From: ChanCTTo: ASAHANSent: Sunday, April 18, 2010 4:33 PMSubject: Re: JAPRI ==> Fw: ASAHAN AIDIT TIDAK LINGLUNG !Bung Asahan yb,Sekalipun saya tetap sependapat dengan prinsip PB, tapi jelas terjadi perbedaan mencolok yang sangat tajam diantara kita berdua dalam membawakannya.1. Bung bersikap berteriak secara terbuka pengibar PB dan keharusan menyiapkan PB, saya merasa strategi Perjuangan Bersenjata tidak untuk digembar-gemborkan. Tapi jauh akan lebih baik kalau dipersiapkan secara diam-diam dengan sebaik-baiknya. Tanpa bersuara siap hadapi gempuran musuh dan berlawan, ...2. Bung belum apa-apa sudah menuding begitu banyak kawan yang beda pendapat sebagai opor-oporkaki, sosdem, bahkan penghianat yang perlu dimusuhi. Sedang saya berpendapat, dimasa reformasi-demokrasi sekarang ini, justru harus meraih sebanyak mungkin kawan, ... perluas front persahabatan bukan perbanyak musuh dengan main maki, tuduhan macam-macam.Oleh karena itu, malam ini dengan berat hati saya sampaikan permintaan tegas untuk bung pertimbangkan: pertama, bung bisa menghentikan propaganda PB di GELORA45, sambil memaki-maki tokoh-kawan yang selama ini bung tuduh oporkaki, sosdem dan penghianat, ... Sama halnya dengan TKB, saya tidak bisa membiarkan orang memuja-muji Suharto dengan memaki-maki PKI, begitu juga dengan bung, saya tidak hendak GELORA45 dijadikan ajang propaganda PB dengan memaki-maki orang lain yang beda pendapat; Kedua, seandainya bung tidak bisa menerima permintaan pertama, saya harapkan bung bersedia mengundurkan diri dari GELORA45, atau begitu bung teruskan propaganda PB dengan memaki-maki orang lain, tanpa PERINGATAN lagi, hak bicara bung di GELORA45 akan saya cabut.Harap bisa dimaklumi dan mohon maaf atas ketegasan permintaan saya, ...Salam,ChanCT----- Original Message -----From: ASAHANTo: ChanCTSent: Friday, April 16, 2010 5:17 AMSubject: Re: JAPRI ==> Fw: ASAHAN AIDIT TIDAK LINGLUNG !Bung Chan yb,JAWABAN SAYA ADA DI SELA-SELA ALINEA TULISAN BUNG DENGAN HURUF CETAK TEBAL:----- Original Message -----From: ChanCTTo: Asahan AiditSent: Thursday, April 15, 2010 4:35 PMSubject: JAPRI ==> Fw: ASAHAN AIDIT TIDAK LINGLUNG !Jalur Pribadi:Bung Asahan yb,Lama sudah kita tidak berkomunikasi, dan akhir-akhir ini sekembali melancong dari Indonesia, saya masih saja dibuat sibuk dengan kedatangan tamu, ... tidak cukup waktu secara teliti saya ikuti tulisan-tulisan bung di Gelora45, tapi sepintas saya ingin menyampaikan secara pribadi saja, tidak hendak terbuka begitu yang pasti tidak menguntungkan perjuangan kita.1. Perjuangan BersenjataSaya berpendapat, masalah perjuangan bersenjata atau tidak dalam proses perjuangan politik, tidak ditentukan oleh kehendak subjektif kita sendiri. Tapi ditentukan oleh proses perjuangan politik itu sendiri, dimana saat perjuangan politik tidak lagi terselesaikan secara damai, digunakanlah senjata. Itulah yang dikatakan perjuangan senjata adalah tingkat tinggi perjuangan politik.asahan:Saya tidak pernah mengatakan bahwa perjuangan bersenjata(PB) ataupun revolusi ditentukan oleh subyektif seseorang. Tapi tentu bung juga tahu bahwa perjuangan politik(PP) rakyat Indonesia sudah dimulai sejak suharto berkuasa dan puncaknya pada tahun 1998. Dan hingga sekarang PP itu tetap saja sebagai perjuangan atau kontradiksi antagonistis yang tak terselesaikan hingga itu juga berarti bahwa jika PP dan kontradiksi antara rakyat Indonesia dengan rezim penerus orba -suharto sudah antagonistis, tidaklah otomatis lalu pecah pemberontakan atau revolusi. Pembrontakan atau revolusi tidak otomatis datang begitu saja meskipun kontradiksi antara rakyat dan musuh-musuh mereka sudah antagonistis. Namun, andaikan pecah atau timbul pemberontakan, maka pemberontakan atau "revolusi" itu tidak punya persiapan yang baik dan matang, spontan dan hampir selalu anarkis karena tidak ada yang memimpin atau tidak dipimpin oleh sebuah Partai Pelopor karena mungkin Partai Pelopor belum ada dan hanya umpamanya dihasut oleh Partai Sosdem yang tidak bertanggung jawab dan revolusi atau pemberontakan yang demikian akan gagal. Oleh karenanaya bila rakyat ingin menyelesaikan kontradiksi yang tak terdamaikan antara mereka dengan musuh-musuh mereka, maka harus ada persiapan yang matang sejak jauh-jauh hari, harus mempuynyai sebuah Partai Pelopor sendiri sebagai pembela perjuangan rakyat yang paling bisa dipercaya, yang mempunyi kekuatan riil dalam persenjataan seperti umpamanya pasukan bela diri rahasia bersenjata atau Tentara Pembebasan Rakyat dan bukan kekuatan kursi Parlemen semata. Hanya demikian semua PP rakyat bisa mencapai kemenangan dan tidak sia-sia yang selalu dihancurkan musuh begitu saja setiap mereka mengadakan aksi-aksi revolusioner atau PP hadap berhadapan dengan musuh. Dan jika tidak begitu berarti menjerumuskan rakyat ke lembah terror musuh tanpa pembela, tanpa sandaran, tanpa senjata dan yang inilah yang sedang dilakukan oleh Partai Sosdem sekarang ini dengan cara mengangkat kembali ajaran-ajaran Sukarno untuk dihancurkan oleh musuh bila mereka merasa terancam dan korban yang terbanyak adalah rakyat juga. Ini harus dicegah dan demagogi Partai Sosdem harus ditelanjangi di tengah-tengah rakyat agar mereka tidak terseret ke lapangan pejagalan manusia seperti pada peristiwa G30S.Kesalahan PKI diawal tahun 50-an, bukan karena ikut dalam parlemen, ... tapi tidak menyiapkan diri secara baik kemungkinan perjuangan meningkat jadi perjuangan senjata. Kesalahannya justru dilakukan gerakan mengkritik "Tan Leng Djiisme" itu. Kalau kita perhatikan lebih lanjut, Tan Ling Dji saat itu memang tidak menentang masuk dalam Parlemen, tapi dia tegas ingin pertahankan PKI sebagai Partai KADER, dan titik berat tugas Partai tetap pekerjaan massa dikalangan tani. Sedang kesalahan DN-Aidit, menitik beratkan kerja Parlemen dengan merubah PKI menjadi Partai massa, bukan saja siapa saja bisa masuk partai, tapi tanpa syarat-syarat uji sebagai elemen termaju juga ditarik-tarik jadi anggota. Tanpa persiapan membentuk barisan bersenjata sendiri, tapi mengutamakan kerja menggarap pengaruh di ABRI saja, dengan teori MKTBP.asahan:Dalam hal ini saya setuju dengan bung. PKI masa itu memang menempuh jalan damai atau jalan Parlemen untuk masuk DPR sebanyak-banyaknya. Dan itu adalah karena PKI tidak ingin pertumpahan darah bila itu bisa dihindari dengan jalan Parlemen. Tapi kenyataaan dan sejarah menunjukkan bahwa jalan damai atau jalan Parlemen dengan musuh tidak mungkin dilakukan, setidaknya di Indonesia dan kenyataan itu sudah dibuktikan oleh peristiwa G30S dengan korban 3 juta manusia dibantai rezim suharto. PKI memang telah salah duga tapi dengan maksud baik. Namun kesalahan tetap saja kesalahan. Saya tidak mengutuk PKI dan hanya ingin tidak mengulangi kesalahannya yang fatal dan saya hanya mengutuk suharto seratus persen. Dan janganlah disangkut-pautkan kalau saya hanya membela D.N. Aidit sebagai abang saya karena ini pikiran terlalu picik seperti yang terdapat dalam orang-orang sejenis Thio Keng Bouw yang tidak mengerti politik dan hanyalah seorang psikopat yang tidak pernah saya ladeni pikiran bodohnya (maaf saya bukan sombong tapi TKB itu memang bodoh tidak ngerti politik dan kalau dia bicara politik dia cumalah psikopat politik). Saya bicara soal-soal PKI dan sekitar G30S serta soal-soal gerakan revolusioner rakyat Indonesia dan bukan sekedar membela abang saya yang D.N.Aidit dan saya serius dan tidak main-main dengan urusan politik meskipun bisa saja berbeda secara perinsipil dengan siapa saja.Tentang Tan Ling Djie saya sama sekali tidak tertarik dan dia bukan tokoh yang begitu penting dalam sejarah PKI . Tentang Partai massa dan Partai Kader, itu soal pilihan jalan apa yang akan ditempuh oleh PKI. Karena PKI menempuh jalan damai atau Parlementer, sudah tentu pilihan sebagai Partai massa adalah wajar yang tanpa pilihan demikian PKI tidak mungkin menjadi besar apalagi akam bisa menang dalam Pemilu. Dari segi penempuhan jalan damai yang dipilih PKI, memilih Partai massa sudah tepat yang tanpa itu PKI jalan damai tidak mungkin berkembang dan hidup di kalangan massa.Sayapun setuju dengan pendapat bung, lalu tokoh-tokoh PKI yang berhasil lolos, terburu nafsu untuk "balas-dendam" dengan perlawanan Blitar Selatan. Kesalahannya bukan pada angkat senjata untuk melawan musuh, tapi dilakukan tanpa ada persiapan baik dan dengan pusatkan semua kader disatu tempat saja, itu yang memudahkan musuh yang jauh lebih kuat sekali gebuk, hancur.asahan:Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, beberapa tokoh PKI yang hijrah ke Blitar Selatan adalah para pemimpin PKI dari sayap Oportunis kanan-kiri yang ultra kiri yang secara spontan, avonturisme politik, gegabah dan tidak mengerti apa itu Perang Rakyat jangka panjang, tidak mengerti Fikiran Ketua Mao, tidak mengerti Marxisme meskipun pernah jadi dosen di Ali Arham dan begitu saja mengadakan perjuangan bersenjata dan seketika dihancur leburkan musuh tanpa bekas. Dan itu juga sebuah pelajaran besar untuk PKI, bila ingin membangkitkan semangat rakyat untuk berevolusi dan mengangkat senjata haruslah disiapkan secara teliti melalui pendidikan ideologi jangka panjang, membangkitkan kesedaran politik mereka secara terus menerus melalui PP dan bermacam -macam aksi revolusioner lainnya yang dipimpin Partai secara rahasia yang mengenai hal ini nampaknya bung belum membaca atau terlewatkan dari tulisan saya sebelumnya yang juga baru baru ini.Lalu bagaimana sekarang? Kemungkinan untuk bentuk partai secara legal tidak ada. Dan entah bagaimana kemungkinan membentuk partai illegal? Saya tidak jelas dan samsekali tidak tahu sampai dimana jaringan itu sudah dilakerjakan. Sementara itu, apakah yang bisa dilakukan? Yang pasti sangat tidak bijaksana sekarang sudah berteriak Perjuangan Bersenjata sebagai jalan satu-satunya. Lalu semua orang yang tidak tegas menetapkan garis Perjuangan Bersenjata sebagai oporkaki yang patut ditumpas. Itu kan sama saja dengan wajah harimau ganas menunjukkan bertaring besar dihadapan musuh, tapi hanya kertas saja. Tidak guna, yg pasti tidak bisa digunakan mengigit dan sekali remas, ... hancur lagi! Untuk apa harus berteriak-teriak begitu?asahan:Justru karena tidak boleh membangun Partai Pelopor secara legal, maka harus membangunnya dalam sarat-sarat ilegal, rahasia dan itu sah dan masuk akal sepenuhnya karena musuh sedang memberlakukan demokrasi palsu atau pseudo demokrasi. Mengapa Parti Komunis dilarang atau katakanlah Partai Pelopor milik rakyat dilarang. Itukan bukan demokrasi selama masih ada sebuah Partai yang masih dilarang. Ya, mungkin banyak sekali yang tidak jelas dan siapa yang bisa memastikan bahwa Partai ilegal sudah ada atau belum ada kalau Partai dibangun secara rahasia dalam sarat-sarat yang tidak legal.Tapi kalau bung menggunakan istilah"Berteriak sebagai jalan satu-satunya..."itu adalah hak bung sendiri dan saya sama sekali tidak terkesan atau terpengaruh sedikitpun, saya sudah biasa dengan sinisme serupa itu. tapi lagi-lagi bung tidak mengikuti tulisan-tulisan saya sebelumnya, saya katakan dengan jelas kalau sudah menetapkan haluan strategis mengadakan PB untuk merebut kekuasan, itu bukan berarti sekarang beli belati atau mengasah keris pusaka lalu petatang-peteteng ikut demo rakyat. Itu namanya vulger dan sayangnya bung turut-turut memvulgerkan penemuan brilyant Ketua Mao: KEKUASAAN LAHIR DARI LARAS SENAPANG yang barangkali pernah bung puja-puja dan setujui secara membabi buta seperti juga para kader PKI ultra kiri di Blitar Selatan itu. Dan sekarang bung turut-turut sinis dan memvulgerkan tulisan saya yang sama sekali bukan seperti dalam pikiran dan penangkapan bung. Saya mengatakan ide PB sudah harus dimulai dari sekarang ada dalam pikiran kaum revolusioner rakyat Indonesia karena sudah begitu sangat terlambat sejak suharto berkuasa di hari-hari pertama ide demikian belum pernah dilaksanakan satu milimeterpun panjangnya. Bung harus membedakan antara menetapkan ide atau gagasan dengan melaksanakan ide (praktek), dan melaksanakan ide PB bukanlah seperti yang bung vulgerkan itu. Tapi sekali lagi itu adalah hak bung untuk sinis, vulger atau melancarkan sarkasme terhadap orang lain. Hak saya adalah menjawab dan menerangkan dan juga bila perlu menjawab serangan dengan serangan. Yang mau ikut PB tidak perlu minta izin bung atau melaporkannya pada bung karena hal itu adalah kerahasiaan revolusi dan karena bung termasuk yang anti revolusi, orang tidak akan melaporkan semua rahasia revolusi pada bung. PB yang dilancarkan rakyat bukan "permainan nyawa" seperti yang bung katakan, tapi itu adalah hak rakyat untuk mendapatkan kebebasannya dan mengahiri penderitaannya yang diwariskaan turun temurun yang sudah ribuan tahun lamanya. Mempermainkan nyawa rakyat justru seperti yang sedang dilakukan Partai-Partai Sosdem sekarang ini yang mengajak rakyat mengantarkan mereka ke gedung DPR. protes-protes, demo-demo dengan tangan kosong tanpa pembela untuk diteror musuh seenaknya dan itulah sesungguhnya yang mempermainkan nyawa rakyat yang tidak bersenjata yang membuat bayonet musuh serarus persen bisa mudah ditusukkan ke badan rakyat yang tidak bersenjata.Bung tidak perlu kuatir kalau saya akan terpencil. Di luar negeri inipun saya tidak sendiri, di dalam negeri apalagi dan saya saya kira orang-orang yang punya pandangan politik seperti bunglah yang sesungguhnya terpencil dari pergerkan rakyat revolusioner, terpencil dari ide-ide progressif. Apakah bung merasa lebih banyak kawan dari saya? arogansi tidak memecahkan hakekat persoalan.Tentang kaum Oporkaki, memang musuh rakyat, bukan sekutu rakyat , dan saya seperti yang yang lain-lainnya mengambil jarak secara prinsipil dengan semua kaum Oporkaki, jelas dan tegas tanpa kompromi.Dan jangan bung kira semua teman lama saya adalah Oporkaki, bung akan salah kaprah, bung tidak tahu lingkungan saya.2. Masa reformasi-DemokrasiBukankah kita lebih baik kerjakan apa yang bisa dilakukan tingkat sekarang ini saja dahulu? Apa itu? Ya pengaruhi lebih banyak orang, persatukan segala kekuatan yang bisa dipersatukan ditingkat sekarang ini. Dimasa reformasi-demokrasi yang harus kita ikuti ini, mestinya kan kita mencari segala kesempatan dan kemungkinan untuk bergerak? Mencari segala celah dan lubang yang bisa dimasuki. Kalau belon-belon sudah berteriak Perjuangan Bersenjata, siapa yang bisa dan mau ikut? Malah cara bung yang memusuhi semua tokoh-kawan lama sebagai oporkaki begitu, apa tidak akhirnya bung sendiri yang terpencil? Dan, ... jelas musuh yang tertawa terbahak-bahak.Dalam pengertian saya, bagaimanapun juga kita harus mengikuti proses perjuangan masyarakat yang ada sekarang ini, tanpa menghayal ingin dalam sekejab mata lakukan perjuangan bersenjata gulingkan penguasa lalim sekarang ini. Kita hanya bisa memblejeti kebusukan, kebobrokan yang terjadi pada Penguasa sekarang, untuk bangkitkan kesadaran rakyat, ... berusaha menyatukan yang bisa dipersatukan, khususnya generasi muda. Proses ini bagaimanapun juga tidak bisa dilompati untuk ajak angkat senjata. Dari perjuangan perjuangan aksi buruh-tani dan massa kota untuk tuntut keadilan yang gunakan kemungkinan legal itu, kita baru bisa temukan pejuang-pejuang, ... yang mungkin jadi bibit anggota partai. Kan, mestinya begitu.Jadi ya, tidak bisa tidak kita kalau mau tingkatkan proses perjuangan lebih cepat, ya menemukan tuntutan praktis yang harus diteriakkan untuk diperjuangkan tingkat sekarang, sesuai dengan kebutuhan massa. Hanya dengan aksi-aksi massa itu kita bisa mendidik dan sadarkan massa. Untuk memimpin tuntutan massa secara konkrit, dan, ... kalau berulangkali tuntutan berhasil dimenangkan, mereka baru bisa percaya dan bersatu dibawah pimpinan kita. Tapi kalau sebaliknya, hanya berteriak-teriak perjuangan bersenjata yang semuanya itu hanya teriakan kosong, siapa mau dan bisa ikut? Itukan permainan nyawa, ... untuk jadi teroris juga tidak begitu caranya. Mereka kan diam-diam saja tanpa suara, ...Yaah, terus terang saya sendiri terkadang juga jadi pesimis melihat perkembangan yang sangat lambat, sampai kapan baru bisa dimenangkan? Daaah keburu masuk bumi atau naik sorga juga belum bisa melihat yang namanya perjuangan bersenjata untuk rebut kekuasaan, ..asahan:Bung pesimis karena pikiran bung tidak sejalan dengan pikiran rakyat yang sedang tidak berdaya atau belum berdaya dalam menghadapai kaum penindas mereka karenanya bung hanya bisa mengeluh tapi tidak berani berpikir yang lebih jauh, yang lebih hakiki dan lebih riil apa yang harus ditanamkan ke dalam pikiran dan perasaan rakyat. Bung hanya ingin terima beres saja: rakyat makmur, musuh baik hati dan budiman, darah tidak mengalir setetespun dan semua idaman utopi bung inilah yang akan melucuti sejata rakyat untuk perjuangaan dan memaksa rakyat berserah diri tapi bung harapkan bisa menang. Namun bung boleh terus sinis dan memang saya lihat hanya itulah kemampuan bung dalam turut "berevolusi" cara Sosdem.3. Persahabatan dan PersatuanOleh karena itu, saya cenderung diakhir sisa hidup yang tidak seberapa lagi ini, diantara kita akan lebih baik pertahankan persahabatan dan persatuan. Tidak saling caci-maki yang tidak ada guna, kecuali membuat diri jadi marah dan tidak untungkan kesehatan. Kalau Persatuan sulit dipertahankan, setidaknya persahabatan sedapat mungkin bisa dipertahankan, jangan perbanyak musuh. Pepatah Tionghoa kuno sangat baik, "Sepuluh ribu kawan masih kurang, satu musuh sudah berlebih." Mudah-mudahan bisa kita trapkan dalam kehidupan kita yang tidak panjang lagi ini.asahan:Memang bung hanya memikirkaan "sisa hidup yang tidak seberapa ini..."dan lalu siang malam memikirkan kesehatan untuk memperpanjang hidup. Semua itu hak bung. Tapi kalau bung mengajak orang lain berpikir seperti bung sambil sinis dan sarkastis menyikapi gerakan revolusioner rakyat, bung akan mendapat perlawanan. Persahabatan yang bung tawarkan adalah persahabatan sekitar perkumpulan kecil dan sempit bung saja yang sangat menghindari stress agar tekanan darah tidak naik karena bung adalah juga seorang dokter. Persatuan yang ingin bung pertahankan dalam perkumpulaan kecil bung adalah persatuan agar hidup sehat, agar bisa memperpanjang umur dan itu baik sekali sebagai nasihat seoraang dokter. Tapi kalau bung mau bicara soal politik, mau bicara soal revolusi dan jalan revolusi yang harus ditempuh, sebaiknya jangan dalam buku ilmu kesehatan yang memang bung kuasai dan juga pernah profesi bung. Politik dan ilmu kesehatan(kedokteran) adalah dua cabang ilmu yang berlainan dan tidak bisa disatukan.Terhadap semua prajurit revolusioner, bung bisa memberi nasihat agar mereka memperhatikan kesehatan dan itu baik sekali tapi bung sama sekali tidak bisa melarang mereka berevolusi karena bung bilang akan menaikkan tekanan darah tinggi sambil menganjurkan makan sayur mentah dan berpantang daging supaya tidak berkobar-kobar dan dirangsang revolusi agar panjang umur. Saya tidak tahu siapa yang gunakan nama Dermaga Surya, tapi kalau sikap bung memusuhi semua tokoh-kawan lama sebagai oporkaki, hanya karena bercerita pengalaman masa lalu, atau tidak tegas setuju perjuangan bersenjata, atau yang bung bilang pikiran sos-dem, ... apa hakekatnya tidak sama dengan Soeharto, atau TKB yang hanya beda sudut pandang saja?Atau saya juga termasuk orang yang patut dimusuhi karena berpandangan oporkaki atau sosdem, ...?Mudah-mudahan saja diantara kita masih bisa pertahankan persahabatan dan persatuan sekalipun ada beda pandang dan pendapat.asahan:Bung boleh menuduh saya "sudah sama dengan suharto atau TKB...",dengan tuduhan bung terhadaap saya semacam ini, bung sudah sama dengan musuh-musuh saya yang lainnya seperti juga itu Dermaga Tinja. Oporkaki dan Sosdem adalah musuh rakyat revolusioner dalam selimut karenanya saya tanpa keraguan sedikitpun menempatkan mereka sebagai musuh rakyat dalam selimut yang sama bahayanya dengam musuh di luar selimut, di siang bolong.Pendirian atau sikap bung yang kalau seseorang satu pendirian dengan bung, boleh memaki orang lain senaknya tapi orang yang dimaki yang tidak sependirian dengan bung, tidak boleh balas memaki. Dari mana "keadilan"demikin bung peroleh? . Setahu saya, pasti tidak dari pepatah kuno maupun kebijaksanaan atau filsafat kuno Tiongkok purba maupun moderen. Dan menurut saya kalau Ketua Mao pernah mengatakan:" Di mana ada penindasan , di sana ada perlawanan" maka berlaku juga: "dimana ada penghinanaan , di sana ada kontra penghinaan".Terserah saja pada bung apakah saya akan menjadi musuh bung atau tidak. Tapi saya tetap berpendirian bahwa semua kaum Oporkaki dan Partai Sosdem adalah musuh rakyat dalam selimut. Dan bung bisa menempatkan diri bung di mana bung suka dan sesuai untuk bung.Salam berprinsip (saya pro PB)ASAHAN.P.S.Sedikit soal bahasa Indonesia. Saya kira bung hampir tidak pernah menggunakan awalan ME, yang itu sangat produktif dalam bahasa Indonesia. Bisakah bung memperhatikan soal itu di kemudian hari?Salam damai,ChanCT----- Original Message -----From: thiokengbouwTo: a.alham@kpnplanet.nl ; tatiana lukman ; sunny ; diansu6363@yahoo.com ; ffanani@hkpub.com ; hksis2010@yahoo.com.hk ; i.bramijn@chello.nl ; katingan@club-internet. ; k.prawira@ymail.fr com ; lcnlee@hkucc.hku.hk ; mawi@unet.nl ; ouwehoer@centrin.net.id ; Pak Lontong Hitam ; roeslan@t-online.de ; rfakih@kockw.com ; riasusanti@yahoo.com ; sadar@netvigator.com ; siauw@wxs.nlSent: Thursday, April 15, 2010 5:23 PMSubject: ASAHAN AIDIT TIDAK LINGLUNG !
Sdr Asahan,Siapa Dermaga Surya itu?Saya sih enggak setuju dgn isi tulisannya sama sekali, jangan bawa2 orang Hongkong dong, semuanya tahu yang Sdr maksud itu pasti bukan Pak Chan CT.Saya berpendapat Sdr tidak linglung, melainkan sadar Dan sehat, seger buger. Cuma metode berfikir Sdr sangat subjektif, menutup Mata terhadap kenyataan kongkrit Dan sejarah perjuangan PKI yang telah menumpahkan banyak korban rakyat jelata yang tak berdosa,Sdr jelas merasa korban rakyat jelata yg tak berdosa itu kurang banyak, mesti diulangi lagi pada waktu mendatang dgn korban yang lebih besar ketimbang 1965, yang penting bisa merebut kekuasaan kayak Polpot di Kamboja, kemudian menggunakan kekuasaan rakyat yang Sdr impi2kan itu, untuk membantai jutaan lawan2 politik Sdr, membantai kaum burjuasi nasional, burjuasi kecil Dan para intelektuil.Polpot sudah dikutuk oleh manusia sehat seluruh dunia, Sdr juga akan dikutuk, jika impian Sdr bisa terlaksana.TapI sayang, saya ramalkan impian Sdr tidak akan terwujud. Sebab begitu "rakyat" yang Sdr hasut bangkit angkat senjata, langsung digilas oleh ABRIPembela Panca Sila.Sdr bukan opor kaki, melainkan mewakili kaum Marxis Leninis Maois sejati, yang haus darah, yang sadis, Dan kurang ajar.!!!!Sdr sudah kalah berdebat dgn saya, tidak mampu menanggapi tulisan saya yang berjudul <MENGAPA PKI KALAH>, yang saya siarkan via millis HKSIS, Sdr Dan semua kaum oporkaki cuma bisa maki2 saya, atau bungkam seribu bahasa, itulah sebabnya mengapa PKI DN Aidit kalah, habis semua jagoannya kalah berdebat dgn seorang guru musik.Thio Keng Bouw-------Original Message------- From: BISAIDate: 2010/4/15 下午 05:02:37Subject: Re: [GELORA45] Kolom IBRAHIM ISA - 55 - Tahun KAA-Bandung – Retrospeksi Sekitar Perjuangan Pembebasan Irian Barat
----- Original Message -----From: BISAISent: Thursday, April 15, 2010 10:48 AMSubject: Re: [GELORA45] Kolom IBRAHIM ISA - 55 - Tahun KAA-Bandung – Retrospeksi Sekitar Perjuangan Pembebasan Irian BaratIni tikus selokan kok muncul lagi. Siapa yang mau percaya kamu dari generasi muda. Dari nama samaran kamu saya bisa duga siapa kamu dan juga dari kamu punya gaya menulis dan memaki cumalah duplikat tikus tua semacam yang di Hongkong itu. Nggak ada orang yang bisa kamu tipu. Kamu kira saya akan meladeni kamu punya provoksasi murahan gaya Hongkong?. Nggak bakalan!. Tapi kalo kamu cuma mau maki-maki, selama saya masih mau, kamu juga kadang-kadang bisa menikmatinya dari saya. Saya siap untuk segala macam cara. Dasar coro kakus! Nama samaranmu yang Dermaga Surya itu bagi saya cuamalah DERMAGA TINJA yang di sepanjang Kali Ciliwung mampet penuh tinja campur najis lainnya.----- Original Message -----From: Dermaga SuryaTo: GELORASent: Thursday, April 15, 2010 7:23 AMSubject: Fw: [GELORA45] Kolom IBRAHIM ISA - 55 - Tahun KAA-Bandung – Retrospeksi Sekitar Perjuangan Pembebasan Irian Barat
Kalok nggak keleru yang menjadikan "orang besar" itu PKInya DN Aidit. Lha, kok bapak mengkhianati perjuangan kakaknya bapak. Kok, bapak jadinya memihak Soeharto??? Mestinya bapak mengadakan otokritik atas nama keluarga yang sudah turut menyusahkan rakyat Indonesia. Kok malah mencaci PKInya kakak anda. Mestinya bapak menunjukkan jalan yang baik, jalan yang benar untuk kami anut sebagai anak muda. Jangan latah, seperti orang mabuk, hantam sana hantam sini tidak keruan. Ulah bak ini merusak perjuangan kami anak-anak muda. Kalau bapak sedang stres ya jangan nulis dulu di milis ini, istirahat dulu. Nanti kalau otak sudah genah, baru nulis lagi. Mestinya bapak tunjukkan kesalahan PKInya DN Aidit, lalu memberikan jalan yang harus kami tempuh. Dengan demikian kami sebagai anak muda bisa belajar dari generasi jompo, yang di dalamnya termasuk bapak. Bapakku bekas Pulau Buru dianggap oleh bapak sebagai opor kaki, lha bapak sebenarnya opor apa?? Kalo di luar opor, ya tentunya orang linglung, dari orang PKI sekarang secara nggak sadar jadi orangnya Soeharto. Sayangnya sekarang bapak sudah jompo, jadi nerima duit dari Soeharto mau bikin apa. Mau dibopong ke liang kubur???
----- Forwarded Message ----
From: BISAI <a.alham@kpnplanet.nl>
To: GELORA45@yahoogroups.com
Sent: Thu, April 15, 2010 12:01:23 AM
Subject: Re: [GELORA45] Kolom IBRAHIM ISA - 55 - Tahun KAA-Bandung – Retrospeksi Sekitar Perjuangan Pembebasan Irian Barat
Siap-siap aja berangkat ke Bandung. Temen sama tua yang di Paris sedang nyiapin tuh. Berbahagialah orang-orang buangan politik yang pernah jadi "orang besar"berkat dibesarkan PKI di jaman perjuangan berparlemen.BISAI (tukang ngintip kegiatan Oporkaki)----- Original Message -----From: isaTo: GELORA45Sent: Wednesday, April 14, 2010 11:57 AMSubject: [GELORA45] Kolom IBRAHIM ISA - 55 - Tahun KAA-Bandung – Retrospeksi Sekitar Perjuangan Pembebasan Irian Barat
Kolom IBRAHIM ISA
Rabu, 14 April 2010
------------ --------- --------
55 - Tahun KAA-Bandung – Retrospeksi Sekitar Perjuangan Pembebasan Irian Barat
(II)
Memperingati 55 th. Konferensi Asia-Afrika Bandung, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang kutempuh kali ini, pertama-tama merelease pelbagai dokumen dan tulisan mengenai Konferensi Asia-Afrika Pertama tsb. Itu dalam bahasa aslinya. Bahasa Inggris. Tak salah beranggapan bahwa pembaca internet Indonesia mampu memahami isi tulisan dalam bahasa Inggris. Releaase tsb telah dimulai kemarin. Akan menyusul disiarkan pidato-pidato Presiden Sukarno dan Perdana Menteri Jaharlal Nehru. Kemudian tanggapan pelbagai fihak.
Memang maksud meniarkan kembali dalam bahasa Inggris dokumen-dokumen sekitar Konferensi Bandung tsb, ialah dalam rangka menyegarkan kembali ingatan sahabat dan relasi orang-orang asing, pembaca asing umumnya, mengenai arti penting bersejarah Konferensi Asia-Afrika Bandung. Terutama mengigatkan, bahwa hal-hal yang diputuskan dalam KAA Bandung 55 tahun y.l., pada pokoknya masih relevan dalam situasi dunia dewasa ini. Memperingati KAA Bandung, bukanlah suatu kegiatan n o s t a l g i , seperti yang sering diuar-uarkan dan disiarkan oleh penulis-penulis sinis mengenai peristiwa sejarah penting bangsa kita.
Kali ini memperingati 55 th KAA Bandung, diteruskan dengan cara menyiarkan kembali tulisanku lima tahun yang lalu – 24 Maret 2005. Tema pokok: Kegiatanku di Cairo (Sekretariat Tetap Solidarias Rakyat-Rakyat Asia-Afrika) sekitar kampanye pembebasan Irian Barat.
* * *
IBRAHIM ISA
24 Maret 2005.
SETENGAH ABAD K.A.A – BANDUNG <1955 – 2005)
<Keterlibatan- Ku dlm Gerakan N.G.O Asia-Afrika>
* * *
<Memperluas Dukungan Mancanegara Terhadap Perjuangan Pembebasan Irian Barat>
Pada suatu malam musim panas tahun 1961, bersama Murti (istriku) kami menghadiri pertemuan silaturakhmi di Kedutaan Besar Indonesia, Cairo. Pertemuan silaturakhmi seperti itu sudah berkali-kali diadakan yang maksudnya untuk mempererat tali persaudaraan dan keakraban di kalangan masyarakat Indonesia-Mesir, termasuk para mahasiswa yang sedang belajar di Al Azhar University, dengan KBRI khususnya. Tentunya malam itu acaranya termasuk cakap-cakap tentang perkembangan terakhir situasi tanah-air.
Pertemuan seperti itu inisiatornya adalah Dubes Sanusi Hardjadinata (mantan Gubernur Jawa Barat dan mantan Menteri Dalam Negeri, seorang tokoh parpol PNI). Sesuatu yang bermanfaat, oleh karena itu dijadikan semacam tradisi. Dubes Isman (Ketua Kosgoro, mantan pimpinan TRIP Jawa Timur) yang menggantikan Dubes Sanusi ternyata juga meneruskan kebiasaan baik ini. Tidak tahu sekarang ini (2005), apalagi ketika di zaman Orba, apakah masih begitu.
Intermezo: Berkomunikasi dan berkordinasi dengan dua tokoh dubes "kita" itu, terus terang, rasanya lebih santai dan nyambung berkomunikasi dengan Dubes Isman. Dubes Sanusi Hardjadinata, terasa menonjol sikapnya yang karena sudah lama hidup dan bergiat sebagai abdi negara, mirip-mirip langgam pamong-praja. Jadi menteri-pun, sebenarnya ya, jadi birokrat juga. Diplomat kurang lebih idem dito. Akhirnya lama-lama pada jadi birokrat yang membosankan. Dalam otakku tersirat fikiran: Untung juga aku tak pernah menjadi pegawai negeri.
OK! . . . Dalam pertemuan silaturakhmi tsb, seperti biasa, kami jumpai muka-muka "lama" yang sudah cukup dikenal. Satu dua, ada yang baru. Di antara "muka-lama" di Cairo, bagiku, adalah Saleh Bawazir. Ia sudah lama di Cairo sebagai wartawan Kantor Berita Nasional Antara untuk Timur Tengah. Aku sebut nama Saleh Bawazir dalam kenanganku ini, karena benar dia ada sangkut pautnya dengan suatu kejadian dalam rangka kampanye kita untuk pembebasan Irian Barat. Nanti bisa dilihat dalam kaitan yang bagaimana.
Saleh Bawazir seperti 'kita-kita' ini, adalah orang Indonesia yang tak pernah disebut "pri" atau "non-pri", meskipun ia keturunan Arab. Mengapa? Wallahualam, bissawaab!
Wartawan Indonesia keturunan Arab, tentunya yang fasih berbahasa Arab seperti Saleh Bawazir temanku itu, punya syarat berharga sekali untuk bisa dengan efektif melakukan pekerjaannya di Cairo. Kalau hanya bisa berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, bisa juga jadi wartawan di dunia Arab. Tetapi seolah-olah "cacad". Karena tidak bisa berbahasa setempat, maka tidak bisa secara luas dan luwes berkomunikasi langsung dengan masyarakat setempat. Pertama-tama dengan wartawan-wartawan setempat dan wartawan negeri Arab lainnya, yang banyak sekali di Cairo. Maklumlah ketika itu Mesir, dianggap dan dipandang sebagai "mercu-suarnya" dunia Arab yang progresif, yang anti-kolonialisme, anti-imperialisme, pro-kemerdekaan, yang berani berhadapan muka dan berbusung-dada terhadap dunia Barat. Seperti Bung Karno berani bilang terhadap Barat: "Ini dadaku, mana dadamu!" Mesir tidak takut "digebuk" oleh Barat, hatinya bukan hati pengecut seorang "antek". Lebih dari itu, Mesir berani "menggebuk" Barat. Mesirnya Gamal Abdel Nasser "bukan-antek Barat", seperti sementara negeri Arab lainnya.
* *
Akhir tahun limapuluhan, permulaan tahun 60-an --- , sebenarnya sudah dimulai sebelumnya, yaitu dengan pembatalan Persetujuan Konferensi Meja Bundar(KMB) dengan Belanda, yang dilakukan secara sepihak oleh pemerintah RI, dan dengan kembalinya Indonesia ke Undang-Undang Dasar RI 1945, --- kampanye pembebasan Irian Barat semakin gencar. Setiap Pidato 17 Agustus untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno sudah biasa menutup pidatonya yang berapi-api dan menyemangati hati rakyat kita itu, dengan kata-kata sbb: SEBELUM AYAM JANTAN BERKOKOK PADA TAHUN . . . . (maksudnya tahun sesudah pidato 17 Agustus itu) Irian Barat sudah berada dipangkuan Ibu Pertiwi. Sudah bebas dari penjajahan Belanda.
<
Yang diceriterakan kepadaku oleh Saleh Bawazir pada malam pertemuan di KBRI ketika itu, begini:
S. Bawazir: --- Nyatanya orang-orang Mesir yang saya kenal, khususnya para wartawannya, ada yang sikapnya sinis terhadap pidato Bung Karno tsb. Mereka bilang sudah berapa kali ayam jantan berkokok, . . . . tetapi Irian Barat masih saja ada di bawah kekuasaan Belanda. Masih harus berapa kali lagi ayam jantan itu harus berkokok! Saleh Bawazir sungguh jengkel mendengar (yang katanya sih) gurau kenalannya, wartawan Mesir itu.
Catatanku: Secara umum, orang Mesir mengagumi Bung Karno, sebagai pemimpin besar dan kampiun perjuangan kemerdekaan bangsa, dan penegak nasion Indonesia. Bung Karno diakui sebagai tokoh penting Gerakan Kemerdekaan dan Solidaritas Asia-Afrika, teristimewa setelah KAA-Bandung. Belakangan, bersama Presiden Gamal Abdel Nasser, Nehru dan Tito, Bung Karno diakui sebagai tokoh dan pencetus Gerakan Non Blok, atau Non-Aligned. Namun, disela-sela pendapat umum yang positif itu, bisa dirasakan dan terdengar pendapat orang-orang Mesir yang mencerminkan cemburu mereka terhadap popularitas Presiden Sukarno di kalangan bangsa-bangsa dan negeri-negeri Asia-Afrika. Adalah suatu kenyataan bahwa Mesir menonjol sebagai pelopor kemerdekaan Arab dan Palestina, yang mengusahakan persatuan Arab melawan dominasi asing – Barat - , Mesir diakui kepeloporan dan potensi intelektualnya sebagai bangsa Arab, serta kedudukannya yang strategis secara politik dan militer. Hal ini menyebabkan munculnya sikap "saudara tuaisme" terhadap bangsa-bangsa Arab lainnya, juga terhadap bangsa Afrika. Suatu sikap yang cenderung hendak mendominasi dan berhegemoni di kalangan bangsa-bangsa Arab dan Afrika. Dengan sendirinya "hegemonisme" Mesir seperti itu dilawan.
Ceritera S. Bawazir selanjutnya: Jelas isinya mengéjék. Saleh Bawazir tidak tahan lagi dan melakukan "serangan balas" sbb – Saya jamin di depan kalian semua, bahwa Irian Barat akan bebas, s e b e l u m rakyat Palestina bebas dari kekuasaan dan pendudukan Israel. . . . . Di lihat pada saat sekarang ini, "jaminan" Saleh Bawazir itu, ternyata benar juga. Irian Barat sudah lama kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, sebelum rakyat Palestina bebas. Mereka masih harus meneruskan perjuangan kemerdekaannya.* * *
Sebelum berangkat menuju Cairo (1960), dalam otakku sudah terfikir bagaimana bisa dengan baik melakukan pekerjaan dalam rangka kampanye pembebasan Irian Barat. Ambil bagian dalam kampanye untuk pembebasan Irian Barat di dunia internasional, berarti aku harus memadukan suatu tugas internasional dengan tugas nasional kita sendiri. Tentu, seyogianya kita tidak mendahulukan kepentingan nasional sendiri, dan mengebawahkannya pada perjuangan bersama melawan kolonialisme dan imperialisme. Fikirku lagi, melakukan sesuatu dalam kampanye untuk menghimpun solidaritas internasional demi pembebasan Irian Barat, adalah serasi dengan "Semangat Bandung". Juga sejalan dengan kepentingan bersama perjuangan rakyat-rakyat AA untuk kemerdekaan.
Jadi, apa yang bisa kulakukan sehubungan dengan itu?Pertama, aku harus memahami bagaimana situasi Mesir dan Afrika dalam hubungannya dengan masalah Irian Barat? Apakah mereka memahami duduk perkaranya mengenai sengketa kita dengan Belanda, mengenai Irian Barat. Untuk itu aku harus membangun jaringan kontak-kontak dengan organisasi perjuangan kemerdekaan Arab dan Afrika, guna menjelaskan masalah IRIAN BARAT. Ini harus menjadi agenda pertama dalam kegiatanku. Kemudian bagaimana memanfaatkan Sekretariat Tetap Setiakawan AA di Cairo, agar mereka stabil menyokong kampanye pembebasan Irian Barat.
Kedua, meneliti sampai seberapa jauh pengaruh kampanye politik fihak Belanda di daerah ini, mengenai masalah Irian Barat. Bisa diketahui bahwa seperti dilakukan mereka sejak lama, fihak Belanda selalu mengedepankan yang mereka bilang "suatu kenyataan" bahwa "bangsaPapua" (Irian Barat), bukanlah bagian dari Republik Indonesia. Bahwa rakyat Irian Barat, bukanlah bangsa Indonesia, adalah suatu bangsa yang lain dan berdiri sendiri, dsb. Dari situ timbul konsep mereka bahwa "bangsa Papua" (Irian Barat) berhak menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa tersendiri. Dan Belanda akan membawa Papua (Irian Barat) ke tujuan tersebut.
Faktoryang menguntungkan bagi kita dalam menggalang solidaritas Asia-Afrika ialah: Baik Konferensi Lima Perdana Menteri (yang ketika itu dikenal sebagai negeri-negeri Konferensi Kolombo) ketika mempersiapkan Konferensi AA di Bandung, maupun Konferensi Asia-Afrika (1955) di Bandung itu sendiri, sudah mengambil sikap politik yang tegas menyokong Indonesia dalam sengketa dengan Belanda mengenai masalah Irian Barat.
Hal ini tampak jelas dalam Komuniké Akhir Konferensi Asia-Afrika di Bandung ( April 1955), Bab E. Mengenai MASALAH-MASALAH LAINNYA, yang berkenaan dengan Irian Barat dinyatakan sbb:
"Konperensi Asia-Afrika, dalam hubungan dengan sikap yang dinyatakannya tentang penghapusan penjajahan, m e n d u k u n g Indonesia dalam masalah Irian Barat berdasarkan persetujuan- persetujuan yang bertalian dengan masalah tersebut antara Indonesia dan Belanda.
"Konperensi Asia-Afrika mendesak Pemerintah Belanda segera membuka kembali perundingan- perundingan, untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka yang ditetapkan dalam perjanjian-perjanji an tersebut, dan dengan sepenuhnya berharap agar PBB membantu pihak-pihak yang berkepentingan di dalam menemukan penyelesaian pertikaian itu dengan cara-cara damai."
Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika, 30 Mei–7 Juni 1956 di Bandung, dalam Final Communiquenya, menyatakan sehubungan dengan masalah Irian Barat, pada Bagian E. Masalah-masalah Umum, "Fasal 3 Kolonialisme dan Nation Building", sbb:
Konferensi Mahasiswa Asia-Afrika, setelah mempertimbangkan peranan mahasiswa dalam perjuangannya melawan kolonialisme, berketetapan:
Mengutuk dan menentang kolonialisme dalam segala manifestasinya dan mengakui hak rakyat-rakyat dan bangsa-bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri, dan menyampaikan simpati dan sokongan moral kepada negeri-negeri AA yang sedang berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan nasional.
Merekomendasikan agar Deklarasi Hak-Hak Manusia PBB diberlakukan di semua daerah Asia-Afrika.
Setiap tahun pada tanggal 24 April, mengadakan Hari Mahasiswa Asia-Afrika.
Konferensi selanjutnya mendukung perjuangan dewasa ini yang sedang dilaksanakan oleh rakyat-rakyat Aljazair, I n d o n e s i a (u n t u k I r i a n B a r a t ), Palestina (untuk dipulihkannya hak-hak Arab dan untuk kembalinya para pengungsi ke tanahair mereka. Dan Kenya (Lihat Appendix II dan III).
Kemudian, Konferensi Setiakawan Rakyat-rakyat Asia-Afrika yang Pertama, yang dilangsungkan di Cairo, Mesir, pada bulan Januari 1958, dalam Resolusi tentang Imperialisme, yang menyangkut Indonesia, menyatakan sbb:
"Konferensi menyetujui tunutan rakyat Indonesia untuk kembalinya Irian Barat, yang merupakan bagian integral dari Republik Indonesia.
"Konferensi mengakui bahwa semua daerah perairan di sekitar dan di antara pulau-pulau Kepulauan Indonesia (The Indonesian Archipellago) adalah sepenuhnya dalam batas jurisdiksi nasional Indonesia.
"Konferensi membenarkan langkah-langkah yang diambil oleh Indonesia demi kembalinya secara sah Irian Barat.
Selanjutnya,
"Konferensi merekomendasikan agar negeri-negeri yang bertetangga dengan Indonesia, tidak mengizinkan Nederland menggunakan pelabhuan-pelabuhan dan lapangan-lapangan terbang mereka untuk pengangkutan pasukan atau senjata atau untuk tujuan lain yang bermusuhan dengan Indonesia.
Sikap tegas Gerakan Setiakawan Rakyat-Rakyat Asia-Afrika, yang dimulai dengan pernyataan politik Konferensi Negeri-Negeri Asia-Afrika di Bandung, 11 - 15 April 1955, seperti kita baca di atas a.l. dalam dokumen Konferensi Mahasiswa AA di Bandung (1956) dan Konferensi Setiakawan Rakyat AA di Cairo, 1 Januari 1958, merupakan modal dan landasan politik yang kokoh sekali bagi kita untuk melakukan perjuangan menghimpun setiakawan AA demi perjuangan pembebasan Irian Barat.
Bisa disaksikan selanjutnya, bahwa, sikap Komunike Akhir KAA Bandung mengenai Irian Barat, sudah terlampaui oleh perkembangan situasi dalam hubungan Indonesia-Belanda. Disebabkan oleh keputusan fihak Belanda untuk mengirimkan kapal induk "Karel Doorman" ke Irian Barat. Menjawab tindakan Belanda ini, dalam pidatonya pada tanggal 17 Agustus 1960, Presiden Sukarno menyatakan, bahwa:
Hubungan diplomatik antara Nederland dan Indonesia akan diputuskan sebagai reaksi atas sikap keras-kepala fihak Nederland dan keputusan untuk mengirimkan kapal induk "Karel Doorman" ke Indonesia. Bung Karno mengatakan, bahwa, Indonesia sekarang akan mengambil "cara lain" terbanding permintaan untuk mengadakan perundingan( dengan Belanda). Presiden Sukarno selanjutnya menyatakan bahwa Irian Barat akan dibebaskan dengan "cara revolusioner" . Dalam suatu suatu nota resmi Menlu Subandrio menyatakan bahwa Irian Barat, adalah "suatu wilayah integral yang sah" dari Republik Indonesia.
Dalam kegiatan selanjutnya, dapatlah diusahakan dengan sukses suatu rapat umum yang diselenggarakan oleh Sekretariat Tetap AAPSO bersama dengan African Association, serta masyarakat Mesir dan Afrika di Cairo. Rapat umum tsb khusus diadakan untuk menyokong perjuangan pembebasan Irian Barat. Selain dari fihak Mesir, Afrika dan masyarakat, diminta pula Wakil Indonesia bicara, yang ku-gunakan sebaik-baiknya untuk menjelaskan perjuangan kita untuk pembebasan Irian Barat, dan meng-'counter' propaganda fihak Belanda yang menyesatkan itu.
Juga telah dengan sukses diselenggarakan rapat besar di Universitas Al Azhar, dalam rangka memerperingati HARI AFRIKA. Kesempatan itu ku-gunakan untuk bicara atas nama Indonesia. Semampuku membela perjuangan bangsa kita untuk pembebasan Irian Barat, dan mengharapkan dukungan Asia-Afrika yang lebih mantap lagi.
Sebelumnya, Sekretariat Tetap AAPSO, atas inisiatif wakil Indonesia dan Jepang, telah mengeluarkan sebuah deklarasi yang mengungkap intrik Belanda mengirimkan kapal perang "Karel Doorman" ke Irian Barat. Disitu deklarasi mengharapkan solidaritas Mesir, untuk menutup Terusan Suez bagi kapal-kapal perang Belanda yang bertujuan ke Indonesia, khususnya kapal induk 'KAREL DOORMAN'.
Kampanye-kampanye tsb, dengan didukung secara mantap dan tegas oleh dokumen-dokumen, resolusi-resolusi dan sikap politik terdahulu yang tegas dari Gerakan Setiakawan Rakyat-Rakyat Asia-Afrika yang mendukung perjuangan rakyat Indonesia untuk membebaskan Irian Barat, telah membawa hasil yang memuaskan.
Kegiatan tsb juga telah membuktikan bahwa Gerakan Setiakawan Rakyat-Rakyat AA, di dalamnya merupakan suatu proses yang timbal balik. Di satu fihak memberikan sokongan dan solidaritas, di fihak lain, menerima sokongan dan solidaritas. Semua itu dalam rangka kesatuan dalam perjuangan bersama melawan kolonialisme dan imperialisme.
Dibuktikan pula bahwa perjuangan kita untuk membebaskan Irian Barat dari penguasaan Belanda, adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan nasion Indonesia untuk kemerdekaan nasional yang penuh, tak terpisahkan dari perjuangan demi keutuhan wilayah dan kedaulatan nasional Republik Indonesia. * * *
* * *
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment