Tuesday, September 15, 2009

[ac-i] Spiritualitas dan Agama

 

PERCAKAPAN 1: SPIRITUALITAS DAN AGAMA


T = Mas Leo,

Apakah bila ingin menjadi orang spiritual saya mesti meninggalkan agama yang sekarang saya anut ?

J = It's up to you, tergantung dari anda sendiri.

Apakah yg anda maksudkan sebagai orang spiritual ? Apakah orang spiritual menurut anda adalah orang yg memiliki ilmu sakti untuk berhubungan langsung dengan Tuhan ? Kalau itu definisinya, maka kita semua adalah orang spiritual. Tuhan adalah kesadaran yg ada di diri semua manusia, baiik menggunakan istilah Tuhan ataupun tidak. Tuhan bahkan ada di orang yg tidak beragama dan mengaku sebagai komunis sejati. Tuhan bahkan ada di orang yg menjadi atheis fanatik. Tuhan bahkan ada di orang yg dilecehkan dengan sebutan kafir, musyrik dan syirik oleh orang Islam fanatik.

Tuhan ada di dalam kesadaran semua manusia. Yg bisa sadar bahwa dirinya sadar adalah Tuhan yg berdiam di diri manusia. Di luar itu semuanya adalah Tuhan buatan. Tuhan buatan memberikan berbagai syariat agama: syariat Islam, syariat Katolik, syariat Hindu, syariat Buddha, dll... ini semuanya berasal dari Tuhan buatan.

Tuhan buatan adalah pemikiran manusia. Pemikiran dan bukan kesadaran.

Kesadaran yg saya sebut Tuhan di diri manusia adalah yg sadar thok. Sadar bahwa dirinya sadar, tanpa pernah tahu dirinya itu siapa, asalnya dari mana, dan akan ke mana. Dia cuma tahu bahwa dia sadar. Full stop. Titik.

T = Tidak bisakah menjadi orang spiritual di satu sisi saya tetap jadi penganut agama ? Saya ingin sekali mendapatkan pencerahan dari anda. Mohon berkenan menjawab kerisauan yang ada dalam batin saya. For your information, saya adalah penganut Katolik selama kurang lebih 22 tahun.

J = Bisa saja anda mengaku sebagai seorang spiritual, yaitu orang yg melakukan kultivasi kesadaran di dalam dirinya sendiri, belajar memahami apa itu kesadaran, consciousness, dan bagaimana hubungannya dengan segala macam hal yg dipaksakan oleh lingkungannya. Kalau anda kultivasi spiritualitas dengan jujur, maka cepat atau lambat anda akan menyadari bahwa agama lebih banyak memiliki aspek keduniawian daripada kerohanian. Ada simbol-simbol yg digunakan dalam agama, tetapi kebanyakan penganut agama tidak tahu apa makna dari simbol-simbol itu.

Simbol dianggap sebagai hal yg hakiki, pedahal cuma simbol saja. Makna dari simbol ditemukan di dalam kesadaran kita sendiri. Meanings, makna, arti. Dan ketika kita bisa menangkap artinya, maka simbol-simbol bisa saja dilepaskan dan tidak dipegang lagi. Tetapi orang beragama justru dipaksa dengan kasar maupun halus untuk selalu berpegang kepada simbol-simbol itu. Akhirnya yg terjadi adalah pemutar-balikkan. Kepala jadi kaki, dan kaki jadi kepala.

Agama Katolik Roma sudah eksis selama 2,000 tahun, menjalani jatuh bangun habis-habisan. Perang salib, perang dengan Protestan, perang dengan Modernisme, perang dengan Komunisme, perang dengan Agnostisme, perang dengan Atheisme,... tetapi gereja tetap bisa bertahan. Bertahan karena ada dogma-dogma dan tradisi. Dan ada pembaharu-pembaharu di dalam gereja Katolik yg bisa melakukan modernisasi dari dalam sehingga gereja bisa bertahan sampai sekarang.

T = Kiranya saya cepat memperoleh apa yang anda istilahkan dengan kesadaran.

J = Apa yg saya maksud dengan kesadaran adalah kesadaran thok. Sadar bahwa anda sadar. Di luar itu ada yg namanya intuisi atau pengertian yg muncul begitu saja di dalam kesadaran anda. Tetapi pengertian-pengertian itu bukan merupakan bagian dari kesadaran, melainkan bonus. Intuition is bonus. Tambahan belaka.

Kalau anda mengamati gereja Katolik, contohnya, anda akan bisa memperoleh intuisi langsung. Anda akan tahu bahwa Yesus yg dikhotbahkan itu hidup di dalam kesadaran anda. Yesus itu kesadaran tinggi di diri anda, your own higher self. Anda bahkan bisa bilang bahwa kesadaran anda adalah Yesus. Namanya kesadaran Kristus. Santo Paulus bilang: Semoga kesadaran yg ada di diri Kristus hidup di dalam kesadaran kamu. Artinya, semoga kita semua bisa tersadarkan bahwa kesadaran kita itu adalah kesadaran Kristus.

Kristus itu selalu ada. Awal dan akhir. Tidak diciptakan dan tidak bisa mati. Kristus adalah Allah. Karena Kristus seperti itu, maka kita juga seperti itu. Kitalah Kristus. Kitalah Allah... At least gereja Katolik secara implisit mengajarkan bahwa seluruh umat gereja adalah Kristus, dan Kristus itu cuma ada satu. Kristus = Allah. Allah juga cuma ada satu. Kalau ditarik kesimpulannya, maka kita semua adalah Allah.

Tetapi sayangnya, gereja Katolik menyisakan sedikit ruang bagi dirinya untuk menarik "upeti" dari umat, yaitu berupa sakramen-sakramen. Sakramen perjamuan kudus, contohnya. Melalui sakramen perjamuan kudus, manusia diingatkan bahwa kita semua merupakan bagian dari Kristus. Kristus hidup di dalam kesadaran kita. Dan itu benar. Tetapi gereja menempatkan dirinya sebagai makelar bagi ritual itu. Pedahal tanpa dimakelari oleh gerjea, kita memang sudah memiliki kesadaran Kristus. Dari lahir sudah seperti itu.

Lalu ada sakramen pengakuan dosa, harus mengaku dosa kepada imam yg lalu memberikan absolusi. Ini terlalu berlebihan, walaupun dampak psikologisnya cukup baik juga bagi manusia masa lalu yg membutuhkan afirmasi bahwa "dosa" (dalam tanda kutip) telah dihapuskan. Pedahal kalau kita sadar bahwa apa yg kita lakukan tidak benar, dan kita mau berubah, segala perasaan bersalah itu akan hilang dengan sendirinya. Apa yg sudah terjadi, terjadilah. Tidak bisa kembali lagi. Dan kita cuma bisa memaafkan diri kita sendiri saja.

Ada lagi sakramen perkawinan di mana dikatakan bahwa apa yg sudah disatukan oleh Tuhan tidak bisa dipisahkan oleh manusia. Jadi, apabila anda menikah di gereja Katolik Roma, maka sampai kapanpun anda tidak bisa bercerai. Tidak bisa bercerai di mata gereja (baca Tuhan),... kecuali Vatican memberikan dispensasi. Jadi, kalau ada dispensasi, maka perkawinan anda akan dianggap tidak pernah ada oleh gereja yg sebelumnya pernah menikahkan anda. Tetapi prosesnya rumit, bisa tahunan dan, setahu saya, telah membuat entah berapa banyak manusia menderita.

Di negara-negara maju, perkawinan oleh gereja tidak sama oleh perkawinan di catatan sipil. Jadi, mereka yg dinikahkan oleh gereja harus dinikahkan lagi oleh pencatatan sipil baru diakui sebagai legal. Tetapi di Indonesia yg terjadi adalah pelecehan HAM atas nama agama, dan gereja Katolik ikut serta berkomplot. Anda bisa menikah secara Katolik di Indonesia, dan dicatat juga oleh catatan sipil. Tetapi kalau anda mau bercerai, maka gereja juga harus dimintakan persetujuannya. Ini pelecehan HAM. Dan banyak orang yg menikah secara Katolik akhirnya menjadi korban dari birokrasi itu. Harus menunggu bertahun-tahun. Kalau gereja tidak mengijinkan perceraian, maka anda tidak bisa menikah kembali. Tidak akan bisa menikah kembali kecuali anda menyatakan diri ke luar dari gereja Katolik. Kurang lebih seperti itu situasinya, sangat kabur memang karena orang malu untuk membicarakannya.

Agama-agama di Indonesia semuanya punya andil dalam mengekalkan rejim Suharto yg melahirkan UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 di mana dikatakan bahwa hanya yg seagama bisa dinikahkan secara sah dan diakui oleh negara. Kalau tidak seagama maka tidak bisa menikah. Pedahal menurut Konvensi HAM PBB yg juga telah diratifikasi oleh Indonesia, setiap manusia berhak menikah tanpa diskriminasi berdasarkana SARA. Di Indonesia, mereka yg mau menikah masih di-diskriminasi berdasarkan agamanya.

Tentu saja hal ini bukanlah spiritualitas melainkan politik. Agama-agama memperoleh fasilitas dari rejim Suharto. Fasilitas untuk semakin mengekalkan cengkeraman mereka terhadap umat. Dan umat beragama adalah rakyat yg juga dicengkeram oleh pemerintah ORBA. Dengan kata lain, agama-agama dan pemerintah bejat memang selalu bekerjasama. Kerjasama yg saling menguntungkan. Simbiosis mutualisma. Seperti di Eropah pada masa lalu, gereja Katolik Roma juga bisa bekerja-sama dengan rejim Suharto. Yg jadi korban adalah rakyat, umat, anda dan saya.

To be fair, di luar segala kebejatan dan kediktatoran gereja Katolik, masih ada kelebihannya. Dibandingkan dengan agama-agama lain di Indonesia, Katolik memiliki banyak sisi positif, terutama dalam hal pengabdian masyarakat. Rumah sakit dan sekolah Katolik jumlahnya banyak sekali, dan sudah ada di Indonesia sejak jaman Belanda. Intelektual Katolik juga tidak terhitung. Soegijapranata yg menjadi seorang pahlawan nasional itu seorang uskup Katolik. Beliau dekat sekali secara pribadi dengan Presiden Sukarno dan Ibu Fatmawati. Orang Katolik sudah membangun Indonesia bahkan jauh sebelum kemerdekaan.

Mayoritas penganut Katolik Indonesia ada di Jawa, berasal dari etnik Jawa. Dan ini memberikan kestabilan yg luar biasa bagi Indonesia. Tanpa ada penyeimbang berupa sumbangan pemikiran dan karya dari dunia Katolik (dan Protestan juga), Indonesia akan sangat lebih miskin daripada sekarang. Tetapi orang Katolik tidak semuanya agamis. Mungkin hampir seluruhnya dari intelektual Katolik itu orang agnostik. Saya tahu sendiri. Jadi, mereka bisa saja menghadiri misa kudus, bisa saja aktif dalam kegiatan sosial, tetapi secara keimanan mereka mengerti bahwa segalanya itu simbol belaka. Kristus itu kesadaran kita. Mau diputar dengan ritual apapun, kesadaran kita tetaplah Kristus. Dan itu abadi.

Saya sendiri bersekolah di sekolah Katolik sampai lulus SMA. Saya bisa enjoy segalanya kecuali satu, yaitu ritual mencium kaki salib Yesus pada hari Jumat Agung. It's the most disgusting thing to me. Umat akan maju satu-persatu ke depan, dan mencium kaki salib Yesus. Tetapi ketika giliran saya sampai, saya akan pura-pura ke belakang. Ngapain itu kaki patung diciumin ?

Jesus lives in our kesadaran, dan kita tidak perlu cium-cium kaki patungnya. Biarpun dibilang bahwa ritual itu sudah ada lebih dari 1,000 tahun, saya tidak mau menjalaninya. I know Jesus lives in me, and I don't need to kiss his feet or his ass...


+

PERCAKAPAN 2: GOD CAN'T DO IT FOR YOU


T = Halo Mas Leo,

Ada sedikit pertanyaan yang sering mengganggu pikiran saya, mungkin Mas Leo bisa memberikan sedikit pencerahan: Apa yang kita cari di dunia ini ?

J = Saya tidak tahu saya mencari apa di dunia ini.

Karena saya sendiri tidak tahu saya mencari apa, bagaimana mungkin saya berbicara bagi kita ? Bagi orang-orang lainnya ? Yg saya tahu, waktu masih kecil tiba-tiba saya sadar bahwa saya sadar. Saya tahu bahwa saya dipanggil Leo, dan saya melihat ke sekeliling saya wajah-wajah yg harus dipanggil Mama dan Papa. Terus saya masuk SD, dan diajari bahwa kita harus menurut sama guru dan orang tua. Lalu saya ikut upacara agama, dan dikasih tahu bahwa saya harus menyembah Tuhan. Setelah saya puber, saya jatuh cintrong sama teman satu kelas. Terus saya cium-cium dia dan saya merasa berdosa. Dia juga suka kayaknya, tapi menurut agama itu salah. Dan akhirnya kami berpisah tanpa pernah bisa meng-consume segala-galanya.

Jaman sekarang lebih enak karena ada facebook, kita bisa baca bahwa segalanya halal. Di jaman saya SMA semuanya masih haram jadah, kondom jarang di jual. Tetapi di masa sekarang many things have become halal dan tidak perlu menjadi obsessi lagi. Cinta is obsessi. Obsessi semacam yg ada di lagu Arjuna Mencari Cinta sampai saya sadar sendiri bahwa saya bukan Arjuna. Bukan Bima. Bukan wayang, in short... Ternyata saya adalah saya, dan yg saya cari selalu berubah tergantung apa yg saya butuhkan. Kalau saya butuh, maka saya cari. Kalau saya tidak butuh, saya tidak cari.

T = Setelah kita mendapatkan apa yang kita cari, mau dibuat apa ?

J = Terserah kita dong.

Kita sudah dapatkan cinta itu, for instance, lalu kita pake siang malem sampe kita bosen. Udah gitu kita bisa say goodbye, pisah secara baik-baik. Udah gitu kita nyari yg lain lagi sampe emosi ingin diterima oleh orang lain, baik sejenis maupun berlawanan jenis, akhirnya menghilang dengan sendirinya dari diri kita. Tidak ada lagi keinginan untuk mencari karena sudah pernah didapatkan, dinikmati, bosen, dan gak kepengen lagi. Setahu saya, apa yg telah kita dapatkan dengan full tidak akan mengakibatkan kita terobsessi.

Kalau sudah mendapatkan Tuhan, maka kita tidak akan terobsessi untuk ke tanah suci lagi. Tanah yg kita pijak sudah suci, suci karena kita bilang itu suci. Karena kita sudah full menginjak tanah suci di mana-mana, ngapain pergi ke tanah suci yg disucikan oleh orang lain, ya gak ?

Banyak hal yg tadinya kita inginkan akhirnya tidak lagi kita inginkan ketika kita sadar bahwa kita cuma kena sugesti iklan saja. Sugesti iklan MLM. Sugesti iklan agama. Sugesti bujuk rayu ulama untuk pakai jilbab. Kena diiming-imingi oleh Sorga dan ditakut-takuti oleh Neraka. Kita tidak inginkan lagi semuanya karena kita tahu kita pernah berada di sana. I've been there. Saya sudah pernah masuk ke dalam jebakan agama, baik yg fanatik maupun kurang fanatik, dan saya tahu rasanya bagaimana berbangga diri menjadi penganut agama yg terakhir dan sempurna. Setelah itu saya rasakan akhirnya saya bosan karena saya mengerti bahwa saya cuma menipu diri saya sendiri saja. Akhirnya saya buang saja semuanya.

T = Apa tugas kita sebetulnya ?

J = Tugas saya adalah melaksanakan apa yg saya anggap sebagai tugas saya.

Saya tahu ada hal-hal yg harus saya bereskan di dunia ini sebelum saya moksa masuk Nirvana. Orang lain tidak bisa melakukannya, dan mau tidak mau saya harus turun tangan dan kaki juga. Maka turunlah saya. I do it myself. Itu tugas saya. Tugas anda tentulah apa yg anda putuskan merupakan tugas anda, dan saya tidak bisa berbicara mewakili anda. You have to decide what your duties are. You have to decide about it yourself. Not even God can do it for you...


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia <http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.

Ritual mencium kaki salib Yesus pada hari Jumat Agung di gereja Katolik Roma.


Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment