Wednesday, February 17, 2010

[ac-i] Pentas&Keberadaan Wayang Orang Bharata

 

Pentas&Keberadaan Wayang Orang Bharata

 

Text: Hari Setianto

Nikmati Esai Foto WO.Bharata di http://www.indonesiaculture.net/photo-gallery/

 

Selaras gerak tari yang kompleks, sejenak terpana keluwesan sang Arjuna dan Dewi Sukesi dalam tempo tari yang sangat lamban diiringi gending gamelan jawa. Sesaat kemudian, berubah ke tempo tinggi dan adegan menjadi arena pertempuran para buto (raksasa). Sepenggal alur adegan yang dinamis dari pentas Wayang Orang Bharata melakonkan kembali kekuatan cerita-cerita Mahabharata dan Ramayana. Dialog dan peran berkarakter ala teater. busana dan lukisan diwajah serta tata panggung tradisional yang artistik. Menjadikan pentas Wayang Orang Bharata sebagai sebuah pentas teatrikal kelas dunia.

 

Pagelaran baru akan dimulai sekitar pukul 20.00WIB. Para pendukung acara sudah mulai bersiap diri selepas maghrib. Indonesiaculture.net mendapatkan kesempatan (all acsess) untuk berada ditengah-tengah menyaksikan semua kegiatan Wayang Orang Bharata. Berada dibelakang panggung, lebih dari 60 orang pelakon wayang sedang asyik melukis wajahnya. Berbagai peran tokoh pewayangan mulai terlihat dari goresan warna yang melekat di wajah.

 

Beberapa pelakon senior lebih dulu selesai bersiap diri. Para pelakon baru yang masih sangat muda usia tak segan meminta bantuan untuk membuat goresan-goresan yang dianggap sulit. Sahut-sahutan guyonan yang kreatif khas jawa terlontar begitu saja dengan cepatnya meramaikan suasana ruangan yang memang sudah padat. Satu persatu mereka bersiap diri disamping panggung melakukan pemanasan dengan gayanya masing-masing. Terlihat tokoh Gatotkaca yang terus melafalkan dialog bersamaan bahasa tubuhnya yang gagah, ditopang posisi kuda-kuda tegap.

 

Gending gamelan dalam tempo cepat terlantun, pertanda pagelaran wayang orang dimulai. Seorang penari Sripi dengan memakai topeng kayu diwajahnya menari begitu atraktif. Dari samping panggung sebagian besar pelakon lainnya serius memperhatikan aksi panggung pembuka ini. Pantas dijadikan panutan. Proses belajar yang tak pernah berhenti dari masing-masing pelakon wayang orang terlihat dari belakang panggung.

 

Malam itu, pagelaran Wayang Orang Bharata mengambil tema Makutoromo, sebuah wejangan atau wahyu yang diturunkan oleh Dewa kepada Abimanyu dari pertapaannya untuk menentukan  titisan ratu di kerajaan Astina. Lakon cerita dari pewayangan yang selalu dipentaskan oleh Kelompok Wayang Orang Bharata tetap sesuai dengan sumbernya yaitu dari cerita Mahabarata dan Ramayana yang berasal India. Cerita mahabarata, ketika diadopsi ceritanya dikembangkan oleh para pujanga Nusantara menjadi Bharatayuda.


Pada jaman itu, Jayabaya memberikan tugas kepada empu Sedah untuk mengembangkan dan menulis cerita Bhatarayuda, kemudian sebelum selesai, empu sedah meninggal dan dilanjutkan oleh empu Panuluh dan melahirkan cerita Bharatayuda. Kemudian oleh para pujangga lain cerita Bharatayuda dikembangkan cerita-cerita lain yang berdasar pada kitab Bhatarayuda.


Lakon dalam wayang orang tidak dapat disesuaikan dengan cerita modern seperti kesenian ketoprak, karena cerita dalam pewayangan sudah sangat lengkap. Misalkan dari segi sosial politik, dalam wayang orang terdapat itu cerita tentang kudeta, perebutan wilayah dan jika dibandingkan dengan kondisi sekarang semua sudah termaktup dalam cerita pewayangan. Jenis cerita pewayangan terdapat ratusan jenis cerita.


Termasuk falsafah-falsafah tentang tata krama dalam kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana seorang anak bersikap dan berbicara dengan orang tua, bagaimana hubungan antara rakyat jelata dengan rajanya dan masih banyak sekali nilai-nilai budi pekerti yang dapat dipelajari dari sebuah cerita pewayangan. Tak heran pada setiap pertunjukan Wayang Orang Bharata, para orang tua membawa serta anak-anaknya. Biasanya mereka memilih balkon atas agar lebih leluasa menterjemahkan filosofi-filosofi jawa. Melihat interaksi tersebut, rasanya satu lagi misi pelestarian sosial budaya tersampaikan oleh kelompok Wayang Orang Bharata.


Kelompok Wayang Orang Bharata, adalah sebuah paguyuban kesenian Wayang Orang yang masih bertahan menjadi pejuang budaya dalam gerusan moderenisasi jaman. Saat ini, tinggal tiga paguyuban Wayang Orang yang masih bertahan. Dua diantaranya berada di kota Yogyakarta dan Solo. Wayang Orang Bharata yang berbasis di Jakarta sebagai sentra negara Indonesia, menjadi tolak ukur keberlangsungan tradisi kesenian Wayang Orang.

 

Menurut Marsam Mulyo Atmojo, Pimpinan Paguyuban Wayang Orang Bharata, Berdirinya Kelompok Kesenian Wayang Orang Bharata tak dapat dilepaskan dari keberadaan kelompok Kesenian wayang orang Panca Murti yang telah ada sejak tahun 1963 dan berpusat di gedung realto theather, kawasan senen, Jakarta Pusat-yang saat ini telah berubah nama menjadi gedung Wayang Orang Bharata.


Meski sempat pecah di tahun 1972,  kelompok kesenian Wayang Orang Bharata sejak pertama kali didirikan sampai dengan tahun 1999 konsisten menggelar pertunjukan wayang orang. Namun sejak tahun 2000 hingga 2004, Bharata mengalami vakum dari kegiatan pementasan wayang orang di gedung Bharata akibat dilakukannya renovasi gedung.


 Setelah renovasi gedung selesai dan Bharata kembali melakuan pertunjukan, rutin satu kali dalam seminggu dihari sabtu malam. Tak sulit menemukan gedung wayang orang Bharata lokasinya sangat strategis berada dideretan toko-toko disamping terminal besar bis PASAR SENEN Jakarta Pusat. Oleh pengelola dikembangkan juga sebuah kegiatan pelestarian wayang orang-dengan mendidik para anak muda yang diharapkan akan meneruskan dan melestarikan budaya ini. Sebagian besar anak muda ini adalah anak-anak dari para pemain senior Bharata. Sampai saat ini jumlah seluruh anggota yang terlibat dalam kegitan Wayang Orang Bharata 120 orang.


Sebagai sebuah upaya pelestarian sebuah budaya dan kesadaran yang sangat tinggi akan arti seni wayang orang. Sering kali para anggota Wayang Orang Bharata harus mengeluarkan biaya dari kantong mereka sendiri untuk membiayai sebuah pementasan termasuk dalam proses latihannya dan tidak sedikit biaya yang mereka keluarkan. Biaya yang dikeluarkan hingga jutaan rupiah untuk menyewa kostum, transportasi, dekorasi dan sebagainya.


Ditengah beratnya upaya melestarikan budaya wayang orang, tetap terpercik harapan karena sampai saat inipun masih banyak pihak luar negeri yang datang ke Indonesia  mencari kelompok kesenian wayang orang untuk diundang dan melakukan pertunjukan di negaranya. Namun Marsam menyesalkan, karena adanya kecurangan dari pihak terkait, sering kali mereka tidak datang langsung ke Wayang Orang Bharata. Oleh orang-orang dinas kebudayaan para tamu luar negeri itu tidak pernah dibawa dan ditunjukkan keberadaan kelompok wayang orang bharata, tetapi mereka terima sendiri undangan tersebut dan hanya melibatkan beberapa orang bharata saja.


Harus disadari bahwa sebuah pelestarian budaya adalah sebuah pekerjaan dengan biaya mahal. Sebagai contoh kesenian kabuki di jepang, di sana pelaku kesenian kabuki dijamin kehidupannya oleh negara, sehingga mereka dapat fokus menampilkan kesenian kabuki dan baik. Berbeda dengan di Indonesia, meski sudah ada perhatian dari pemerintah tapi tetap saja masih setengah hati, para pelaku seni tetap harus berjuang untuk bertahan hidup dan menghidupi diri sendiri dan keluarganya.

 

Melihat besarnya potensi kesenian wayang orang sebagai citra teatrikal tradisional Indonesia berskala dunia, semua elemen harus membantu melestarikannya. Datang dan nikmati pertunjukannya. Seperti saat pagelaran beberapa waktu lalu, dua baris terdepan kelas VIP dipenuhi expatriates yang mempunyai agenda rutin menyaksikan pagelaran Wayang Orang Bharata. Ketika pertunjukkan berakhir beberapa orang perwakilan dari mereka datang menghampiri para pelakon dibelakang panggung dan berujar dalam bahasa Indonesia " teramat istimewa..teramat istimewa,"  


__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment