Saturday, September 4, 2010

[ac-i] "all men by nature", aristoteles diputar hudan

 

(konsep gerakan) "all men by nature", metafisika aristoteles, teori turunan hudanian

oleh Jurnal Sastratuhan Hudan pada 05 September 2010 jam 11:56

Aristoteles membuka "metafisikanya" dunia fisik di luar diri manusia yakni dunia ini sendiri, yang telah memberikan sifat pada alam melalui kata-kata aristoteles:

"all men by nature desire to know." 

All men by nature desire to know, adalah kata-kata bergerakan ganda yang dilakukan oleh aristoteles akan relasi manusia dengan dunia (nature). Gerakan ganda di mana manusia adalah bagian dari dunia itu sendiri, seperti isi-isi dunia lainnya adalah bagian dunia juga, dan karena itu dunia kita sebut sebagai dunia dengan segenap isinya.

Dunia: alam yang terbentang dengan segala isinya yang melata di alam yang terbentang.

All men by nature jadinya adalah manusia menurut bawaan dirinya sebagai bagian dari dunia, tapi all man by nature bergerak ke sisinya yang lain yakni dunia/nature sebagai memberi kepada manusia sifat ingin tahu (desire to know). Gerakan ganda yang tentu saja tak disadari oleh aristoteles dalam hubungan manusia yang berasal dari dunia (sebagai tanah hitam yang menjadi cikal bakal badan). Sebagai tanah hitam yang bergerak ke badan/menjadi badan manusia (bahasa darwin berevolusi, bahasa teori turunan hudanian berevolusi dengan ganda dengan tanah hitam sebagai cikal bakal badan, dan jiwa sadar sebagai cahaya yang datang dari sang tuhan – dia sang maha cahaya).

Jadi di sinilah the origin of desire to know itu.

kehendak atau hasrat untuk tahu. Untuk kembali ke the originnya lagi yakni tanah hitam, atau ke cahaya yakni tuhan. manusia bergerak memanggil manggil alam dan alam menggapai-gapaikan keindahan dirinya untuk dilambai oleh manusia, adalah potret dari relasional primordial badan se badan yang telah diceraikan. Dan karena perceraian semacam itulah maka timbul rindu di antara keduanya. Kita rindu pada alam dan alam rindu pada manusia. dalam hubungan rindu merindu yang saling memanggil, saling melambaikan.

Manusia dan alam saling mendekat.

Kita merasa tenang di alam karena alam adalah saudara kandung kita sendiri, yang telah berpisah dan dipisahkan oleh tuhan dengan diceraikan melalui evolusi tanah hitam ke badan.  Mati yang menjadi kosa kata manusia di dunia adalah kembalinya lagi manusia ke asalinya sendiri – yakni tanah hitam. Maka badan masuk melebur ke asalnya lagi. Sedang jiwa sadar kembali ke tuhannya lagi dalam perjalanan pulang kembali ke asal – hendakkah kepulangan ini kita sebutkan sebagai the origin of idea/roh seperti terminologi plato dan hegel?

Semua itu adalah gerakan yang saling melambaikan dirinya, yang menjadi cikal bakal teori turunan hudanian dengan konsep sepi dan ramai, dengan konsep sunyi dan latar.

hudan hidayat

filsuf indonesia ;)

 

· · Bagikan

    • Jurnal Sastratuhan Hudan
      ‎*
      "verifikasi teori turunan hudanian"

      teori ini membutuhkan verifikasi dengan contoh contoh sastra dunia, sastra buku kita, dan tentulah pula dengan sastra maya. tubuh dan jiwaku terbakar untuk menghidupinya ke dalam buku tapi buku maya saja... - tempat aku melakukan penulisan subversif itu. Generated by Facicons pake idih dikit deh: katakan: teori? apalah gitu. terserah kamu aja (gaya gaya genit gaya remaja kita perlukan agar otak tak meledak dalam keanehan dunia yang kita hayati). apalah gitu heheGenerated by Facicons Lihat Selengkapnya
      52 menit yang lalu · ·
    • Jurnal Sastratuhan Hudan
      *

      "aristoteles":

      "ALL men by nature desire to know. An indication of this is the delight we take in our senses; for even apart from their usefulness they are loved for themselves; and above all others the sense of sight. For not only with a ...view to action, but even when we are not going to do anything, we prefer seeing (one might say) to everything else. The reason is that this, most of all the senses, makes us know and brings to light many differences between things."

      bandingkan dengan esai pembuka lirik balad william ini.

      "I have said that poetry is the spontaneous overflow of powerful feelings: it takes its origin from emotion recollected in tranquillity: the emotion is contemplated till, by a species of reaction, the tranquillity gradually disappears, and an emotion, kindred to that which was before the subject of contemplation, is gradually produced, and does itself actually exist in the mind."

      saya sendiri memiliki pandangan yang lain:

      Ruang Dalam Tubuh

      Ruang dalam tubuh dapat dibaca sebagai buku dalam kepala, yang dipetik dari semesta. Tubuh merespon semesta, disimpan dalam kepala. Ia sesuatu yang disentuh orang, dari kenyataan hidup orang, atau yang mungkin dialami orang. Karena itu ia menjadi pengetahuan yang melingkar: apa yang dipikirkan orang ribuan tahun lalu, kini hadir kembali. Ia menjadi referensi. Tumpul dari impuls.

      Ketika ia berpikir, referensinya bangkit. Tapi, ibarat batu yang retak, curah hujan membuat anasir batu tidak kokoh. Ikatannya melepaskan diri. Tergerus air. Kau ingin menduduki batu itu? Bagaimana mungkin? Batu itu sudah menjadi gundukan pasir. Telah jadi rumah pasir. Seolah tubuh manusia yang disangga tanpa tulang, otot atau kulit yang kencang. Ia telah jadi onggokan – onggokan pasir dan onggokan daging. Kehilangan kekuatan.

      Orisinalitas memang memerlukan penjelajahan dalam tubuh – tubuh kita sendiri. Kehidupan menjadi buku yang terbuka. Halamannya menghamparkan diri, minta dipegang. Siapa yang akan menjemput halaman itu? Siapa yang akan memungutnya? Banyak orang tidak mau. Mereka sibuk dengan buku orang lain, bukan sibuk dengan kehidupan, yang dapat dipetik langsung. Mereka bukan membuat ruang semesta sebagai sumber kearifan, untuk masuk ke dalam ruang dalam tubuhnya, sebagai sumber kearifan lain lagi. Mereka, para pembaca itu, percaya bahwa pengetahuan, dan kelak kebenaran, adalah dan sudah seharusnya berkesinambungan. Untuk itu mereka menggali. Seolah kebenaran dan pengetahuan sejati itu ada dalam tumpukan jerami, begitulah mereka tekun menyimak halaman yang ditemukan orang. Padahal orang yang menemukannya, menyimak semesta juga. Sebagai sumber pengetahuan pertama. Sebagai kebenaran yang kelak meninggalkan jejak – sejarah ilmu pengetahuan.
      Lihat Selengkapnya
      43 menit yang lalu · ·
    • Ganjar D'aveiro
      Ngintip dengan otak yang genit rada puyeng.

      he..he..he ...

      This emoticon has been enhanced by Facicons
      ...
      teori turunan hudanian ternyata memang hebat.
      Lihat Selengkapnya
      41 menit yang lalu melalui Facebook Seluler · ·
    • Jurnal Sastratuhan Hudan
      gini gan: mungkin tak ada sastrawan kita yang ber haha hihi ber au au ai ai kayak huhi dan ganjar ya. tapi dalam bekerja untuk bahasa, kau dan aku kita dan kami mengeluarkan segenap darah putih dan darah hitamnya. kita sanggup menggigit sa...mpai putus lidah kita sendiri, masuk ke sunyi dan terbakar di neraka kepayahan dalam penciptaan.

      begitulah gan, kita bermain bahasa, tapi dengan tetap ai apola kito ni gan: hanya hampa, jauh di utara. hujan pagi. hiks namun sekali alak tetaplah alak ya ganjar (kirimi dunk aku karya karya puncakmu untuk verifikasi teori turunan hudanian ini ke hudanhidayat@yahoo aja hehe thx ya ganjar yang baik. ini untukmu: Generated by Facicons

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment