Monday, June 14, 2010

[ac-i] PAGELARAN LAYAR TANCAP SEMESTA EDUCATION FILM FESTIVAL 20-26 JUNI 2010

 

PAGELARAN LAYAR TANCAP

SEMESTA EDUCATION FILM FESTIVAL

20-26 JUNI 2010


OSIS Madrasah Tsanawiyah Smesta 789, Brangkal Kabupaten Mojokerto bekerja sama Smestasineklub, Maja van Java Cinema Club, Universal Entertainment, majalah Peace, Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto menyelenggarakan pemutaran film dan diskusi bertajuk PAGELARAN LAYAR TANCAP SEMESTA EDUCATION FILM FESTIVAL pada tanggal 20-26 Juni 2010.


Pembukaan oleh Bapak H Drs Eko Edy Susanto, MSi

Ketua Umum Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto

20 Juni 2010 pukul 7 malam

DI KAMPUNG MERDEKA JL.LURUS 12-24 KEDUNGMALING,

KECAMATAN SOOKO

KABUPATEN MOJOKERTO


PEMUTARAN FILM LAYAR TANCAP BERTEMA PENDIDIKAN

setiap hari mulai pukul 7 malam


Menyajikan 12 judul filem tentang pendidikan hasil karya para sineas kelas dunia dari berbagai negara yang akan merubah cara pandang kita terhadap bagaimana seharusnya mendidik dan menjalankan pendidikan. Acara yang sangat layak tonton terutama para guru, orangtua dan siapapun yang peduli dengan pendidikan yang baik dan benar.


20 Juni 2010 pukul 8 malam

3 IDEOTS, SUTRADARA RAJKUMAR HIRANI, 2009, 160 menit, India


21 Juni 2010 pukul 7 malam

-DEAD POETS SOCIETY, SUTRADARA PETER WEIR, 1989, 128 menit, Amerika

-CHILDREN OF HEAVEN, SUTRADARA MAJID MAJIDI, 1997,89 menit, Iran


22 Juni 2010 pukul 7 malam

-MY LEFT FOOT, SUTRADARA JIM SHERIDAN, 1990, 103 menit, Amerika

-NOT ONE LESS, SUTRADARA ZHANG YIMOU, 1999, 106 menit, China


23 Juni 2010 pukul 7 malam

-KIRIKOU AND THE SORCERESS, SUTRADARA MICHEL OCELOT, 1998, 74 menit, Perancis

- FREEDOM WRITERS, SUTRADARA RICHARD LAGRAVENESE, 2007, 123 menit, Amerika


24 Juni 2010 pukul 7 malam

-BUDDHA THE COLLAPSED OUT THE SHAME, SUTRADARA HANA MAKHLABAF, 2007, 81 menit, Iran

-MONA LISA SMILE, SUTRADARA MIKE NEWELL, 2003, 117 menit, Amerika


25 Juni 2010 pukul 7 malam

-THE MIRROR, SUTRADARA JAFAR PANAHI, 1997, 95 menit, Iran

-RINDU KAMI PADA MU, SUTRADARA GARIN NUGROHO, 2004, 92 menit, Indonesia


26 Juni 2010 pukul 7 malam

THE CUP, SUTRADARA KHYENTSE NORBU, 1999, 93 menit, Bhutan



DISKUSI dengan tema Film sebagai sarana membangun "jalan pikiran".

Narasumber:

-Bambang Ardianto

-Amal Wijisaksono

keduanya dari Universal Entertainment, Yogyakarta


Sebuah filem dicipta dengan "logika tertentu" dibelakangnya. Dengan cara itu, filem menjadi alat yang efektif untuk memaksa penonton agar mengakui "kebenaran' logika yang disodorkan. Orang mustahil bisa menikmati filem jika ia protes melulu lantaran baginya, filem itu tak "masuk akal". Nah, potensi ini semestinya bisa dimanfaatkan oleh para pendidik dalam rangka membangun sebuah jalan pikiran pada anak didik—tentu saja jalan pikiran yang "benar", itu jika kita setuju bahwa sebuah pendidikan hakekatnya adalah serangkaian prosesi pembangunan jalan pikiran.

Tetapi, apakah kenyataanna pendidikan kita mengarah ke sana? Itu yang harus dijawab oleh para pendidik, orang tua dan guru yang repotnya, hobi nonton sinetron itu dengan logika kompetitifnya yang penuh syahwat itu.

Diskusi ini terbuka untuk umum, terutama para guru, siswa dan wali murid.



Didukung oleh:

-MAJA VAN JAVA CINEMA CLUB

-BALAI BELAJAR BERSAMA BANYUMILI

-DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO

-UNIVERSAL ENTERTAINMENT, YOGYAKARTA

-UDIN JAYA SOUND SYSTEM

-KURSUS BAHASA INGGRIS GLOBAL COMMUNITY

-PERCETAKAN FAJAR HARAPAN

-POLIKLINIK DAN RAWAT INAP KAMAR MEDIKA, DLANGGU

-MITRA FAJAR GRAFIKA


Terbuka untuk umum dan gratis.



Informasi:

1.Hadi Masud (Cak Oed), Madrasah Tsanawiyah Smesta 789, Brangkal Kabupaten Mojokerto

081 91 31 031 32

2.Fahrudin Nasrulloh, Maja Van Java Cinema Club,

081 57 81 776 71

3.Abdul Malik, balai belajar bersama Banyumili,

081 80 3230 472




__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment