Tuesday, November 17, 2009

[ac-i] Re: "Minyak Kelapa"

 



Saya juga ingin kejelasan sebagai orang awam di bidang ilmu kesehatan mengenai minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Dikatakan bahwa minyak kelapa termasuk minyak yang jenuh (memproduksi cholesterol  buruk) sedadangkan minyak kelapa sawit adalah minyak yang tak jenuh (baik untuk menurunkan cholesterol). Sedangkan dua jenis minyak ini diambil atau diproses dari tumbuh-tumbuhan (kelapa dan kelapa sawit). Bisakah dijelaskan  mengapa dari satu rumbuhan (flora), yang satu menghasilkan minyak yang jenuh sedangkan dari tumbuhan yang lain menghasilkan minyak yang tak jenuh.
Yang saya ketahui selama ini:
=Dari buku yang saya baca, santan kelapa punya pengaruh baik terhadap kesehatan: baik untuk kulit, baik untuk kelenjar, baik untuk sistim immunitas, baik untuk jantung (mungurangi cholesterol), baik untuk kecantikan( anti kerut-kerut di wajah).
=Saya dibesarkan di daerah pantai  di wilayah tumbuhan kelapa yang sangat luas. Saya tahu persis rakyat sekitar selalu menggunakan minyak kelapa yang pada umumnya mereka buat sendiri di rumah dan juga keluarga kami membuat minyak kelapa sendiri (pekerjaan berat tapi sederhana).Kenyataan yang saya lihat, di kampung kami atau di banyak kampung-kampung lainnya yang biasa menggunakan minyak kelapa di dapur-dapur mereka adalah juga perkampungan orang tua-tua diatas 80 tahun usia dan pada umumnya mereka tidak berbadan gemuk dan cenderung agak kurus. Tentu ada juga yang mati karena sakit jantung yang umumnya karena terlalu banyak makan dan kelebihan berat badan yang biasanya dari kalangan orang-orang kaya.
= Yang saya ketahui dan saya dengar selama ini, pemanasan makanan akan sangat mengurangi vitamian C atau hingga vitamin akan hilang sama sekali dalam proses pemanasan. Tapi zat-zat yang terkandung dalam jennis makanan itu tetap saja terpelihara atau yang tahan panas, juga tetap punya pengaruh baik terhadap kesehatan. Jadi logikanya, bila santan dipanaskan yang hilang adalah vitamin-vitamain yang dikandungnya tapi selain vitamain yang menghilang, zat-zat lainnya tetap saja berfungsi dan berguna untuk kesehatan. Apakah yang saya ketahui dan yang saya dengar itu salah?
=Dalam sejarah ummat manusia, ada satu periode yang panjang, dimana nenek moyang kita belum menemukan api untuk digunakan bagi memanggang atau memanaskan makanan mereka. Jadi semuanya dimakan mentah ternasuk hewan-hewan yang mereka rangkap. Yang ingin saya ketahui, apakah dalam periode makan serba mentah itu, ada bukti-bukti bahwa nenek moyang kita lebih sehat dan lebih panjang umurnya dibandingkan ketika mereka atau generasi selanjutnya telah biasa dan sering menggunakan api untuk memanaskan makanan mereka. Yang kita perlukan adalah bukti ilmiah dan bukan sekedar perkiraan.Memakan sesuatu yang mentah untuk tujuan pengobatan adalah masuk akal dan juga banyak dilakukan orang dan hasilnyapun juga baik meskipun tidak selalu nyata khasiatnya. Tapi untukkembali meyebarkan kebudayaan makan serba mentah nampaknya sudah sulit karena pencernaan manusia suduh mengalami evolusi puluhan ribu tahun yang sudah terbiasa memasak makanan mereka. Kita tahu bahwa wortel atau ketimun yang juga enak dimakan mentah tapi sangat sulit dicernakan oleh usus termasuk buah cabe dan masih cukup banyak jenis-jenis buah-buahan atau sayuran yang enak dan biasa dimakan mentah tapi selalu menimbulkan kerja berat pencernaan yang sering pula berakibat mules-mules atau diarrree (berak bocor). Jadi tolonglah agar saya mendapat penjelasan karena pengetahuan saya tentang kesehatan tidak lebih dari seorang hobbyist yang saya dapatkan dari buku-buku dan kurang bisa dimamah seperti seorang ahli kesehatan atau medist yang professional.
Salam
asahan.
 
 
----- Original Message -----
From: Siauw
Sent: Tuesday, November 17, 2009 10:09 PM
Subject: Re: [HKSIS] "Minyak Kelapa" - Virgin Coconut Oil, - pada Maylie

 



Yamtjhioe,
 
Kali ini saya belajar satu hal baru lagi penjelasan YamTjhioe, bahwa essentie kegaiban khasiat VCO a.l. terletak pada "keMENTAHannya". Tapi saya masih perlu mempelajarinya dari dasarnya. Saya jadi mengerti bahwa bila VCO digunakan untuk menggantikan santen kelapa utk bikin rendang, maka khasiat VCO juga akan hilang akibat panas dalam proses masak itu. Artinya memang serba controversial ya? Apa memang lebih sehat mnakan serba mentah? Kembali ke jaman purba? 
Apa Yamtjhioe punya informasi tentang khasiat buahmerah?
Terimakasih sekali lagi.
Salamhangat,
maylie.
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, November 17, 2009 7:07 PM
Subject: Re: [HKSIS] "Minyak Kelapa" - Virgin Coconut Oil, - pada Maylie

Hallo Maylie,
Cerita VCO dibawa ke Rendang Padang logis saja.
Inilah semua kesalah pahaman orang tentang VCO dan khususnya minyak kelapa, begitu juga istilah minyak jenuh dan tak jenuh. Semuanya itu di bawakan oleh kepentingan bisness dan kesehatan yang sangat manipulatif. Cerita VCO juga mengalami kemadegan/kemerosotan  popularitas... Mengapa? ya saya nilai sama dengan nasib Herbal yang elixir lainnya... yaitu rawfood.
Karena tak dapat dipatentkan produk alami itu maka masalahnya adalah rambu rambu perlindungan hukum terhadap obat obatan yang penuh dengan patent dan dilindungi hukum, meski akibatnya sudah begitu banyak yang tidak beres, mulai dari thalidomit, hingga akhir akhir ini penyembuhan kemoterapi, penurun kolesterol dan lain lain obat obatan "modern" penuh patent,yang terbukti meski sudah melewati FDA, kenyataannya penuh cacat, Jadi FDA atau POM di Indonesia, mengharuskan pula VCO untuk memiliki bukti hasil R&D untuk membuktikan keampuhannya untuk herbal menyembuhkan berbagai penyakit dan untuk kesehatan dalam label produknya yang disetujui oleh POM. Padahal hal ini sama sekali tak mungkin ada sebuah pabrik obat yang mau melakukan, alasanya sederhana, bila terbukti memang benar manjur, maka produk itu tak dapat dipatentkan, maka kecuali tidak layak untuk di bikin R&D, kedua juga bila benar kenyataan produk alami itu, maka habislah obat obatan hasil risetnya dihajar oleh kalangan masyarakat yang memanfaatkan study itu, memanfaatkan obat alami yang murah dapat dibuat masyarakat umumnya. Begitulah nasib VCO di Indonesia juga mengalami kemandegan kemajuan, terbatas hanya dari kalangan koneksi kerabat teman dan famili saja beredarnya, label untuk penyembuhan berbagai penyakit tak mungkin disertakan dalam produk,melanggar ketentuan POM (yang pro obat obatan kimia) hingga populeritasnya tak mungkin dapat dikenal masyarakat lebih luas.
Satu fakta, bahwa saya mendapatkan berita dari seorang mahasiswa dari Bio medic (anak teman baik saya) di Universitas di Singapore yang melakukan R&D, ketika saya suruh dia mempelajari buku tentang VCO itu, dia bilang memang VCO sedang dilakukan R&D, di universitas itu. Hasilnya kemudian saya diberitahukan bahwa apa yang disebutkan di buku itu, tentang kemanjurannya, memang benar adanya, maka buru buru saya mintakan jurnal hasil study itu, dijawabnya, Oh hasilnya langsung masuk kotak dilarang untuk diumumkan, karena ya seperti yang kukatakan, takut menghancurkan industri obat obatan yang sudah tanam begitu besar duit untuk R&D (salah satu sponsor R&D di universitas itu) obat obatan produk patentnya.  Ini di Singapore lho! negara yang mau tak mau melarang rokok kedalam negerinya, yang jelas jelas melek melek terlihat akibat rokok yang menggangu kesehatan, mulai melakukan larangan intensif terhadap konsumsi rokok, namun tak mengganggu pabrik farmasinya. Hal begini juga banyak contohnya di Amrika, yang dialami VCO.... Masih ingat itu pemain top NBA "Magic Johson" terkena HIV AIDS?  sudah sekian lama belasan tahun, tapi tak terdengar dia mati seperti Rock Hudson, atau celebrity lainnya, malahan kabarnya dia main basket lagi meski diluar NBA untuk atlit usia agak lanjut.... Harlem? Tahukah anda apa obatnya... VCO lah, tapi tak pernah disiarkan secara luas, namun waktu berita dari internet yang kuperoleh itu, adalah salah satu keyakinan saya  tentang kemampuan elixir VCO itu, disamping membuktikan sendiri untuk diri sendiri.
Diatas sekedar tambahan pengetahuan tentang VCO.

Mengenai Rendang Padang, mengapa harus diganti minyak jenuh dari minyak kelapa, dengan minyak tak jenuh(unsaturated) kelapa sawit? atau yang lebih mahal lagi Minyak zaitun (olive oil) yang perlu diimport itu?
Sebagai  mengingatkan kembali. Bahwa kemanjuran VCO itu hanya apabila di proses dan dikonsumsi dalam keadaan masih "RAW" alias tidak kena proses pemanasan tinggi melampaui 40C saja, sedangkan rendang itu sudah melampaui gorengan yang panasnya bisa lewat 200C, dan hasilnya apalagi yang diolah itu daging dagingan kesukaan masakan padang, akibatnya ya pusat R&D kesehatan jantung itu adanya di Bukittinggi, dekat pusatnya Rendang, Padang!!!

Oyt.



From: Siauw <siauw@wxs.nl>
To: HKSIS@yahoogroups.com
Sent: Tue, November 17, 2009 5:13:22 AM
Subject: Re: [HKSIS] "Minyak Kelapa" - Virgin Coconut Oil, - pada Maylie

 



Terimakasih sebanyakbanyaknya atas keterangan YamTjhioe dan HHLin, saya jadi penasaran ingin mengetahui lebih banyak lagi. Besok akan saya baca lebih teliti lagi agar bisa mengajukan pertanyaan lebih lanjut. Malam ini garagara soal VCO ini saya jadi terhenti menonton film serie PERISTIWA XI AN dalam proses PERANG ANTI JEPANG, tentang jenderal ZHANG XUELIANG dan YANG HUCHENG. Apa kalian pernah nonton film itu? Sayang nggak ada terjemahannya untuk temanteman yang tidak paham bahasa Tionghoa.
Bila ada bahanbahan tentang VCO tolong kirimkan ya, Sekali lagi TERIMAKASIH. Semalam ketika menelpon Burhan yang sedang di Jakarta, saya tanyakan, apa santen untuk bikin rendangpadang tidak bisa diganti dengan UNSATURATEDFAT( lemak tak jenuh)? Mesti difikirkan bila hendak mengembangkan usaha pabrik rendangpadangnya yang sudah berjalan 5 tahun itu. Siapa tahu Yamtjhioe bisa memberi nasehat bagaimana caranya.
 
Salamhangat,
maylie.
----- Original Message -----
Sent: Monday, November 16, 2009 6:24 PM
Subject: Re: [HKSIS] "Minyak Kelapa" - Virgin Coconut Oil, - pada Maylie

Temans,
Tertarik dengan diskusi VCO, boleh saya tambahkan, karena saya ingin mengatakan bahwa masuknya VCO ke Indonesia, saya ada keyakinan saya yang pertama kali membawanya (sayang bukti terstimoni dr. Iwan B. sudah meninggal dunia)... karena sebelum rame rame dibahas di Indonesia, saya sudah mulai membuatnya dalam dapur... setelah saya jumpai di rawfood store di San Diego dan mencobanya sendiri untuk diri sendiri dan famili/teman dekatku. Kemudian saya  dititipi oleh CEO pengusaha pabrik kelapa sawit untuk membelikan buku tentang VCO,(karena dia merasakan manfaatnya) "The Healing Miracle of coconut oil" karangan Bruce Fife yang pernah kutemui ketika di Jakarta menyampaikan seminarnya tentang VCO, dari sebelumnya kontak lewat email, keinginanku untuk menterjemahkannya- - tapi gagal ternyata sudah didahului oleh media lain, karena hak cipta buku itu sudah diserahkan oleh Bruce Fife ke penerbitnya- - dari AS (hampir setiap tahun saya ke AS menengok anak tunggal di LA) dari kelompok penganut "Rawfoodhism" dari tokonya (lihat www.rawfood. com).

Dari sejak 20 jilid buku itu kuserahkan pada CEO itu, dan selanjutnya disebarkan olehnya ke salah satu seminar tentang kelapa sawit buku itu, dan banyak ditanggapi oleh perguruan tinggi maka mulailah kedengaran kabar ceritanya VCO meluas di Indonesia. VCO aslinya di AS itu berasal import dari produksi rumah tangga di pedesaan Philipina.
Ada banyak kesalah pahaman orang tentang VCO ini, kalau boleh saya komentari dibawah:


From: Hsin Hui Lin <ehhlin@yahoo. com>
To: HKSIS@yahoogroups. com
Sent: Mon, November 16, 2009 12:57:24 PM
Subject: [HKSIS] "Minyak Kelapa" - Virgin Coconut Oil, - pada Maylie

 

 
Hi May Lie,
Virgin Coconut Oil
Pengertian saya tentang  VCO - Virgin Coconut Oil  dan contoh yang paling  jelas adalah minyak kelapa yang dibuat dari santen kelapa, saya masih ingat "tempoe doeloe" di kota2 kecil atau desa, biasanya minyak kelapa dibuat dirumah, yaitu santen kelapa di"godok" sampai tertinggal minyaknya dan edapan ( yang bisa dibuat semacam sambal dan lesat untuk dimakan dgn nasi panas.) - minyak ini aromanya  kash aroma minyak kelapa, "harum" dan ini  biasa juga dipakai untuk meminyaki rambut terutama di-desa2  - ( menyimpang sedekit, sdr  Iwamardi, ini yang bisa dipakai untuk kepala ! - )
Minyak yang  ini adalah Virgin, dalam artian tidak dicampur dgn minyak kelapa lain.

Minyak klentikan buatan rumah tangga desa yang disebutkan diatas, "digodok", jadi itu bukan VCO!  Istilah Virgin ini diambil dari jenis minyak lainnya Virgin Olive Oil, (yang lazim dapat diproduksi di daerah subtropis, secara cold pressed), sedangkan Kelapa hanya dapat tumbuh di daeerah tropis saja.
 Disini letak banyak pemahaman yang salah
, tentang virgin itu, yang  dimaksudkan adalah Virgin dalam arti kata masih "RAW" alias proses tak boleh menggunakan proses pemanasan lebih dari 40 derajat Celcius. Itu adalah dasar penelitian kelompok "RAWFOODHISM" ; makanan yang terkena panas melampaui 42 derajat C, maka matilah(sirnalah) enzymne- sumber penghidupan dari makanan (sayur dan buah buahan) itu-. Jadi kalau prosesnya melalui pemanasan, (juga apabila sebelum dimakan/minum dipakai sebagai minyak goreng)  bukan virgin lagi.
Kenyataan bahwa virgin coconut oil dapat memiliki 3 fungsi sekaligus: Makanan(minuman) ,  herbal, dan kosmetik.  Untuk makanan, bisa sebagai booster untuk olah raga, tanpa effek sampingan seperti steroid yg populer dikalangan olahragawan. Khusus untuk herbal diterangkan bahwa VCO dapat  meyembuhkan AIDS, dan Herpes shingles yang amat bandel itu... dan untuk komestik, komentar dr. Bruce Fife : "don't put anything that you don't want to eat onto your skin" ternyata amat baik sekali untuk moisturizer, amat ampuh sekali ketika winter di aplikasikan kekulit, muka dan dimana saja...





Minyak kelapa dari kopra.
Minyak kelapa dari pabrik adalah hasil proses pemerasan kopra ( minyak dipers dari kelapa yang dikeringkan, kopra ).
Untuk mencapai konsistensi dalam kualiti, satu standard tertentu,  maka hasil terachir dari minyak  adalah hasil  campuran/adukan ( blended)  dari beberapa jenis minyak kelapa yang kualiti masing2 bisa berbeda - tetapi kualiti hasil campuran ini akan mencapai standard yang sudah ditentukan terlebih dulu, qualiti no1, no2 dstnya , jadi konsisten. Ini tidak termasuk sebagai minyak Virgin. 
Umpamanya ini juga terjadi dengan minyak zaitun - olive oil, dimana ada Virgin Olive Oil dan standard olive oil. ( juga dengan Whisky, single malt atau blended whisky).
Jadi dari pabrik juga bisa dihasilkan Virgin Coconut Oil, artinya produksi minyak  dari satu jenis kualiti / batch kopra dan bukannya minyak yang telah dicampur dari berbagai macam produksi minyak kelapa.
 
Membuat minyak dari kopra adalah cara untuk produksi besar2an, - yang menjadi pertanyaan dan  yang penting apakah dalam proses mengeringkan kelapa itu sendiri, kopra,  ( biasanya dibawa terik matahari ) , tidak sampai sempat  timbulnya "jamur", karena jamur ini bisa bersifat  Carcinogen, penyebab kanker. Kecuali kalau pengeringan dilakukan secara terkontrol, yaitu mekanis dan dengan  pemanasan, dan bukannya  tergantung pada cuaca, panas, hujan atau kelembaban udara, dan penyimpanan kopra ( dalam  gudang, dll)  maka timbulnya "jamur" bisa dikontrol dan dihindari. -
Umumnya kopra dikumpulkan dari para petani atau pedagang kopra, jadi kualiti bisa ber-beda2.
Kalau diteliti, minyak hasil pabrik tidaklah se"harum" minyak hasil "rumahan" didesa-desa, - sering hasil pabrik ada berbau sedikit "tengik" - artinya telah terjadi sedikit  peng"oksidasi- an" atau mungkin terdapat sedikit pen-jamuran pada kopra.
Masalah "penjamuran" ini juga bisa terjadi dengan proses pembuatan minyak dari kedele, kacang dll. tergantung dari kualiti bahan bakunya, seperti juga kopra -  dalam batas2 tertentu ini diperbolehkan.

Minyak dari kopra, kedelai, dan lain lain,  karena prosesnya dijemur dan terkena jamur, jadi untuk memperoleh rendemen keluarnya minyak perasan yang lebih tinggi perlu dipanasi tinggi pula, dan untuk memurnikan membutuhkan proses RBD (refined, bleached, and deodorised) untuk menjadikannya bening transparan,  jelas hasilnya bukan Virgin lagi.


 ked
Artikel yang satunya tentang minyak kelapa  ternyata tidak sampai pada HKSIS, akan saya ulangi.
 
Oh ya, sempat bertemu dgn Burhan di Jakarta walaupun hanya sebentar saja.
 
Salam hangat, H H Lin
 


--- On Sun, 11/15/09, siauw <siauw@wxs.nl> wrote:

From: siauw <siauw@wxs.nl>
Subject: Re: [HKSIS] Artikel yang juga mengupas "Minyak Kelapa" - Sebagai bahan pertimbangan
To: HKSIS@yahoogroups. com
Date: Sunday, November 15, 2009, 2:21 PM

 
Gal, mana attachementnya? Apa bedanya dengan "virginOil"?
Salamhangat,
maylie.
----- Original Message -----
Sent: Sunday, November 15, 2009 2:53 PM
Subject: [HKSIS] Artikel yang juga mengupas "Minyak Kelapa" - Sebagai bahan pertimbangan

Sdr Iwamardi yb.
Ini adalah artikel tambahan - sebagai bahan pertimbangan.
Salam hangat, H H Lin
 
 




__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment