Monday, February 8, 2010

[ac-i] Banjar, Sungai Martapura, dan Pasar Lok Baintan

 

Budaya Sungai Dari Lok Baintan
Oleh Nasrudin Ansori

Banjarmasin. Ibukota dari provinsi Kalimantan Selatan ini punya segudang cerita yang menarik untuk disimak. Dari soal nama, misalnya, Banjarmasin berawalmula dari kata "Banjarmasih", yang cikal bakalnya dapat ditarik dari nama patih Kerajaan Banjar, yakni Patih Masih atau Patih Oloh Masih. Kota ini sendiri berasal dari Desa Oloh Masih atau Kampung Melayu. Dan dalam bahasa Ngaju, Oloh Masih memang diartikan sebagai orang Melayu.

Karena kesulitan menyebut Banjarmasin, orang-orang Belanda, yang melakukan penjajahan ke banyak negeri di Indonesia, menyebut Kerajaan Banjar dengan "Bandzermash". Pelafalan ini berlanjut hingga 1664, yang terlihat dari surat-surat Belanda yang ditujukan kepada kerajaan.

Selain dari nama yang punya cerita unik, Banjarmasin juga sudah lama dikenal sebagai kota yang akrab dengan air. Pada masa kolonial Belanda, Banjarmasin sudah memiliki pelayaran teratur yang terhubung tidak saja dengan Sampit, Kotabaru, Samarinda, Martapura, Marabahan, Negara, Amuntai, Buntok, Muara Teweh, dan Kuala Kapuas, tetapi juga dengan daerah di luar Kalimantan, seperti Singapura dan Surabaya.

Hingga kini, kehidupan sungai masih menjadi ciri khas di Banjarmasin. Bahkan simbolisasinya bisa ditemui di depan Kantor Walikota Banjarmasin berupa sandaran perahu. Tak heran, jika mendengar nama Banjarmasin, benak sebagian orang melayang pada suasana pasar terapung. Dan untuk itu, ia dikenal dengan julukan "kota seribu sungai".

Banjarmasin sebenarnya memiliki dua pasar terapung dengan dua lokasi yang berbeda, yakni Pasar Terapung Muara Kuin di Sungai Barito dan Pasar Terapung Lok Baintan di Sungai Martapura. Jika pasar terapung pertama lebih bersifat turistik, maka suasana berbeda akan kita temui di Lok Baintan.

Selanjutnya klik http://wisataloka.com/jelajah/budaya-sungai-dari-lok-baintan/


Salam,
TM.. Dhani Iqbal

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment