Saturday, November 14, 2009

[ac-i] Re: Melihat Johor Baru

 

Membaca catatan perjalanan bung Manap sungguh sebuah kenikmatan tersendiri. Dari dua bukunya yang meskipun belun saya baca habis, saya punya kesan bung Manap punya bakat istimewa dalam menuliskan catataan perjalanan, sangat professional dengan mutu seperti seorang wartawan majalah paling bermutu. Saya sungguh iri tidak punya kemampuan seperti yang dipunyai bung Manap itu. Tapi saya sungguh senang dan mendapat kepuasan setiap membaca tulisan-tulisan bung Manap. Semoga bung Manap masih akan menulis terus  dan ini sungguh harapan saya yang setulusnya.
Salam hangat meskipun tanpa jamuan empek-empek,
asahan.
 
 
----- Original Message -----
Sent: Saturday, November 14, 2009 5:06 AM
Subject: Re: Bls: [HKSIS] Melihat Johor Baru

 

Termasuk juga cerita Hang-Tuah dan lima sauadara si pembajak laut.
----- Original Message -----
From: S Manap
Cc: May Teo
Sent: Saturday, November 14, 2009 11:06 AM
Subject: SV: Bls: [HKSIS] Melihat Johor Baru

 
   Terima ksih bung Chalik atas tanggapannya. Apa bung masih ada rencana melihat-lihat Malaysia lagi. Kalau saya memang suka melihat-lihat keadaan masyarakat Melayu di sana. Mungkin karena saya orang Melayu yang banyak memiliki persamaan cara hidup dengan mereka. Kalau keadaan memungkinkan saya masih mau melihat tempat lain juga seperti Malacca. Saya tidak peduli dengan lagu terang bulan yang mereka ambil alih, atau saya akan di panggil "Indon"oleh orang-orang Malaysia. . Itu urusan mereka.  Saya sangat suka membaca novel atau kumpulan cerpen yang ditulis dalam bahasa Melayu. Bahasanya lucu, tapi saya senang membuat saya ketawa sendiri, sebagai penghilang stress.  Dan yang lebih penting lagi  pucuk ubi yang dimasak dengan santan kelapa kental masih akan kucari.
     Salam.
     S.Manap. 

--- Den fre 2009-11-13 skrev Chalik Hamid <chalik.hamid@yahoo.co.id>:

Från: Chalik Hamid <chalik.hamid@yahoo.co.id>
Ämne: Bls: [HKSIS] Melihat Johor Baru
Till: "Hongkong indonesia" <hksis@yahoogroups.com>, "sastra pembebasan" <sastra-pembebasan@yahoogroups.com>, "advertising mediaindonesia" <advertising@indonesiamedia.com>, HKSIS@yahoogroups.com
Kopia: "S Manap" <ranau12@yahoo.se>, "May Teo" <subang@singnet.com.sg>
Datum: fredag 13 november 2009 12.12



Bung Manap,
Enak membaca tulisan bung ini. Aku jadi teringat beberapa tahun yang lalu, aku juga pernah nginap di Johor Baru. Ongkos hotelnya murah dan terjangkau orang seperti aku yang hanya menerima uitkering dari Jawatan Sosial pemerintah Belanda. Tak jauh dari perhotelah terdapat sebuah lapangan, yang ketika malam hari dijadikan tempat jualan segala macam makanan. Kalau ku katakan segala macam makanan, memang betul-betul semua ada. Lengkap. Aku tak sempat tanya apakah pada siang hari mereka juga jualan di sini. Rasanya sangat enak, tak perlu masuk rumah makan besar atau restoran. Selera anda pasti terpenuhi di tempat ini. Para penjual/pemiliknya banyak yang berasal dari Indonesia. Yang namanya makanan Minang, numpuk di sini. Besar kemungkinan ada juga orang yang berjualan berasal dari kampung Bung di Palembang. Makanan kesenangan bung yang bernama empek-empek mungkin juga ada di sini, aku tidak tahu, karena aku tidak kenal empek-empek. Ketika aku nginap di rumah bung beberapa malam, bukannya disuguhi empek-empek, tapi malah disuguhi makanan Birma.
Oke deh bung. Kalau bung kebetulan ke sana lagi, carilah square tempat makanan itu. Salam untuk isteri dan ke dua putri Bung.
Salam:  Chalik Hamid.


--- Pada Jum, 13/11/09, S Manap <ranau12@yahoo.se> menulis:

Dari: S Manap <ranau12@yahoo.se>
Judul: [HKSIS] Melihat Johor Baru
Kepada: "Hongkong indonesia" <hksis@yahoogroups.com>, "sastra pembebasan" <sastra-pembebasan@yahoogroups.com>, "advertising mediaindonesia" <advertising@indonesiamedia.com>
Tanggal: Jumat, 13 November, 2009, 8:50 AM

 

                                                         Melihat Johor Baru.

   Beberapa hari sebelum aku meninggalkan Jakarta, temanku yang di Singapura itu menanyakan berapa hari aku akan berada di Singapura, karena dia mau membawaku pergi keluar kota.  Apa maksudnya luar kota Singapura itu, aku tak tau. Setelah kami bertemu di Singapura baru kuketahui bahwa luar kota itu berarti negeri tetangga yaitu Malaysia atau Indonesia.

                    Dari Malacca ke negeri Pahang

                    Singgah di Johor beli dagangan

                    Kami mengucap selamat datang

                    Harap yang kurang dicaci jangan.

   Begitulan bunyi salah satu bait dari lagu dalam film Malaya yang dibintangi oleh P.Ramli dan Sa´diah di akhir tahun lima puluhan abad yang lalu.

  

   Pada hari ke tiga aku di Singapura, kami berangkat ke Johor Baru. Johor Baru adalah ibu kota dari Negara  Bagian Johor dari Malaysia. Kami naik taxi. Taxi selalu ada di  taxi stand Singapura yang akan menuju ke Malaysia. Ongkos taxi  40 dollar Singapura dengan penumpang maximal 4 orang. Tidak ada penumpang lain, karena teman yang membawaku bepergian lebih senang kalau dalam taxi itu hanya kami berdua saja sebagai penumpangnya. Maksudnya supaya dalam taxi itu kami bisa dengan bebas membicarakan segala rencana perjalanan, tanpa mengganggu orang lain.

   Jalan taxi yang kami tumpangi sangat lancar. Dengan melewati jembatan di atas Teluk Johor, kami sudah tiba di wilayah Malaysia. Jawatan Imigrasi Malaysia memeriksa passport  dari semua orang yang melewati perbatasan kedua negeri. Setelah sopir taxi menyerahkan passport kami kepada pejabat Jawatan Imigrasi, maka jendela taxi di sebelah kananku diminta supaya dibuka, karena pejabat Jawatan Imigrasi mau mencocokkan foto dalam passport dengan pemiliknya. Setelah dilihatnya muka kami sebagai penumpang sudah sesuai dengan foto dalam passport, pejabat itupun tersenyum.

   Kaca mobil di sampingku kututupkan kembali. Taxi yang kami tumpangi melaju ke arah Johor Baru.

   Sekalipun hanya dibatasi oleh jembatan panjang, namun perbedaan alam dan lingkungan antara Singapura dan Malaysia masih tetap jelas, terutama dari pepohonan yang terdapat di kiri kanan jalan.

   Tidak terasa  kalau kami sudah masuk ke dalam kota Johor Baru di Malaysia yang dikatakan oleh temanku  sebelumnya sebagai luar kota.

   Kelihatan sekali kalau Johor Baru termasuk kota yang indah dan modern, dimana banyak terdapat Shopping Mall yang besar dan mewah. Salah satu Shopping Mall yang terbesar adalah City Square yang sangat populer  karena paling dekat dengan taxi stand tampat kami berhenti ketika kami baru datang dari Singapura.

   Saya sangat senang dan kadang-kadang merasa lucu membaca tulisan-tulisan dalam bahasa Melayu seperti:

                          Kedai keriting rambut

                          Kedai kelinik gigi

                          Kedai potong rambut

                          Kedai solek molek   dan sebagainya dan sebagainya.

   Sekalipun  baru datang dan melihat keadaan di Johor Baru hanya sepintas lalu, terasa sekali kalau keadaan ekonomi di Johor Baru sangat baik, jalan lalu lintas yang lancar dan teratur, kendaraan umum yang tertib, pelayanan taxi yang ramah dan menyenangkan.

   Sebagaimana halnya dengan di Singapura, di sini juga  orang akan dengan mudah menemukan tempat-tempat pelayanan umum seperti toalet yang bersih. Hanya bedanya setiap mau masuk ke toalet perlu mempersiapka uang 20 sen Malaysia sebagai pembayaran, yang tidak diperlukan di Singapura.

  

   Tempat-tempat bagi orang yang mau makan minum bertebaran di mana-mana baik di Shopping Mall maupun yang di luaran. Orang tinggal memilih saja berbagai jenis makanan yang lezat seperti masakan Tionghua, masakan Melayu, masakan Thai atau Vietnam yang semuanya  dengan harga murah.

    Kulihat berbagai masakan Melayu disamping yang bahannya dari daging, ayam ataupun ikan, banyak juga yang bahannya dari sayur-sayuran seperti pare, kacang, kangkung, pucuk ubi  dan lain-lain.

    Dengan menggunakan sendok yang tersedia, kumasukkan berbagai macam sayuran itu sedikit-sedikit kedalam piringku yang sudah diisi nasi oleh pelayan restaurant, karena  aku ingin mencicipi rasanya. Semua terasa enak. Tentu yang paling enak menurut perasaanku adalah pucuk ubi yang dimasak dengan santan kelapa. Melayanglah ingatanku ke masakan di kampung halaman.

 

   Setelah puas jalan-jalan sehari penuh di Johor Baru dan selesai makan malam di Rumah Makan Bambu, kami pulang ke Singapura dengan menumpang taxi lagi. Caranya sama saja baik pulang maupun pergi. Hanya ada  bedanya sedikit, kalau perginya kami membayar 40 dollar Singapura, maka pulangnya membayar 60 ringgit Malaysia, karena 1 ringgit Malaysia sepadan dengan 45 sen dollar Singapura.

                                                                                        13 November 2009.

                                                                                                S.Manap.

  



Sök efter kärleken!
Hitta din tvillingsjäl på Yahoo! Dejting: http://se.meetic. yahoo.net


Mencari semua teman di Yahoo! Messenger?
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang!



Ta semester! - sök efter resor hos Kelkoo.
Jämför pris på flygbiljetter och hotellrum: http://www.kelkoo.se/c-169901-resor-biljetter.html


I am using the Free version of SPAMfighter.
We are a community of 6 million users fighting spam.
SPAMfighter has removed 363 of my spam emails to date.
The Professional version does not have this message.

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment