apa sesungguhnya di balik nama "Sakato".


"Sakato" dibangun (didirikan) menjadi semacam keluarga besar. Menampung anak-anaknya, dari generasi ke generasi. Para senior, seperti H. Risman Marah, Darvies Rasjidin, Kasman Piliang (alm.), Syaiful Adnan, Syahrizal Koto, Ali Umar, Hendra Buana, Arlan Kamil, Yetmon Amir, Basrizal Albara, barangkali diposisikan sebagai "orang tua" (asuh), atau mereka menyebutnya sebagai "generasi pertama". Sementara anak-anak (asuh) yang disebut sebagai "generasi kedua", seperti Rudi Mantofani, Yunizar, Yusra Martunus, M. Irfan, Jumaldi Alfi, Handiwirman Saputra, Ardison, Yon Indra, Zulfa Hendra, hingga Stefan Buana, Ibrahim, atau Feri Eka Candra, dan lain-lain, hadir sebagai kekuatan baru dalam keluarga ini. Disusul kemudian sebagai "generasi ketiga" (generasi tahun 2000-an)  seperti Afdal, Desrat Wianda, David Army Putra, Taufik, Niko Ricardi, Tommy Wondra, Hamdan, Ade Pasker, Hojatul Islam, Imbalo Sakti, dan lain-lain, yang mulai memberi aksentuasi kuat dalam panggung seni rupa Indonesia.

Selengkapnya, simak di http://indonesiaartnews.or.id/

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment