Thursday, December 17, 2009

[ac-i] Lokakarya Ekonomi Kreatif Dewan Kesenian Jatim, Trenggalek, 20-22 Desember 2009

 

Surabaya, 17 Desember 2009

 

Nomor             :   129/DK-Jatim/XII/2009

Perihal              :   Peserta Lokakarya

Lampiran          :   Jadwal Acara

 

Kepada Yth.

Ketua Dewan Kesenian Kab./ Kota

Se-Jawa Timur

 

 

Dengan hormat,

 

Merujuk pada surat kami nomor 127/DK-Jatim/XII/2009 tanggal 14 Desember 2009 perihal Penundaan Kegiatan maka dengan ini kami menyampaikan bahwa Lokakarya dan Sosialisasi Program "MEMBANGUN EKONOMI KREATIF JAWA TIMUR MELALUI PENGELOLAAN POTENSI LOKAL" telah dijadwal ulang pada :

 

Hari, tanggal     :   Minggu, 20 – 22 Desember 2009

Tempat :   Graha & Convention Hall Hayam Wuruk

                            Jl. Soekarno Hatta 20 Kab. Trenggalek

 

Berkaitan dengan itu kami mengharapkan agar dapat mengirimkan 1 (satu) orang wakil dari Dewan Kesenian Kab/ Kota yang Bapak/Ibu pimpin dan 1 (satu) orang wakil dari sanggar/ lembaga seni di daerah Bapak/Ibu untuk menjadi peserta dalam lokakarya tersebut. Akomodasi dan konsumsi peserta selama kegiatan berlangsung ditanggung oleh Dewan Kesenian Jawa Timur.

 

Demikian atas perhatian Bapak/ Ibu kami sampaikan terima kasih.

 

 

 

Ketua Umum :Achmad Fauzi

Sekretaris Umum: Syahlan Husain

Dewan Kesenian Jawa Timur

Jl. Wisata Menanggal Surabaya 60234

Telp./Fax. 031-8554304

Email:dk_jatim@yahoo.com

 

Kontak person:

-Bapak Syahlan Husain, Sekretaris Umum

Dewan Kesenian Jatim

081 553 184 994, 081 33 222 7838, 081 752 41 219, 031-60536617

-Mbak Lia/Mbak Sistri  031- 08554304, 087851954782, 085231717727

 

 

Term of Reference

Lokakarya & Sosialisasi Program :

"MEMBANGUN EKONOMI KREATIF JAWA TIMUR MELALUI PENGELOLAAN POTENSI LOKAL"

 

Dalam konteks manajemen seni di era global saat ini paradigmanya dapat dipahami sebagai entitas yang dapat dikembangkan ke dalam konsep industri kreatif. Konsep ini mengacu pada seni sebagai fakta ontologis yang bernilai ekonomi, karena itu ia dapat dikembangkan menjadi sumber untuk menciptakan industri yang berbasis pada kreatifitas. Konsep ini jelas bertolak belakang dengan paradigma lama, di mana seni-budaya dipahami sebagai entitas yang dekat dengan soal filosofis-konseptual-estetis, karena itu ia bergerak dalam dataran abstrak.

Kini kita memasuki era ketika kreatifitas harus dipergulatkan dengan ranah industri dan dinamika ekonomi. Dari sudut pandang kesenian harusnya pula dapat direspons secara positif peluang-peluang itu. Industri kreatif yang mulai ramai dibicarakan sejak tahun 2006, ketika Dr. Mari Elka Pangestu selaku Menteri Perdagangan meluncurkan program Indonesia Design Power, suatu program pemerintah yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia.  Dari segi definisi, industri kreatif dirumuskan sebagai "industri-industri yang mengandalkan kreatifitas individu, ketrampilan serta talenta yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf hidup dan peciptaan tenaga kerja melalui pencitaan (gagasan) dan eksploitasi Hak Kekayaan Intelektual".

Di Indonesia Industri Kreatif terdiri 14 sektor, sebagai berikut : (1) Periklanan, (2) Film/Video dan Fotografi, (3) Musik, (4) Arsitektur, (5) Pasar Seni dan Barang Antik, (6) Kerajinan, (7) Desain, (8) Desain Fashion, (9) Permainan Interaktif, (10) Seni Pertunjukan, (11)  Penerbitan dan Percetakan, (12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak, (13)  Televisi dan Radio,  (14) Riset dan Pengembangan.

Lalu bagaimana dengan kesenian ketika masuk ke ranah industri kreatif. Bila dilihat dari aspek produktifitas pasar (baca : disribusi hasil karya), sebenarnya kesenian sudah dapat lama masuk ke wilayah ekonomi kreatif.  Dari 14 sektor industri kreatif yang ada di atas, semuanya pasti bersentuhan dengan aspek seni. Pertentangan apresiasi yang mengatakan bahwa seni yang laku adalah karya seni yang mengikuti selera pasar bisa dikatakan tidak seluruhnya benar. Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing. Karena sebenarnya manusia  juga selalu mencari sesuatu yang lebih orisinil, berkualitas dan punyai nilai apresiasi yang diferensial (berbeda dengan yang lain). Semuanya tergantung, bagaimana kemampuan komunikasi publikasi, promosi, kreatifitas ekshebisi  dan distribusi.

Ekonomi kreatif adalah era ekonomi gelombang ke-4, setelah era agraris, industri, dan informasi. Disadari betapa era ini merupakan peluang yang bisa direspon  positif untuk mengambil faedah dalam rangka memperkukuh diri untuk meningkatkan kreatifitas di bidang seni. Dalam tantangan industri kreatif, keutuhan karakteristik masyarakat Jawa Timur menjadi sumber pemetaan, khususnya kultur komunitas sub-sub etnis yang mempunyai kepribadian tersendiri. Komunitas sub etnis Osing, Samin, Arek, Pendalungan, Madura, Mataraman, Tengger yang mempunyai kepribadian, tradisi, cara berpikir dan bahasa yang saling berbeda.  Bahkan oleh Prof. Dr. Ayu sutarto, MA, dipetakan menjadi 10 sub-kultur yaitu Madura Bawean, Madura Kangean dan Jawa Panaragan. Ini menunjukkan betapa keanekaragaman itu adalah kekayaan sumber daya tak ternilai. Lebih menarik lagi di Indonesia, termasuk di Jawa Timur memiliki keunikan tesendiri, karena ternyata gelombang pertama  yakni pertanian, ternyata sangat banyak mewarnai kehidupan tradisi masyarakat. Dari aspek kebudayaan agraris dimana secara geografis Jawa Timur didominasi oleh wilayah pertanian, seni tradisi atau budaya tradisi sangat hidup dengan segala nilai-nilai kearifan lokal. Hajatan, upacara, adat dan lain sebagainya yang sangat mengakar.

            Pengaruh sub-kultur sangat berperan besar dalam pengembangan ekokonomi kreatif. Prof. DR. Ayu Sutarto menambahkan di Jawa Timur banyak sekali local genius. Artinya masing-masing komunitas kebudayaan  mempunyai daya unggul masing-masing. Seni pertunjukan tradisi yang berisi tari, musik, seni peran bila dieksplorasi dan dikawinkan dengan seni beraliran kekinian/kontemporer akan melahirkan seni yang bernuansa "new-age". Atau  dengan keasliannya itu akan mengundang daya minat bagi masyarakat di luar kultur itu untuk datang menyaksikan karena dilandasi keingin tahuan terhadap rasa yang berbeda dengan kelaziman yang dialaminya. Begitu juga dengan kerajinan yang dapat menjadi sumber fine art.

            Dari paparan di atas, Dewan Kesenian Jawa Timur merasa perlu untuk melaksanakan perannya sebagai sebuah lembaga yang mempunyai tanggung jawab memberikan masukan dan tawaran-tawaran yang konstruktif bagi pembangunan kesenian di Jawa Timur, di bidang pengembangan  ekonomi kreatif, khususnya yang bersentuhan dengan strategi pembangunan dan pengembangan sektor kesenian. Pembangunan kesenian tidak sekedar dimaknai sebatas bentuk apresiasi pendidikan. Namun lebih dari itu, seni mampu bersentuhan dengan industri kreatif, dan mendorong daya cipta dan karsa masyarakatnya. Melalui sumber daya kearifan nilai-nilai dan potensi lokal, dan semangat optimistis yang berkualitas,  pembangunan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur melalui potensi kreatifitas seni yang produktif dapat dicapai. Tentunya secara bertahap dan berkelanjutan.

 

MAKSUD DAN TUJUAN


Agar langkah strategis dan praktis dapat diwujudkan, maka perlu diadakan Dialog sebagai wahana diskusi dan musyawarah bagi berbagai pihak yang kompeten. Disamping itu Dialog ini juga dimaksudkan sebagai langkah awal bagi upaya membangun ekonomi kreatif di Jawa Timur melalui pemberdayaan potensi lokal.

Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu forum untuk menunjukkan kekayaan potensi budaya local dalam berbagai bentuk dan ragam peluang ekonomi kreatif. Disamping itu forum tersebut dapat menstimulan terciptanya peluang industri kreatif berbasis potensi lokal oleh masyarakat  Jawa Timur.  

 



WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan ini diselenggarakan pada Minggu - Selasa, 20-22 Desember 2009 di Graha dan Convention Hall Hayam Wuruk Kab. Trenggalek.

 

PENYELENGGARA

Dewan Kesenian Jawa Timur

 

HASIL YANG HENDAK DICAPAI

Tercapainya kesepakatan  tentang batasan ekonomi kreatif dalam konteks      kesenian berbasis potensi budaya lokal;

Rekomendasi kepada Pemerintah untuk mengawal dan menfasilitasi pembangunan ekonomi kreatif  masyarakat Jawa Timur berbasis pemberdayaan pengelolaan potensi lokal";

Terjadinya "kemitraan" dari Pemerintah (Propinsi dan Daerah),  masyarakat dan swasta secara harmonis agar terbentuk program kegiatan yang terpadu untuk pengembangan dan pemberdayaan pembangunan ekonomi kreatif melalui peengelolaan potensi lokal.


NARASUMBER

  1. Keynote Speaker : H. Sugiri Sancoko (Anggota DPRD Jatim)

2.      Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jawa Timur

  1. Ir. Dwi Martono, S.E, M.Kom (Pusat Kebijakan Teknologi Peningkatan Daya Saing– BPPT)
  2. Dwi Cahyono (Ketua DK Kota Malang/Yayasan Inggil – Pelaksana Kegiatan "Malang Kembali).
  3. Achmad Fauzi (Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur)

 

PEMANDU DIALOG

1.      Eko Wahyuni Rahayu

2.      Rakhmad Giryadi

3.      Nonot Sukrasmono

4.      Bambang Sukmo Pribadi


PESERTA

Dialog Nasional ini akan diikuti oleh peserta dari kalangan Eksekutif, Legislatif, Akademisi, Sejarawan, Budayawan, Tokoh Masyarakat, Praktisi di bidang industri kreatif, serta pihak yang berkompeten lainnya
.

METODE KEGIATAN

 

Kegiatan Lokakarya ini dijabarkan seperti berikut di bawah ini :

1.      Sebelum penyaji materi mengantarkan materinya didahului oleh key note speech menyampaikan pemaparannya sebagai prolog dari Lokakarya ini.

2.      Topik-topik materi dari sessi Lokakarya ini diantarkan oleh penyaji materi (panelis/nara sumber) untuk menstimulan pemahaman, wawasan dan gagasan dari peserta.

3.      Penyaji materi menyampaikan gagasan-gagasan alternatif disamping menyampaikan sesuai dengan kisi-kisi materi yang di sajikan atau diarahkan oleh Panitia Pengarah.

4.      Peserta Lokakarya sudah dibekali beberapa abstraksi materi termasuk pula makalah/seminar kit sesuai dengan masing-masing topik materi agar dapat terjadi interaksi dialogis dalam rangka mengerucutkan solusi yang diharapkan.

5.      Setiap topik materi, antara penyaji materi, moderator dan peserta dapat memberikan kesimpulan sementara dari materi bahasannya.

6.      Setiap bentuk kesimpulan sementara dari masing-masing topik materi lebih diutamakan merupakan formula aplikatif yang dapat segera diterapkan.

7.      Pada akhir Lokakarya Panitia Pengarah memberikan kesimpulan akhir berupa formulasi yang merupakan masukan bagi para peserta dan pengambil kebijaksanaan.

 

 

JADWAL ACARA

 

TANGGAL

WAKTU (WIB)

A C A R A

PELAKSANA

 

20-12-2009

 

10.00–13.00

 

13.00–14.30

 

 

 

 

 

 

Registrasi Peserta / Check in

 

P e m b u k a a n

-  Lagu Indonesia Raya

-  Mengheningkan Cipta

-  Laporan Ketua Panitia

-  Sambutan Ketua DK JATIM

-  Sambutan Bupati Trenggalek

-  Keynote Speaker : H. Sugiri Sancoko

Materi : Keragaman Budaya sebagai Potensi ekonomi Kreatif"

   (Anggota DPRD Jatim)

 

 

OC

 

OC

 

 

 

13.30–15.00

 

Materi I

"Identifikasi Ekonomi Kreatif di Jawa Timur"

Penyaji Materi :

·    Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur"

 

 

15.00–15.30

 

Coffee Break / Sholat Ashar

 

OC

 

15.30–17.00

 

Materi II

"Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sebagai Inspirasi Ekonomi Kreatif"

Penyaji Materi :

·    Ir. Dwi Martono, S.E, M.Kom (Pusat Kebijakan Teknologi Peningkatan Daya Saing – BPPT)

 

 

17.00–19.00

 

ISHOMA

 

 

19.00–21.30

 

Diskusi /Pembuatan Makalah Kelompok

 

 

21-12-2009

 

 

05.30–06.30

06.30–07.30

 

Senam Pagi

Sarapan Pagi

 

07.30–09.00

Pemaparan Hasil Diskusi Kelompok :

Penyaji Materi :

·    Kelompok 1 (Materi 1)

 

 

09.00–09.30

Coffee Break

 

 

 

09.30–10.30

 

Pemaparan Hasil Diskusi Kelompok :

Penyaji Materi :

·    Kelompok 2 (Materi 2)

 

 

10.30–12.00

 

Materi III

"Upaya lebih mendorong terciptanya ikon ekonomi kreatif di seluruh Kabupaten/ Kota Se Jawa Timur"

 

Penyaji Materi :

·    Dwi Cahyono, (Ketua Yayasan Inggil : Pelaksana "Malang Kembali"/Ketua DK Kota Malang)

 

12.00–13.00

ISHOMA

 

13.00–15.00

Perumusan Masalah/Diskusi Kelompok

 

15.00–15.30

Coffee Break

 

15.30–17.30

Pemaparan Hasil Diskusi Kelompok

 

17.30–19.00

ISHOMA

 

 

19.00–20.30

 

Materi  IV

"Perumusan Pemetaan Zona Sentra Ekonomi Kreatif, dari perspektif budaya".

 

Penyaji Materi :

Achmad Fauzi, S.E. (Ketua Umum DK JATIM)

 

20.30–22.00

Perumusan Masalah/Diskusi Kelompok

 

22-12-2009

05.30–06.30

06.30–07.30

Senam Pagi

Sarapan Pagi

 

07.30–09.30

Rekomendasi

 

09.30–10.00

Penutupan

 

12.30–13.00

Makan Siang / Check Out

 

13.00 WIB

Makan Siang / Check Out

 

 





 

 

 


__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment