Re: Gajah Mada di HIKAYAT HANG TUAH itu Gajah Mada yang mana????
Posted by: "fairuz mumtaz" virus_4r@yahoo.
Sun Jul 11, 2010 10:57 am (PDT)
maaf, ikut campur..sebagaimana sastra melayu lama yang pernah saya temui, hampir semua tidak tunggal.
mereka memiliki padanan yang tidak bisa dikatakan sama namun tidak juga tidak banyak memiliki perbedaaan.
begitu pula dengan Hikayat Hang Tuah ini, sebagaimana yang ditulis oleh Kassim Ahmad dalam pengantar Hikayat Hang Tuah (versi Yayasan Karyawan dan Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur, 1997), ada dugaan hikayat Hang Tuah ini memiliki 10 padanan, bahkan lebih.
naskah tertua diduga naskah Leiden (Cod.Or. 1762) yang tersalin pada 1172 T.H. (1758 T.M.) di Kuala Kebah (?).jadi, menurut saya, pertanyaannya kemudian bukan pada Gajah Mada yang mana, melainkan Hang Tuah versi mana? bisa saja beberapa versi menyebutkan berbeda.
Hikayat Hang Tuah yang sampai pada saya pun mengatakan demikian, sama dengan mas irawan. tapi praduga saya sementara, ada versi lain yang memiliki perbedaan dengan versi ini. kita tahu bahwa setiap bangsa membutuhkan sejarah untuk
membangun spirit dan psikologi bangsanya, sebagaimana kita memiliki Si Pitung di Betawi atau bahkan Gajah Mada itu sendiri (terlepas dari benarnya kisah yang dituturkan).
kisah-kisah heroik ini dibutuhkan untuk membangun generasi selanjutnya yang sadar akan nasionalisme. kisah heroik inilah yang telah dipercaya bertahun-tahun lalu dan akan dipercaya bertahun-tahun ke depan. dengan berprasangka demikian, ternyata menyelamatkan saya dari dugaan-dugaan buruk dalam hubungan indonesia dan malaysia... hehehehe...
hal yang menarik bagi saya penceritaan Hang Tuah memiliki empat teman seperjuangan yang sudah dianggap seperti saudara kita sendiri. hal ini seperti memiliki hubungan intertekstualitas dengan Mahabharata, Pandawa Lima. hehehe.. sudah ah. kok malah nggak jelas juntrungannya. ..maaf, sudah mengganggu.. heheh..
salam.fairuzul mumtaz
--- On Sat, 7/10/10, Wajah Bercahaya <wajahbercahaya@ yahoo.co. id> wrote:
From: Wajah Bercahaya <wajahbercahaya@ yahoo.co. id>
Subject: [*Apresiasi- Sastra*] Gajah Mada di HIKAYAT HANG TUAH itu Gajah Mada yang mana????
DR.Irawan menulis :
Tokoh Hang Tuah dalam Hikayat Hang Tuah diceritakan sangat luar biasa.
Ia mampu membuat malu Patih Gajah Mada selaku Patih Utama Majapahit.
Padahal Majapahit pada saat itu diceritakan, mampu menghimpun Nusantara
dalam satu tongkat komando. Namun mungkinkah keluarbiasaan itu juga
terjadi diusianya yang hampir 200 tahun, dengan melawan Portugis dan
menang?
Sulastin Sutrisno (Hikayat Hang Tuah Analisa Struktur dan
Fungsi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983) dalam
pembahasannya menyejajarkan informasi Hikayat Hang Tuah dengan informasi
Nāgarakŗtāgama dan Pararaton atau Hang Tuah sejajar dengan tokoh Gajah
Mada masa pemerintahan Raja Tribhuwana Tunggadewi hingga Raja
Rājasanagara (1328 – 1389).
Penyejajaran ini dilakukan pula oleh
Slametmulyana dan para sejarawan lain. Penyejajaran ini menyebabkan
semua informasi mengenai Hikayat Hang Tuah ditarik ke masa Raja
Rājasanagara. Ini dapat dimengerti karena Hikayat Hang Tuah ataupun
Sejarah Melayu tidak mencantumkan angka tahun seperti penulisan sejarah
di Jawa.
Satu-satunya data yang menghubungkan Hang Tuah dengan
Majapahit adalah tokoh Gajah Mada. Sebagaimana di Hikayat Hang Tuah,
pada masa lalu orang Jawa yang tidak dekat dengan keraton juga biasa
melukiskan kejadian peristiwa sejarah dengan kejadian-kejadian alam atau
obyek-obyek terkenal. Misalnya tahun kelahiran putranya bertepatan
dengan gunung api meletus dsb. Pencatatan itu biasa dilakukan bagi
mereka yang tidak mengenal angka tahun.
Kiranya penulisan
Hikayat Hang Tuah terjadi seperti itu. Hikayat Hang Tuah menyandarkan
semua peristiwa dengan Gajah Mada Patih Majapahit yang paling terkenal
di Nūşântara saat itu. Namun ini tidak berarti cerita Hikayat Hang Tuah salah.
Gajah Mada wafat sesuai pemberitaan Nagarakrtagama tahun
1364 M. Dengan demikian kisah Hang Tuah ke Majapahit tentu lebih awal
dari itu, karena ia turut merajakan Raja Majapahit yang baru. Bila
misalnya maksud yang dirajakan itu adalah Hayam Wuruk tahun 1350, maka
tahun kelahiran Hang Tuah itu minimal 1304. Kedatangannya pada masa Raja
Tribhuwana Tunggadewi.
Asumsi ini didasarkan pada Hang Tuah
melihat bayinya Raja Majapahit Baru sesuai cerita Hikayat Hang Tuah. Dan
pada saat ia melihat Raja Majapahit masih bayi itu, ia telah bergelar
Laksamana. Bila usia Hayam Wuruk menjadi raja adalah 16 tahun di tahun
1350, maka 1350-16= 1334.
Jadi,pada tahun 1334, Hang Tuah telah menjadi
Laksamana. Usia Laksamana paling muda diasumsikan berusia 30 tahun.
Dengan begitu tahun kelahiran Hang Tuah adalah 1334-30 = 1304.
Menjadi
sebuah keanehan kemudian. Hang Tuah di usia senjanya dapat mengusir
Portugis sekalipun keris pusakanya kemudian hilang.
Portugis menaklukkan
Malaka tahun 1511. Dengan demikian saat Hang Tuah mengalahkan Portugis
tentu pada tahun yang lebih awal yaitu kurang lebih tahun 1500.
Pertanyaannya: Apakah mungkin Hang Tuah dengan usia kurang lebih 200 tahun
mampu mengalahkan Portugis. Tahun 1500-1304 = usianya sekitar 196 tahun?
Sebenarnya
bila informasi Hikayat Hang Tuah lebih dicermati sekali lagi, ada
beberapa data yang sangat penting dipertimbangkan lagi.
YAITU :
1. Di dalam Sejarah Melayu, Betara Majapahit dicatat mempunyai 2 orang patih
yang memiliki kedudukan setara, yaitu patih Gajah Mada dan Patih Aria Dikara.
Pada Nāgarakŗtāgama, patih Majapahit hanya satu yang memiliki
kekuasaan pemerintahan besar.
2. Pada Hikayat Hang Tuah, Patih Gajah
Mada diceritakan masih hidup dan tetap menjabat Patih Majapahit selepas
Batara Majapahit. Sepeninggal Batara Majapahit, Patih Gajah Mada
meminta putra perkawinan Sang Manyaka dengan Radin Emas Ayu yaitu Radin
Bahar (cucu Betara Majapahit) menjadi Mahārāja Majapahit. Hal ini karena
Betara Majapahit disebut tidak memiliki putra pengganti.
Informasi ini
tentu sangat bertentangan dengan Nāgarakŗtāgama. Menurut Nāgarakŗtāgama,
Patih Gajah Mada lah yang terlebih dahulu meninggal mendahului Mahārāja
Majapahit Rājasanagara ( Hayam Wuruk ), dan Ibu Mahārāja Majapahit Tribhuwana Tungga Dewi.
Kedua raja itu bergabung dalam sidang Pahem Nadendra kemudian
membahas tentang pengganti Patih Gajah Mada, (Nagarakertagama. 71.2-3.)
3. Di dalam Hikayat Hang Tuah, Hang Tuah disebut pernah berperang dengan
armada Portugis dan menang. Armada Portugis dalam catatan sejarah belum
ada pada masa awal Majapahit. Ia baru muncul pada Majapahit Akhir.
Data-data
tersebut menepis anggapan para ahli sejarah dan sastra Melayu yang
menyebut Hikayat Hang Tuah mengacu kepada jaman Raja Tribhuwana
Tunggadewi hingga Raja Rājasanagara selama ini.
Informasi ini lebih
menunjukkan ada "Gajah Mada lain" selain Gajah Mada patih Tribhuwana dan
Rajasanagara. Sekalipun mereka sama-sama merupakan Patih Majapahit namun
mereka hidup dalam kurun masa yang berbeda.
Menariknya adalah,pada "Babad Demak" (Durma
XXXIX 1-3) Raja Brawijaya V disebut memiliki 2 orang patih . Patih
pertama Gajah Mada dan Patih kedua Dipati Wahan. Kiranya Patih
tersebutlah yang dimaksud oleh pengarang Hikayat Hang Tuah. Dan Raja Melayu yang dirajakan Hang Tuah adalah Raden Patah atau Radin Bahar
(Versi Hikayat Hang Tuah).
Gajah Mada versi Nāgarakŗtāgama dengan
Gajah Mada versi teks-teks Melayu juga berbeda. Gajah Mada versi
Nāgarakŗtāgama adalah Gajah Mada penakluk Sadeng dan Bali.
Gajah Mada
versi teks-teks Melayu terutama Hikayat Raja-Raja Pasai adalah Gajah Mada penakluk Nūşântara. Hal ini karena pada masa Gajah Mada era Raja
Bra Wijaya V berlangsung penaklukkan ulang yang dilakukan Jawa atas
Nūşântara.
Penaklukkan Nūşântara pada masa Gajah Mada era Raja Brawijaya
V itu didukung pula oleh data "Babad Jaka Tingkir -Babad Pajang".
Kesimpulan:
1.
Ada Patih Majapahit bernama Gajah Mada sebagai Patih Tribhuwana dan
Rajasanagara.
2. Ada Patih Majapahit bernama Gajah Mada sebagai Patih
Brawijaya dan Ranawijaya (nama Jawa dari Raden Patah/Raden Bahar).
Rudy menulis :Atau apakah mungkin si pengarang Hikayat Hang Tuah menganggap kedua
Patih Gajah Mada, baik yang era Tribhuana maupun yang era Brawijaya V
sekaligus sebagai Hang Tuah ?
DR.Irawan menulis :
Tidak!!! Seluruh data yang berhubungan dengan Gajah Mada di Hikayat Hang Tuah hanya mengacu pada satu tokoh yaitu Gajah Mada era Brawijaya V
(Sebutan untuk Raja Majapahit dalam Babad Tanah Jawi),
Atau Betara Majapahit
(Sebutan untuk Raja Majapahit dalam Hikayat Hang Tuah) dan Kerthabumi
(Sebutan Raja Majapahit dalam Kitab Pararaton).
Para sejarawan dalam
menganalisa Majapahit hanya menggunakan data karya sastra Jawa Kuno dan
Pertengahan dan Babad Tanah Jawi beserta turunannya tanpa analisa lagi.
SATRIA menulis :teruskanlah menulis mas irawan ... saya mengikuti
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment