Resensi Buku Peta Kamasurta (Sukendra Martha) www.technologyindon Selama ini, mungkin kita membuka peta ketika ada kepentingan sesaat: mencari lokasi tertentu, mendatangi undangan perkawinan dan mudik lebaran. Padahal tanpa disadari, peta sangat lekat dalam kehidupan keseharian manusia. Ketika kita berjalan melalui rute tertentu, berulang-ulang, secara tak terasa seakan ada arah yang memandu langkah kita. Naluri spasial inilah yang disebut "peta mental" (mental map). Seperti burung yang terbang ke suatu tujuan tanpa perlu membawa GPS, manusia memang dianugerahi Tuhan kemampuan spasial. Dalam banyak cerita fiksi, sering kita lihat bagaimana segulung peta diperebutkan beberapa pihak hingga berdarah-darah. Peta memang sangat penting, apalagi ketika menyangkut kedaulatan sebuah negara. Klaim negara tetangga akan sebuah pulau milik Indonesia, bisa menjadikan hubungan bilateral memanas. Memang sebuah peta bisa memberikan banyak informasi kepada pembacanya. Maka selembar peta harus mampu menjelaskan seribu kata bukan malah menerbitkan seribu tanya. Karena itu, tak ada salahnya kalau kita menyimak berbagai hal menarik seputar kegiatan survei dan pemetaan (surta), cikal bakal lahirnya selembar peta. Salah satunya melalui buku Peta Kamasurta, karya Sukendra Martha, Sekretaris Utama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) Sebagaimana profesi surta yang tidak banyak dikenal orang, tapi sebenarnya secara langsung atau tidak sangat dibutuhkan oleh semua orang. Dari awal, urusan tanah adalah dasar kebudayaan manusia. Apalagi ketika menyangkut batas wilayah dan batas negara, yang pastinya menyangkut kepentingan banyak orang. Mengenai pentingnya profesi surta ini, Prof Joenil Kahar berpendapat, "Surveyor itu ibarat akar dalam pohon. Memang tidak terlihat, tapi bagaimana pohon bisa berdiri tanpa akar." Maka kehadiran buku Peta Kamasurta ini seakan memberi warna dan penghargaan pada profesi surta yang diistilahkan: lahir di suatu tempat, tua di jalan. Dengan gaya ringan, celetukan khas, sindiran dan kritikan halus, Sukendra Martha memaparkan berbagai hal menarik seputar surta. Untuk mengimbangi judul sedikit "nakal" tadi, kita akan menemukan berbagai hal yang berbau sensualitas seperti surveyor salon, kura-kura kawin, Pulau Rondo (janda), Pulau Sophia Latjuba, Perawan Sunti dan lain-lain. Buku ini menyinggung pula beberapa hal yang mengejutkan seperti masalah kebohongan-kebohong Melalui buku ini pula Sukendra Martha berusaha mengkritisi hal-hal yang terkait dengan masalah pemekaran wilayah yang tidak terkendali. Perlu diketahui bahwa sampai tahun 2008, dari 148 daerah pemekaran baru 30% yang menyelesaikan batas wilayahnya. Nah lho... Ketidaktahuan mengenai masalah surta, kadang juga membawa masalah. Karena ada renovasi bangunan, alat GPS yang dipasang di kantor sebuah instansi di Pare-pare dipindahkan seenaknya sejauh 20 meter. Dampaknya tentu saja sangat dasyat. Jangan-jangan ada gempa sangat besar atau pergeseran di bumi Pare-pare hingga koordinatnya berubah. Begitulah kalau orang tak paham, tak mau berkonsultasi dengan ahlinya. Tapi tak harus jadi ahli untuk mengetahui hal-hal seputar surta. Dengan senyum simpul pun kita bisa mendapatkan banyak hal. Dengan begitu kita jadi paham dan mengerti akan pentingnya peta. Begitu juga ketika merencanakan pembangunan, jangan sampai tata uang mengalahkan tata ruang yang sudah ada dalam peta. Buku ini semakin menarik dengan adanya suplemen puisi bertemakan peta karya Setiyo Bardono. Seperti membaca catatan-catatan dalam buku ini, puisi-puisi yang disajikan juga tak harus dibaca dengan berkerut kening. Puisi ringan tapi tak kehilangan makna seperti Kamasurta, Peta dalam Botol, Cintaku Seteguh Pulau, dan Atlas Nama Cinta. Dalam kalimat terakhir dalam puisi berjudul Toponimi, Setiyo membawa satu pesan kepada pembaca agar tak segan membaca peta. Bacalah..., kemanapun engkau menuju. (pai) ____________ DATA BUKU Judul : PETA KAMASURTA Penulis : Sukendra Martha Editor : A. Fathoni Genre : Humor Ilmiah Cetakan : I, September 2009 Ukuran : 11,5 x 18 cm Tebal : xxii + 162 halaman ISBN : 978-602-95392- Harga : Rp. 30.000,- ============ Pustaka Alvabet Ciputat Mas Plaza Blok B/AD Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat Jakarta Selatan Indonesia 15411 Telp. +62 21 7494032, Fax. +62 21 74704875 www.alvabet. |
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment