[Attachment(s) from Dimas Fuady included below]
Berselancar lebih cepat.
Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di sini! (Gratis)
Rekan-rekan jurnalis sekalian, Memperingati hari Film Nasional yang dirayakan setiap 30 Maret*, Kineforum Dewan Kesenian Jakarta menggelar Bulan Film Nasional. Program pemutaran film gratis untuk masyarakat umum selama bulan Maret di Studio 21 Taman Ismail Marzuki. Bulan Film Nasional yang keempat ini mengambil tema "Sejarah adalah Sekarang". Film-film yang yang akan diputar telah dirangkum dalam beberapa tema: Body of Works (B.O.W) Soekarno M. Noer, Tata Artistik, Tiga Dekade Film Remaja Indonesia, Seleksi 80-an, Keluarga Dalam Film Indonesia, Indonesia di Pentas Dunia, Forum Lenteng, dan Hantu-Hantu Dalam Film Horor Indonesia. Semua pemutaran film gratis dan akan diputarkan film-film klasik yang merupakan koleksi Sinematek Indonesia. Program-program ini melibatkan Lisabona Rahman, Prima Rusdi, Veronica Kusuma, Ekky Imanjaya, dan beberapa lainnya sebagai programmer. Selain pemutaran film, program kali ini juga menghadirkan Pameran Sejarah Bioskop di Indonesia, selama satu bulan penuh di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki. Pameran ini dihadirkan untuk memenuhi keingintahuan tentang perjalanan panjang bioskop di Indonesia. Karena sebagaimana ketahui, bioskop adalah saksi bisu hubungan antara film dengan penontonnya. Akan ada banyak sekali hal-hal menakjubkan yang bisa ditemui dalam penelusuran sejarah bioskop lewat pameran yang ditangani Ardi Yunanto ini. Dalam upaya merawat sejarah di ingatan , diadakan pula Bedah Buku "Sejarah Film Indonesia : Bikin Film di Djawa?" karya Misbach Yusa Biran. Buku yang baru diluncurkan beberapa bulan lalu ini berisi catatan sejarah perfilman dari seorang pelaku film yang memang berkarya di masa tersebut. Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, maka diharapkan masyarakat bisa mengenali dan memahami serta melengkapi memori-memorinya mengenai perfilman di Indonesia. Tak hanya itu, Kineforum Dewan Kesenian Jakarta juga mengajak Anda mengikuti Public Lecture bersama Veronica Kusuma mengenai "Hantu-hantu dalam Film Horor Indonesia". Acara lain yang tak kalah menarik tentunya "Publik untuk Ruang Publik!" Di tahun ini, masih bekerja sama dengan Indra Ameng, acara kali ini dikemas dengan lebih menarik dan menyenangkan! Masih dalam semangat menggalang dana untuk biaya operasional Kineforum serta biaya perawatan film-film klasik Indonesia di Sinematek Indonesia, acara ini kembali hadir dalam bentuk konser musik. Konser musik ini akan tetap berhubungan dengan dunia film karena beberapa lagu yang akan dimainkan dalam konser ini merupakan lagu-lagu yang pernah menjadi soundtrack film, baik film klasik maupun film masa kini. Ada dua kegiatan Publik untuk Ruang Publik. Pertama akan mengangkat tema "Rock". Kineforum akan menghadirkan sejumlah band ternama Indonesia untuk meramaikan acara ini. Selain itu, akan diadakan diskusi bertema Sejarah Industri Musik Indonesia dan Permasalahannya yang Diangkat ke Dalam Film. Yang tak kalah seru, akan diputar film Duo Kribo untuk melengkapi semuanya! Sedangkan satu lagi acara yang sangat butuh partisipasi Anda adalah Publik untuk Ruang Publik; Pemutaran Film dan Costume Party. Acaranya berupa pemutaran film dengan seluruh penontonnya menggunakan costume yang sesuai dengan setting film Tiga Dara, yang diproduksi tahun 1965. Mengapa Tiga Dara? Film yang menggambarkan hubungan persaudaraan dan kisah cinta ini telah menjadi inspirasi untuk setiap penonton, khususnya di masa itu. Lalu, setelah pemutaran akan diselenggarakan mini konser. Jadi, marilah bersama-sama menyiapkan diri untuk perayaan yang tidak sekedar euforia belaka, tetapi juga mengajak semua untuk mengenali sejarah dan menentukan apa yang harus dilakukan setelah mengetahuinya, baik untuk masa sekarang maupun masa depan. Karena, Sejarah adalah Sekarang! Tentang Kineforum Dewan Kesenian Jakarta kineforum adalah bioskop pertama di Jakarta yang menawarkan ragam program meliputi film klasik Indonesia dan karya para pembuat film kontemporer. Ruang ini diadakan sebagai tanggapan terhadap ketiadaan bioskop nonkomersial di Jakarta dan kebutuhan pengadaan suatu ruang bagi pertukaran antar budaya melalui karya audio-visual. kineforum merupakan ruang pemutaran yang tidak bertujuan utama mencari keuntungan finansial, dikelola oleh Dewan Kesenian Jakarta dan para relawan muda. Kegiatan di kineforum dijalankan melalui kerjasama Dewan Kesenian Jakarta 2006-2009 dan Studio 21. Ruang ini diharapkan menjadi ruang eksibisi dan dialog bagi para pembuat film dan penonton Jakarta, terutama untuk karya-karya non-arus utama. ____________ Seluruh rangkaian acara Sejarah adalah Sekarang 4 akan berlangsung dari tanggal 1-31 Maret 2010 di Kineforum dan Teater Studio Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya No. 73. *Tanggal 30 Maret ditetapkan sebagai Hari Film Nasional Indonesia karena di hari itu tahun 1950 adalah hari pertama produksi film 'Darah dan Doa' karya Usmar Ismail. Meskipun produksi dan pemutaran film di Indonesia sudah mulai sejak tahun 1926, tapi karya ini diakui sebagai karya pertama setelah Indonesia menjadi bangsa merdeka pasca pengakuan kedaulatan Republik Indonesia. Info lebih lanjut hubungi : Petrus : (021) 316 27 80 / 398 99 634 Fax. 319 246 16 (Kineforum) |
Berselancar lebih cepat.
Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di sini! (Gratis)
__._,_.___
Attachment(s) from Dimas Fuady
1 of 1 Photo(s)
2 of 2 File(s)
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment