Thursday, June 10, 2010

Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia

 

Apakah masalah dunia sekarang? Kenapa kita harus bertelingkah tentang budaya dan bangsa? Mungkin anak-anak sekarang tidak memahami tentang asal-usul penduduk di seluruh Nusantara ini. Kerana perbatasan yang menyatakan bahawa satu negara itu Indonesia, satu lagi Malaysia, satu lagi Pilipina, dan lain-lain, kita pun sudah bertegang urat dan menyatakan penduduk negara lain bukan lagi saudara atau ada pertalian darah.

Mungkin ini dasar manusia, kadangkala bila adik atau kakaknya bernikah dengan orang lain yang tidak disukainya, terus dinafikan persaudaraan dan langsung tidak mahu bersua lagi. Apakah perbatasan itu terus dan langsung membataskan/memutuskan pertalian itu?

Adat perkahwinan dan resam bangsa Banjar, Suluk, Jawa, Aceh, Bajau, Bugis, Menada atau mana-mana pun bangsa akan tetap adat dan resam mereka walaupun di mana mereka hidup dan tinggal. Dahulu kala, kita penjajah, penakluk dan pembina negara tetapi kita telah dipecahkan oleh pejajah dan penakluk yang lebih kuat dari kita, iaitu British, belanda Perancis, Sapanyol dan lain-lain, dan ditetapkan oleh Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (UN) dalam negara-negara masing-masing, baik Indonesia, Malaysia, Singapura, Pilipina dan lain-lain.  Dahulu kala kita merayau di suluruh dunia tanpa menggunakan pasport atau watikah perjalanan.  Sekarang, kita ditangkap kalau berbuat demikian.

Apabila kakek dan moyang kita terkandas di satu-satu negara sebelum "MERDEKA", malah dia akan menjadi penduduk atau rakyat negara tersebut.  Jadi bagaimana dengan adatnya? Haruskah ia membuang adatnya kerana ia sudah bermastautin di negara tersebut?

Kakek saya pada masa dahulu pernah menegas, "BIAR MATI ANAK, JANGAN MATI ADAT."  Kenapa ia menyatakan demiakian? Jawabannya enteng. Karena tanpa adat, bahasa atau resam, kita tiada bangsa. Di Nusantara ini, setiap negara berbilang bangsa tetapi setiap negara ada kerukunannya. Kita di mana- manapun harus mengekalkan adat, resam dan bahasa kita.  Baik adat, resam, bahasa, tarian dan lain-lain yang kepunyaan setiap bangsa adalah hak bangsa itu, bukan hak negara atau perseorangan.  Tiada orang lain yang bisa meneguk di air keruh untuk membinasakan bangsa tersebut.  Tarian atau adat Jawa adalah hak Jawa bukan Indonesia atau Malaysia, tarian Bugis adalah hak Bugis bukan orang lain.  Di mana bumi di pijak, di situlah kita hidup dan mencari rezeki.  Itu tidak bererti kita harus membuang bangsa dan adat bila kita terus hidup dan mencari rezeki di perantauan.

Orang yang bertelingah tentang adat atau hak bangsa adalah orang yang masih "katak di bawah tempurung". Mungkin tiada saudara di perantauan, mencari rezeki di negeri orang. Sebab itu dia mencari masalah, kerana dia tidak perduli dan tidak mahu ambil tahu tentang bangsa nya di negara lain.

Saya mohon ampun kalau saya menyebabkan kalian marah.  Saya hanya seorang perantau yang mempunyai saudara di setiap pelusuk Nusantara dan dunia, adalah yang saya tahu mencari rezeki atau bermastautin di sana.  Saya masih sayang dengan bangsa saya walupun di mana mereka berada.

Terima kasih.


--- On Wed, 9/6/10, ::KaNia:: <d_kencanawati@yahoo.com> wrote:

From: ::KaNia:: <d_kencanawati@yahoo.com>
Subject: Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 9 June, 2010, 2:00 PM

artculture-indonesia@yahoogroups.com is a contact of Ahmadun YosiHerfanda
Approve sender | Boxbe

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment