Wednesday, February 3, 2010

[ac-i] Program Gedung Kesenian Jakarta -Februari 2010

 

PROGRAM GEDUNG KESENIAN JAKARTA

Februari 2010

 

Kamis - Jumat, 4-5 Februari 2010 – Pk. 20.00 wib

DON JUAN

Pantomim berdasarkan musik karya Christoph Willibald Ritter von Gluck

Sutradara & Libretto: Milan Sládek

Asisten Sutradara: Yayu AW Unru
Penata Artistik: Jan Kocman
Penata Musik: Budi Utama Prabowo

 Pemain Utama:
Don Juan: Yayu AW Unru
Donna Elvira: Lilies
Komtur: Carolus Daris Gatot Rahmadi

Leporello: Pungkas Banon Gautama

 Don Juan

Milan Sladek bersama dengan 14 orang pemain yang berasal dari mahasiswa dan alumni Institut Kesenian Jakarta serta anggota Sena Didi Mime mentransfer „Don Juan" karya Christoph Willibald Gluck (1714-1787) yang biasanya merupakan tari balet klasik menjadi pantomim.

Karya ini merupakan titik balik dalam genre tari, karena awalnya berasal dari naskah drama.

 

Don Juan yang terkenal sebagai seorang penggemar perempuan dan selalu mempermainkan semua gadis yang dijumpainya. Tetapi ketika dia pada suatu hari menggoda Donna Elvira, putri sang Komtur, maka diapun menjadi musuh abadi sang ayah. Terjadilah duel antara ayah dan kekasih, yang menyebabkan sang ayah terluka parah. Sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya, dia menyumpahi Don Juan dan berjanji akan balas dendam.

 

Admission : Rp. 75.000,- dan Rp. 50.000 (balkon)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Selasa, 9 Februari 2010 – Pk. 20.00 wib

 The World at My Feeta play about recycled worlds, stories and dreams

Kolaborasi Teater Tetas - Project Phakama London

Sutradara: Corinne Micallef, Fabio Santos, Ags. Arya Dipayana, Harris Syaus

Pimpinan Produksi: Ian Peirson

Penata Artistik: Caroline

Penata Panggung: Arif "Oklay"Riyadi

Penata Busana: Dini Khairani

Penata Musik: Nanang Hape

Penata Rias: Meyke Vierna

Property: Joseph Viar

Publikasi: Anang Wicahyono

Dokumentasi Foto: Yitno MB

Dokumentasi Video: Yanusa Nugroho

 Pemain:

Juancho Gonzales, Regis Gnaly, Salwa, Sam , Jenny, Cem, Adi Nugraha, Dea, Ayat Muhammad, Jerryanto serta sejumlah pemain dari Project Phakama dan Teater Tetas lainnya

 Sinopsis:

I have spread my dreams under your feet

Tread softly because you tread on my dreams

(W.B. Yeats)

 Gagasan utama pertunjukan "The World At My Feet" adalah kenyataan bahwa manusia hidup di suatu dunia, di mana segala sesuatu dimungkinkan. Manusia berharap, bercita-cita, bermimpi, lalu semua itu menjelma sesuatu yang nyata. Manusia berjuang, bergulat, berupaya untuk meraih cita-cita dalam hidupnya, dan sejumlah peristiwa pun terjadi, berupa kisah-kisah sedih-gembira yang menjadi romantika kehidupannya.

The World At My Feet ini nantinya akan berkisah tentang bagaimana manusia menghadapi persoalannya, sambil menilik bagaimana dua budaya yang berbeda berinteraksi dalam menyikapinya

Pertunjukan berdurasi 90 menit ini merupakan pentas kolaborasi antara Project Phakama London dan Teater Tetas dari Jakarta, selama dua bulan mereka melakukan latihan dan eksplorasi di negara masing-masing atas tema yang sama, lalu bertemu di Jakarta untuk mengemasnya ke dalam suatu pertunjukan yang utuh.

 

Admission : Rp. 50.000,- dan Rp. 40.000,- (balkon)

Informasi Tiket: Gedung Kesenian Jakarta dan

Teater TETAS : Keke 0818858758

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kamis, 18 Februari 2010 – Pukul 20.00 wib

 PAREGREG

Paguyuban Pecinta Seni Jawa Timuran

Produksi: GELAR

Koreografer: Elly D.Luthan

Penata Musik: Joko Porong

Penyusun Naskah: Nanang Hape

Pemain: Paguyuban Pecinta Seni Jawa Timuran, didukung oleh seniman dan seniwatri dari Surakarta, Surabaya dan Banyuwangi

 Sinopsis:

"Purwakala Ginerit, Sinurat Kang Jaman Mangko"

 Getar bumi Majapahit kala mangkatnya Baginda Maharaja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Putri Hayamwuruk Baginda Ratu Kusumawardhani naik tahta Majapahit. Sementara Bhre Wirabhumi kecewa akan keputusan kakandanya yang terlalu melibatkan suaminya dalam pemerintahan. Perseteruan terjadi. Dua Putra Hayamwuruk ini kemudian malah bersitegang memperebutkan tahta. Bhre Wirabumi kemudian memisahkan diri ke bumi Blambangan. Dari sana disusunlah rencana merebut Majapahit. Rakyat bingung harus melakukan apa. Mereka hanya mencari kedamaian, bukan bencana. Mereka tak bisa merasakan ambisi para penguasa yang berebut tahta.

Namun bencana tak bisa dihindari. Perang saudara pecah tak terhindarkan. Perang yang membuat hancurnya sebuah negara besar. Perang yang membuat perubahan besar suatu bangsa. Perang yang tidap pernah ada akhirnya.

 

Informasi:

GELAR – Dimas 0217226575

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

 

 

Jumat - Sabtu, tanggal 26 - 27 Februari 2010 – Pk. 20.00 wib

Pementasan Teater

Pemburu Kunang-Kunang

Oleh Kelompok Siluet

Karya/Sutradara: R.Tono

Assisten Sutradara: Herry WN

Produser: Herry Wahyu Nugroho

Pimpinan Produksi: Dwi Hadianto Aswad

Wakil Pimpinan Produksi: Iqbal Samudra

Penata Artistik: Arief Riyadi

Perlengkapan dan Properti: Eko Septian Wibowo

Penata Cahaya: Herry Wahyu Nugroho

Penata Kostum: Dini Khairani

Penata Rias: Cherry Wirawan

Penata Musik: Downey Angkiri

Pelatih Vokal: Naomi Lumban Gaol

Pelatih Gerak: YoLanci

Penanggung Jawab Latihan: Joseph Viar Suhendar

Penanggung Jawab Sound: Aryo

Stage Manager: Agus Salman

 

Pemain:

R. Tono, Eigi Pohan, Zickry A.P, Iqbal, Arie Gumilang, Lilis Ireng, Tohar, Yosef Viar S, Devi S, Septian Eko W, Anissa Dwijanti, Mayang A.P., Vina, Saga Siersa

 

Sinopsis:

Siapa tak ingin hidup bahagia?

Siapa tak ingin hidup sejahtera?

 

Segala cara, segala daya upaya kan dilakukan demi mendapatkannya.

Termasuk bila harus pergi ke tempat lain dan meninggalkan tanah tercinta, yang mereka yakini tak menyisakan apa-apa bagi mereka. Menjadi apa dan kemana tak lagi soal, asalkan mimpi itu terwujud nyata.

 

Mereka hadir tak selalu karena keinginan murni. Tekanan hidup, yang biasanya membuat mereka terpaksa memilih jalan ini. Juga mimpi-mimpi. Juga cahaya keemasan yang mereka kira kan mampu menerangi hidup mereka yang gelap dan sunyi.

 

Kalau saja mereka tahu, cahaya yang mereka buru itu bak cahaya kunang-kunang.

Yang segera kan hilang di keesokan hari....

 

Inilah kisah mereka. Inilah kisah para TKI [Tenaga Kerja Indonesia]. Para PEMBURU KUNANG-KUNANG....

Dengarlah, mereka berkata kepada kita semua:

"Maka biarkanlah kami pergi, seakan kami tak kan kembali...?

 

Admission : Rp. 50.000,- dan Rp. 40.000,- (balkon)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Informasi : Gedung Kesenian Jakarta 021- 3808283 / 3441892, Bapak Mulyono, Sarah 0813 19773484, Dewi 0812 8245167, Lia 0811 901380

---------------------------------------------------------------------------------------------

 

 Thanks


 

Lia Nugrahati

Marketing Manager

GEDUNG KESENIAN JAKARTA

Jl. Gedung Kesenian No.1 Jakarta Pusat

T: (021-3808283/3441892) F: 021-3810924

nugrahati_l@yahoo.com

www.gedungkesenianjakarta.com

 

"Biarkan Seni Memberikan Kedamaian Bagi Umat Manusia, Berjalan Bersama Gedung Kesenian Jakarta"




No comments:

Post a Comment