Salam,
Akhir-akhir ini muncul kabar bahwa di Ubud, Bali, akan didirikan sebuah museum baru bernama "Philip Kotler Museum of Marketing". Lokasinya berada di kompleks Museum Puri Lukisan. Museum of Marketing ini akan memamerkan profil dari Philip Kotler, tokoh pemasaran dunia, dan juga memamerkan produk-produk dari berbagai perusahaan besar di dunia yang sebagian besar berasal dari Amerika Serikat, negara asal Philip Kotler. Museum of Marketing ini digagas oleh Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah/DPD) dan Hermawan Kartajaya (konsultan pemasaran dari Jakarta).
Mengapa Museum of Marketing harus ditolak keberadaannya di Ubud?
1. Ubud bukanlah pusat bisnis seperti Jakarta, Surabaya, Singapura atau Hongkong misalnya. Ubud adalah destinasi wisata budaya dan spiritual yang khas Bali. Sementara itu, pemasaran terkait erat dengan bisnis. Keberadaan sebuah museum yang justru menyanjung nilai-nilai bisnis—apalagi memamerkan produk-produk dari luar negeri—akan merusak nilai-nilai Ubud yang telah dibangun dengan kerja keras oleh seluruh lapisan masyarakat Ubud khususnya serta masyarakat dan pemerintah Bali dan Indonesia pada umumnya selama beberapa generasi.
2. Penggunaan nama Philip Kotler sebagai nama museum ini merupakan sesuatu yang sangat aneh, karena Philip Kotler tidak jelas peranan dan kontribusinya kepada Ubud. Philip Kotler bahkan merupakan warganegara Amerika Serikat yang tidak pernah tinggal di Ubud, di Bali, atau bahkan di Indonesia. Berbeda dengan para seniman ekspatriat lainnya seperti Walter Spies, Rudolf Bonnet, Antonio Blanco, Arie Smit ; mereka semua merupakan ekspatriat yang tinggal cukup lama di Ubud dan berperan besar dalam pengembangan seni-budaya Bali.
3. Lokasi Museum of Marketing yang berada di dalam kompleks Museum Puri Lukisan menimbulkan tanda tanya besar. Sesuai namanya, "Puri Lukisan", para pendiri museum ini tentu menginginkan bahwa Museum Puri Lukisan menjadi tempat untuk melestarikan karya seni tradisional dan modern Bali—terutama seni lukis; bukan produk-produk dari negara lain yang sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan seni-budaya Bali.
Dengan alasan-alasan tersebut di atas maka "Philip Kotler Museum of Marketing" harus ditolak keberadaannya di Ubud, apalagi berada di kompleks Museum Puri Lukisan. Keberadaan Museum of Marketing ini terkesan sangat dipaksakan dan jelas akan merusak salah satu situs yang sangat bersejarah dan memegang peranan penting dalam perkembangan seni-budaya di Bali dan Indonesia. Museum of Marketing ini juga jelas tidak memberikan manfaat sama sekali kepada masyarakat Ubud dan para seniman Bali.
Berita terkait bisa dibaca di:
http://www.antarane ws.com/berita/ 1275316650/ bali-bangun- museum-marketing -duniahttp://www.antarane ws.com/berita/ 1276916121/ tokoh-marketing- dunia-promosikan -indonesia- di-chicago
No comments:
Post a Comment