Tuesday, February 9, 2010

[ac-i] BANDUNG-JOGJA PP. ( A Meeting by the Railroad) [1 Attachment]

 
[Attachment(s) from Asbestos Art Space included below]

BANDUNG-JOGJA PP. ( A Meeting by the Railroad)

PAMERAN SENI RUPA

 

Pembukaan 11 Februari 2010 pukul 19.00 wib.

Pameran berlangsung sampai dengan 21 Februari 2010

Artist Talk: 21 Februari 2010 pukul 14.00 wib

 

Bertempat di Asbestos Art Space,Jl. RAA Martanegara No. 86 Bandung

 

Menampilan seniman:

(Bandung) Henryette Louise dan Beta Is

(Yogyakarta) Drajat Wibowo dan E Pandu Dewa W

 

--------------------------------------------------------

 

BANDUNG JOGJA PP. (A Meeting by the Railroad)

 

 

All true lives is meeting. Meeting does not lay in time and space, but space and time lay in meeting. (Martin Buber)

 

Perjalanan adalah keberangkatan dari kota asal dan kedatangan di kota tujuan. Jika kita menempuh lewat jalur darat apakah kita akan memilih berjalan dengan menggunakan kaki kita sendiri, bersepeda, berbis ataupun berkereta api. Transportasi yang terakhir menggunakan stasiun sebagai tempat keberangkatan dan kedatangan. Dalam perjalanan kita melintasi ruang dan waktu sebagai pengalaman inderawi . Menggunakan kereta malam kita akan melintasi stasiun-stasiun kota-kota kecil dengan mata berat terserang kantuk, kita terhenyak dalam kursi empuk kereta eksekutif bertelevisi dan berAC atau keletihan dalam bangku gerbong kelas ekonomi bersama soundscape cecet cerowet pedagang kaki lima. Kilatan garisan cahaya  rel-rel yang dibasuh cahaya kuning temaram lampu mercury, jalanan lenggang dengan kendaraan yang telah menepi. Kadang-kadang terbesit dalam pikiran untuk berhenti turun dan tersesat di kota kecil pada tengah malam. Hanya dengan senter, sebotol air mineral, sebuah HP dan ketidaktahuan yang puitis.

Dalam perjalanan kita memiliki pengalaman dan beresiko  untuk melakukan pertemuan baik dengan manusia, peristiwa dan benda-benda. Kita memasuki kapsul ruang dan waktu dengan rentang panjang yang telah ditentukan bergatung pada jarak ruang dan waktu tempuh. Keterlambatan adalah insiden yang biasa dalam agenda-agenda perjalanan. Siapa yang menaruh paku di atas rel kereta dan melempar batu di kaca jendela kaca kereta. Batu sebesar kepalan tangan terlontar kembali di kegelapan malam. Kaca jendela itu mulai retak meski tidak menganga sebuah panorama yang tak akan terlupakan  dalam hidup. Pengalaman membentang panjang jalan besi menghilang dalam perspektif keluasan jarak pandang yang tak terhingga dalam rasa iri dan kekecewaan sosial anak-anak penghisap lem aibon pada rongga dada dan otak mereka yang kering berselaput cadar plastik yang dapat menghilang kepahitan dalam ruang dan waktu yang tak berkesesudahan.

Kehilangan dan temuan dalam perjalanan adalah masalah yang harus kita pecahkan secara kreatif oleh seniman. Kita meninggalkan kota asal kita jauh di belakang dan memiliki harapan baru di kota tujuan.Drajat Wibowo dan Pandu Dewa datang dari Yogyakarta untuk bertemu Henryete Louise dan Beta Is di Bandung. Mereka berdiskusi bersama denganku tentang kemungkinan-kemungkinan dalam kesenian mereka. Drajat Wibowo dengan mengambil perpanjangan dari seni obyeknya mengeksplorasi bentuk bintang yang sempurna sebagai tanda sosialisme kerakyatan menjelma tokoh bintang-bintang dalam karya seni lukisnya yang merupakan personifikasi dari tokoh-tokoh yang ia temukan dalam kehidupannya. Badut yang profesinya membuat komedi untuk membuat penonton mentertawakan nasibnya sendiri kini menangis melihat kekuasaan yang tidak jelas arahnya, pada Kuda Barong Kembar (2010). Keberpihakan pada kaum yang tertindas tampak pada Kami Masih Bersamamu Kawan (2010). Pada seni obyek Pandu kita melihat ironi masih ada orang yang bersuka cita ketika sementara orang terlilit lehernya oleh melambungnya harga bahan bakar dalam Bukan Fastfood (2009) . Kedua perupa Yogya kini masih menampilkan tema kritik sosial dan keberpihakan pada wong cilik. Sementara Henryete Louise menampilkan karya – karya gelap dari pengalaman pribadinya dengan teknik mix-media dalam Inisial D (2010) dan Beta Is menampilkan dunia fauna lewat susunan puzzle warna yang rumit dalam Anjing (2009) dan Lompat Kodok (2010) membuka enigma pada sebuah keasyikan tersendiri , tulus, intensif dan tidak bertendesi.

Pertemuan perupa muda dalam Bandung-Jogja PP. merupakan sebuah upaya seniman muda dalam menempuh perjalanan kreatifitas meraka. Pameran ini merupakan stasiun dimana mereka bertemu baik berinteraksi secara personal dan berbagi dalam ekspresi yang tumbuh dan berkembang pada masa mendatang. Kelak mereka akan melakukan pertemuan-pertemuan spiritual-kreatif mereka kembali entah dalam badai, halilintar ataupun hujan.

 

W Christiawan

Kurator Pameran

 

 


New Windows 7: Find the right PC for you. Learn more.

__._,_.___

Attachment(s) from Asbestos Art Space

1 of 1 Photo(s)

blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment