JAWA POS Jum'at, 18 Juni 2010
Opini
[ Jum'at, 18 Juni 2010 ]
Banjir di Singapura dan Perilaku Belanja Kita
KAWASAN Orchard Road, Singapura, kebanjiran. Di sepanjang jalan yang kanan-kirinya dipadati mal itu pada Rabu (16/6), air menggenang hingga separo ban mobil. Secara kasatmata, tak ada yang dramatis dalam banjir itu. Tapi, banjir tersebut menjadi berita yang menggemparkan. Tidak hanya di Singapura, namun juga di Indonesia.
Pemandangan banjir seperti itu sangat lumrah terjadi di sini, tapi sangat luar biasa ketika terjadi di Singapura. Padahal, tak ada korban jiwa seorang pun pada banjir karena curah hujan tinggi yang turun saat pagi itu.
Orang-orang kaya Indonesia telah lama menjadikan Singapura sebagai tempat berbelanja. Banyak orang Jakarta atau Surabaya, misalnya, yang akhirnya merasa dekat secara emosional dengan kawasan Orchard karena beberapa pertimbangan.
Tiket penerbangan ke Singapura semakin murah. Membeli pakaian dan barang-barang bermerek, emas, serta barang seni juga jatuhnya bisa lebih murah bila dibanding berbelanja di Jakarta atau Surabaya. Sebab, jika Anda seorang turis di Singapura, Anda bisa terhindar dari PPn 10 persen untuk pembelian barang yang sama di Indonesia.
Saat hendak kembali ke tanah air, semua pajak yang dikenakan saat membeli bermacam barang di seluruh sudut Singapura itu bisa diuangkan kembali di konter tax refund di Changi International Airport. Menurut kalkulasi para pembelanja, kalau mereka membeli banyak barang, tax refund-nya bisa cukup untuk membeli tiket pesawat atau membayar biaya menginap di Singapura.
Banjir Orchard hanya terlihat menggenangi separo ban mobil, tapi sesungguhnya telah menenggelamkan banyak hal. Pertama adalah kepercayaan. Banjir kali ini adalah kali pertama dalam sejarah Singapura modern yang sistem drainasenya bisa lumpuh dan kewalahan hanya oleh guyuran hujan dalam tempo beberapa jam saja. Banyak orang Singapura yang tidak bisa memercayai hal itu.
Kedua, banyak hal yang berada di bawah tanah, khususnya di sepanjang Orchard Road. Sebagai jantung Singapura, negara yang luas daratannya hanya 633 kilometer persegi, Orchard terus dioptimalkan sebagai pusat perbelanjaan dan bisnis dengan cara meninggikan gedung serta menggali tanah untuk dibuat pusat perbelanjaan bawah tanah.
Rata-rata mal di Orchard mempunyai ruangan belanja tiga sampai empat lantai di bawah tanah (under ground floor level). Jadi, banjir yang hanya terlihat menenggelamkan separo ban mobil itu sesungguhnya telah menenggelamkan ribuan gerai, butik, dan toko di bawah tanah. Bisa kita bayangkan berapa banyak barang yang kemarin tenggelam karena banjir di Orchard itu. Belum termasuk jaringan kereta api bawah tanah (MRT) yang rutenya juga melintasi kawasan Orchard.
Namun, yang perlu diingat, Singapura adalah negara yang sangat kreatif. Negeri Singa tersebut selalu punya akal untuk merealisasikan impiannya. Tak punya sirkuit, mereka ubah jalan raya untuk ajang balapan Formula 1. Tak punya pantai, mereka beli pasir dari Indonesia untuk dibuat pantai baru.
Barang-barang yang kemarin tenggelam oleh banjir: baju, celana, tas, aneka aksesori bermerek, dan lain-lain, bisa jadi tak akan dibuang begitu saja. Sebab, orang Indonesia sangat dikenal sebagai pemburu diskon barang-barang bermerek. The Singapore Great Sale tahun ini baru akan berakhir 25 Juli mendatang. Pembeli harus teliti agar tak dapat barang murah yang sangat mungkin bekas banjir. (*)
Pemandangan banjir seperti itu sangat lumrah terjadi di sini, tapi sangat luar biasa ketika terjadi di Singapura. Padahal, tak ada korban jiwa seorang pun pada banjir karena curah hujan tinggi yang turun saat pagi itu.
Orang-orang kaya Indonesia telah lama menjadikan Singapura sebagai tempat berbelanja. Banyak orang Jakarta atau Surabaya, misalnya, yang akhirnya merasa dekat secara emosional dengan kawasan Orchard karena beberapa pertimbangan.
Tiket penerbangan ke Singapura semakin murah. Membeli pakaian dan barang-barang bermerek, emas, serta barang seni juga jatuhnya bisa lebih murah bila dibanding berbelanja di Jakarta atau Surabaya. Sebab, jika Anda seorang turis di Singapura, Anda bisa terhindar dari PPn 10 persen untuk pembelian barang yang sama di Indonesia.
Saat hendak kembali ke tanah air, semua pajak yang dikenakan saat membeli bermacam barang di seluruh sudut Singapura itu bisa diuangkan kembali di konter tax refund di Changi International Airport. Menurut kalkulasi para pembelanja, kalau mereka membeli banyak barang, tax refund-nya bisa cukup untuk membeli tiket pesawat atau membayar biaya menginap di Singapura.
Banjir Orchard hanya terlihat menggenangi separo ban mobil, tapi sesungguhnya telah menenggelamkan banyak hal. Pertama adalah kepercayaan. Banjir kali ini adalah kali pertama dalam sejarah Singapura modern yang sistem drainasenya bisa lumpuh dan kewalahan hanya oleh guyuran hujan dalam tempo beberapa jam saja. Banyak orang Singapura yang tidak bisa memercayai hal itu.
Kedua, banyak hal yang berada di bawah tanah, khususnya di sepanjang Orchard Road. Sebagai jantung Singapura, negara yang luas daratannya hanya 633 kilometer persegi, Orchard terus dioptimalkan sebagai pusat perbelanjaan dan bisnis dengan cara meninggikan gedung serta menggali tanah untuk dibuat pusat perbelanjaan bawah tanah.
Rata-rata mal di Orchard mempunyai ruangan belanja tiga sampai empat lantai di bawah tanah (under ground floor level). Jadi, banjir yang hanya terlihat menenggelamkan separo ban mobil itu sesungguhnya telah menenggelamkan ribuan gerai, butik, dan toko di bawah tanah. Bisa kita bayangkan berapa banyak barang yang kemarin tenggelam karena banjir di Orchard itu. Belum termasuk jaringan kereta api bawah tanah (MRT) yang rutenya juga melintasi kawasan Orchard.
Namun, yang perlu diingat, Singapura adalah negara yang sangat kreatif. Negeri Singa tersebut selalu punya akal untuk merealisasikan impiannya. Tak punya sirkuit, mereka ubah jalan raya untuk ajang balapan Formula 1. Tak punya pantai, mereka beli pasir dari Indonesia untuk dibuat pantai baru.
Barang-barang yang kemarin tenggelam oleh banjir: baju, celana, tas, aneka aksesori bermerek, dan lain-lain, bisa jadi tak akan dibuang begitu saja. Sebab, orang Indonesia sangat dikenal sebagai pemburu diskon barang-barang bermerek. The Singapore Great Sale tahun ini baru akan berakhir 25 Juli mendatang. Pembeli harus teliti agar tak dapat barang murah yang sangat mungkin bekas banjir. (*)
Informasi :
Pembaca yang ingin menyumbangkan opini atau gagasan, dapat dikirimkan melalui Harap sertakan foto diri, nomor rekening serta NPWP (kalau ada).
Pembaca yang ingin menyumbangkan opini atau gagasan, dapat dikirimkan melalui Harap sertakan foto diri, nomor rekening serta NPWP (kalau ada).
HALAMAN KEMARIN
__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment