Terima kasih Sdr. Asriyadi, atas sambutannya terhadap tulisan saya. Sayapun teringat akan pikiran cerdas yang pernah saya baca dalam majalah berbahasa Rusia yang berbunyi: Tidak terlalu penting menghitung usia sendiri dalam kehidupan ini, yang penting menghitung prestasi yang pernah dicapai". Yang dimaksudkan dengan prestasi tentu bukan selalu yang besar-besar saja seperti umpamanya prestasi seorang Presiden, seorang seniman besar atau seorang ilmuwan bertaraf Internasional dll. Menerima ijazah kursus bahasa Inggris, juga sebuah prestasi atau berhasil menabung uang dan mampu membeli sebuah sepeda, juga sebuah prestasi dll yang mungkin lebih kecil-kecil lagi. Dan prestasi tidak mesti atau selalu harus membuat seseorang sukses dalam kehidupannya dan bahkan mungkin tidak. Tapi prestasi yang telah dicapai tetap saja prestasi dan seseorang akan merasa bahagia atau seharusnya bahagia dengan apa yang telah dia capai di dalam hidup. Kecil besarnya terpulang pada takaran setiap individu atau seseorang. Dan di sinilah sesungguhnya letak kwalitas kehidupan seseorang yang dia tentukan sendiri dan bukan orang lain. Anda masih muda, hargailah hidup anda sendiri seperti juga anda menghargai kehidupan orang lain. Kalau kita tidak bisa menghargai hidup kita sendiri, sudah pasti orang lain tidak akan bisa menghargai hidup kita sendiri. Dan hidup menjadi berarti bila kita bisa menghargai apa yang sudah kita capai (prestasi). Pada mulanya, sayapun tidak bisa menghargai ketekunan (meskipun terpaksa) saya sendiri dalam melakukan upcara sikap gigi dan cuci muka yang entah sudah berapa puluh ribu kali saya lakukan setiap pagi dengan perasaan yang begitu bosan dan menjemukan. Tapi begitu menginjak usia saya yang ke 71, barulah saya sedari bahwa jumlah gigi-gigi saya yang masih tinggal masih relatif banyak meskipun sudah berkurang dua batang dan itu semua adalah akibat pemeliharaan dan juga kontrol dokter gigi setiap dua kali setahun yang ahirnya saya sedari sebagai prestasi kecil saya dalam dalam merawat gigi sejak usia 4 tahun. Kita harus pandai mengumpulkan semua prestasi hidup kita sendiri (bukan untuk disombongkan) untuk menilai kwalitas hidup diri kita sendiri karena di sana juga letak motor kehidupan untuk terus maju ke depan.
Salam dan sekali lagi terima kasih,
asahan.
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, December 08, 2009 6:53 AM
Subject: [ac-i] Surat sastra Internet ULTAH 71
seorang teman bertanya kepda saya.
"Kawan, apa yang kau lakukan saat pensiun nanti?"
saya bilang, karena saya wartawan dan jguga perupa, saya bilang saya
tak risau. Karena saya akan tetap menulis dan melukis.
Lalu dia bertanya lagi
"Tapi bagaimana dengan seorang bupati yang pensiun? seorang walikota
dan politikus? dan mereka yang tak punya hobi seperti anda?"
saya bilang, mereka harus memikirkannya sekarang.
Karena itu membaca tulisan anda saya sangat tersentuh. Merenungkan
makna sebuah siklus yang harus di hadapi manusia, bukan sekadar
menjadi kebanyakan manusia, yang ingin cepat-cepat sampai ke tujuan,
tetapi benar2 mau menghayati dan bergulat dalam proses kehidupan.
kami yang muda dapat belajar dari anda, terutama ketika saya merasa
bosan setiap kali pergi untuk sikat gigi dan ke toilet. Saya jadi
teringat sebuah buku yang saya lupa siapa penulisnya yang bertajuk
"Selasa Bersama More".
Seorang tokoh yang benar-benar mengerti bagaimana memaknai hidup,
bahkan ketika ia menjelang di beranda liang lahat.
Akhirnya saya mau mengucapkan terimakasih atas ceritanya,
renungangannya, dan selamat ulang tahun, dan hanya doa yang bisa saya
ucapkan untuk anda.
Salam
mering
http://wisnupamungkas.blogspot.com
email: wisnupamungkas@gmail.com
No comments:
Post a Comment