http://www.KabariNe
Pasca bentrok Koja (14/4) yang menelan korban tiga tewas dan ratusan luka-luka masih menyisakan sedih bagi pihak-pihak keluarga korban. Namun disamping beberapa peristiwa berdarah yang memilukan, Pemerintah Provinsi (pemprov) DKI Jakarta kini menunjukan kepeduliannya terhadap makam Mbah Priok, yang menjadi sumber permasalah antara warga setempat dengan Satuan Polisi Pamongpraja yang dimandat untuk menertibkan area disekitar makam Mbah Priok.
Kepeduliannya Pemprov DKI diwujudkan dengan mendaftarkan makam Mbah Priok sebagai salah satu cagar budaya milik DKI Jakarta. Dan untuk mewujudkannya ada beberapa syarat yang harus diajukan, salah satunya yaitu pemohon harus mengajukan permohonan bangunan menjadi cagar budaya ke Dinas Pariwisata.
Pengajuan tersebut bisa diwakilkan oleh ahli waris, LSM (Lembaga Sosial Masyarakat), dan pemerintah. Pemohon pun diminta untuk melampirkan bukti kepemilikan lahan yang sah atas bangunan makam Mbah Priok yang terletak di Jl. TPU Dobo, Koja, Jakarta Utara.
"Bukti itu kita perlukan sebagai penentu batas-batas objek yang nantinya akan menjadi cagar budaya tersebut. Ini kita sebut bukti fisik lengkap dengan struktur dan kondisi bangunannya," kata Arie Budhiman, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, sepeti dilansir situs resmi DKI Jakarta, Kamis (29/4).
Tidak hanya bukti fisik saja yang dilampirkan, bukti sejarah bangunan pun harus dilampirkan dalam permohonan. Bukti tersebut akan memperkuat dasar bahwa objek makam Mbah Priok agar pantas menjadi cagar budaya. Jika semua bukti diatas sudah lengkap terlampir, maka Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI akan mengirimkan Tim Penasihat Pelestarian Lingkungan dan Bangunan Cagar Budaya untuk mengkaji lebih lanjut makam Mbah Priok.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment