Monday, February 1, 2010

[ac-i] Teater anti trafficking

 


Kampanye Anti Trafficking Melalui Teater


MEDAN, KOMPAS.com--Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) mengkampayekan anti trafficking melalui pementasan teater ke berbagai kota di Sumut.

Direktur Eksekutif PKPA, Ahmad Sofyan, di Medan, Selasa, mengatakan, pihaknya mencoba untuk mengkampanyekan anti trafficking melalui media yang lain.

"Selama ini kita menggunakan metode seminar, workshop dan lain-lainnya untuk mengkampanyekan bahaya perdagangan manusia ini. Pilihan teater sebagai media kampanye saya kira sangat mendukung, karena akan lebih membekas bagi masyarakat," katanya.

PKPA merupakan sebuah lembaga non profit yang konsen terhadap anak di Indonesia khususnya Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Lembaga itu bergerak dalam advokasi, pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak jalanan, anak miskin kota, anak korban trafficking dan anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Ia mengatakan, kampanye anti trafficking melalui pementasan drama tersebut akan dilakukan di lima kota seperti Pematang Siantar yang dilaksanakan pada 6 Maret 2010, Tebing Tinggi 13 Maret,  Lubuk Pakam 20 Maret, Stabat 27 Maret dan Medan pada 10 April 2010.

Kelima kota tempat pementasan itu dinilai layak sebagai tempat kegiatan karena memang angka traffickingnya cukup tinggi. Data terakhir kita menyebutkan bahwa Medan menempati angka tertinggi trafficking, disusul Deli Serdang dan Langkat," katanya.

"Kampanye anti trafficking melalui pementasan drama tersebut akan menggandeng Teater "O" Universitas Sumatera Utara (USU) dan didukung pemerintah Australia. Apalagi teater tersebut sudah cukup dikenal dengan garapan komedinya, pesan pesan HAM yang akan dipentaskan grup ini saya kira nantinya dapat mencapai sasaran," katanya.

Produser pementasan Teater "O" USU, Yulhasni, mengatakan, naskah yang akan dipentaskan di lima kota di Sumut itu  berjudul "Detektif Danga-Danga" yang merupakan naskah bertema sosial.

"Naskah itu sendiri, bercerita tentang bahaya trafficking untuk menjadikan wanita sebagai pekerja seks komersial (PSK). Isi dalam pementasan tersebut sangat sesuai dengan apa yang selama ini menjadi konsen PKPA," katanya.

Dosen FKIP UMSU ini mengatakan, pihaknya sangat menyadari bahwa sudah saatnya pekerja teater mengangkat tema-tema HAM dalam aktifitas pentasnya. Langkah ini, sebagai bentuk kesungguhan pekerja teater merepresentasikan realitas sosial menjadi fakta panggung.

"Dengan tetap mengusung konsep komedi, kita berharap pentas ini nantinya mampu memberi kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya trafficking. Tema-tema sosial seperti ini saya kira juga bisa jadi salah satu solusi mendekatkan masyarakat ke teater," katanya.

 



Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment