Sunday, June 6, 2010

[ac-i] Fw: KEPALSUAN KAUM OPORTUNIS PKI

 

 
----- Original Message -----
From: ASAHAN
Sent: Sunday, June 06, 2010 11:28 PM
Subject: KEPALSUAN KAUM OPORTUNIS PKI

ASAHAN:
 
 
                          KEPALSUAN KAUM OPORTUNIS PKI
 
 
 
Kaum oportunis PKI atau dengan nama yang lebih mudah diingat sebagai Kaum Oporkaki PKI (oportunis kanan-kiri PKI),  juga menggunakan taktik OTB (Organisasi Tanpa Bentuk) yang mungkin agak sama seperti OTB-nya mafia Berkley menurut penamaan Kwik Kian Gie. Tapi OTB-nya kaum Oporkaki sesungguhnya punya organisasi pinjaman atau kendaraan politik mereka di Partai-Partai Sosdem yang sedang bangkrut. Di dalam Partai-Partai Sosdem yang besar maupun yang kecil-kecil seperti PRD(Preman Revolusioner Dagelan) yang baru dihidupkan kembali itu, kaum Oporkaki PKI mengadakan kegiatan politiknya untuk mecapai tujuan-tujuan oportunis mereka (ilusi menjadi pembesar, orang penting, anggaota Parlemen, pegawai tinggi, gubernur, duta besar, professor dsb, dsb...). Untuk mencapai tujuan- oportunis itu mereka berpura-pura sebagai pengikut Sukarnoisme, pendukung Panca Sila sambil membikin reklame merevolusionerkan dirinya melalui tulisan-tulisan dan berbagai macam cara lainnya seperti umpamanya kasak kusuk sambil vakansi ke Indonesia untuk mengadakan ceramah-ceramah politik di kalangan kaum muda intelelektui Indonesia hingga kaum Lumpen Proletriat Indonesia yang belakangan ini sangat berkembang dan membengkak jumlahnya.
 
Di masa kejayaan PKI (1951-1965) ketika PKI menempuh jalan damai untuk mencapai cita-cita Sosialisme di Indonesia, kaum Oporkaki yang menyelundup ke dalam PKI maupun yang belakangan terseret menjadi kaum Oporkaki, mereka adalah kader-kader yang pura-pura  sangat antusias menjalankan garis politik PKI (meskipun dalam hati mereka banyak sekali yang menentang PKI secara sembunyi-sembunyi), bahkan hingga terkadang sangat kekiri-kirian meskipun sangat kanan dalam ideologi mereka). Kaum Oporkaki PKI adalah para "komunis" bermuka dua di dalam Partai dan setelah PKI terpukul dan terbasmi secara total maka para kaum Oporkaki PKI yang dulu bermuka dua itu menjadi bermuka satu: muka Oportunis kanan-kiri yang pada tahun  1966 mengeluarkan dukumen apa yang mereka sebut sebagai "Kritik-Otokritik Polit Biro CC PKI"yang menyerang dan mengumpat PKI dan sejumlah Pimpinan tertingginya sebagai kaum oportunis, petualang politik, subyektivisme, penempuh jalan damai, avonturisme militer( sehubungan dengan apa yang mereka percayai sebagai  "Biro Khusus" yang mereka anggap pencipta G30S). Lalu kaum Oportunis PKI yang di sayap ultra kiri, mengadakan petualangan atau avonturisme militer di Blitar Selatan sebagai yang mereka maksudkan taktik Perang Rakyat "dari desa mengepung kota"yang gagal total dan diberantas suharto tanpa bekas.Sudah tentu petualangan politik dan militer itu mereka lakukan dengan harapan akan mendapatkan bantun besar dari Tiongkok dan PKT yang nantinya bantuan-bantuan itu akan mereka nikmati sendiri sambil bersembunyi di hutan-hutan dan keluar masuk kota untuk membelanjakannya. Tujuan kaum oportunis sangat sederhana: bersenang-senang dan menikmatri hidup secara optimal dengan jalan apapun yang bisa dilakukan.
 
Ketika Partai Sosdem terbesar di Indonesia mencapai kemenangan singkat sementara dalam Pemilu, kaum Oporkaki PKI yang sebagai anak ayam kehilangan induk itu banyak yang  naik kendaraan Partai Sosdem untuk meneruskan cita-cita untuk mencapai tujuan-tujuan oportunis mereka. Sekarang mereka menggunakan ajaran Sukarno  dan Panca Sila sebagai modal politik mereka yang baru. Bermunculanlah para "Sukarnois"dan "Panca Silais"yang kembali meng-agung-agungkan ajaran Sukarno, sambil mengaku dirinya sebagai "Panca Silais sejati"untuk menarik hati rakyat dan pengikut Sukarno lainnya, sambil mengancam-ancam siapa saja yang dianggap "memusuhi ajaran Sukarno". Dan kemunafikan mereka ini dilakukan dengan sangat gigih terutama oleh  para bekas kader PKI yang sudah jompo sambil menggunanakan "keterkenalan" dan "kemashuran nama"mereka masa lalu (yang juga berkat jasa PKI). Para bunglon politik tua yang masih hidup itu sedang menggunakan tenaga terahir dan kemampuan serta pengalaman Partai mereka untuk menarik dan menipu rakyat Indonesia agar mempercayai jalan Pemilu, jalan damai, jalan Parlemen(DPR) untuk mencapai cita-cita pembebasan rakyat yang ketika di masa kejayaan PKI masa lalu pernah mereka kutuk habis-habisan sambil menjadi opossisi dalam Partai dan mencapai puncaknya ketika PKI terbasmi dan lahirnya dokumen Kritik-otokritik yang mereka dominasi seratus persen: Mengutuk apa yang dulu pernah mereka puja-puja dan memuja-mumuja apa yang dulu pernah mereka kutuk dan sekarang kembali menjadi penempuh jalan damai, jalan Parlemen sambil nebeng (penumpang gelap) dalam kendararaan Partai-Partai Sosdem atau dengan kata lain mereka kembali menepuh jalan damai yang pernah menjadi garis politik PKI 51-65 dengan akibat kehancuran total Partai dan terror besar suharto yang merenggut 3 juta nyawa rakyat Indonesia yang tidak bersalah. Atau dengan kata lain lagi, perbuatan kaum Oporkaki PKI sekarang ini adalah sambil mengutuk PKI tapi juga sambil menempuh jalan damai PKI yang telah mengakibatkan kekalahan dan kehancuran serta terbunuhnya berjuta-juta rakyat yang tidak bersalah.
 
Perbuatan dan jalan yang ditempuh oleh kaum Oporkaki PKI itu adalah perbuatan dan jalan yang sedang menyesatkan dan menjurumuskan rakyat Indonesia ke jurang terror besar di masa datang, jalan yang menghambat perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai pembebasannya, jalan yang hanya menguntungkan dan mengabdi kepentingan kaum Oporkaki PKI dan semua kaum Oportunis lainnya. Jadi kepalsuan ideologi atau kepaalsuan mental kaum Oportunis ini harus selalu ditelanjangi di muka rakyat agar rakyat tidak tertipu dan terjerumus ke dalam terror ganas selajutnya. Kampanye anti Pemilu harus selalu dilancarkan setiap saat hingga setiap Pemilu paling tidak 70 persen Golput. Tali nyawa semua kaum Oportunis adalah justru di Pemilu ini. Strategi dan taktik kaum Oporkaki PKI, justru dalam Pemilu karena semua mereka ingin jadi anggota Parlemen sebagai tahap pertama untuk mencapi cita-cita Oportunis mereka menuju kehidupan enak dan megah bagi anak cucu mereka di kemudian hari yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan usaha pembebasan rakyat, usaha revolusi apalagi usaha menempuh jalan sosialis di Indonesia yang tanpa usaha-usaha tersebut, rakyat Indonesia akan untuk selama-lamanya tetap saja menderita, terkungkung sepanjang zaman dan menjadi Paria di negerinya sendiri sepanjang abad. Karenanya setiap kegagalan Pemilu adalah juga kemenangan kecil rakyat Indonesia, kekalahan total bagi kaum Oporkaki PKI dan semua kaum oportunis lainnya, serta juga kebangkrutan lebih lanjut Partai-Partai Sosdem di Indonesia sebagai penghambat dan perintang besar bagi perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kebebasan mereka.
ASAHAN
 

__._,_.___
Recent Activity:
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Get real-time World Cup coverage on the Yahoo! Toolbar. Download now to win a signed team jersey!

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment