Monday, February 1, 2010

[ac-i] viola concert! 6 and 9 February

 

From
Paul Peters
Director Erasmus Huis
 

Amsterdam Viola Quartet

avq-poster05jkt.jpg (216 Kb)

Saturday, 6 February, 20.00 hrs,concert Esther Apituley with the Jakarta Chamber Orchestra, Pusat Perfilman Hall Usmar Ismail,Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, tel. 021- 526 0108,Kuningan, Jakarta.This concert has been made possible by the financial support of the Friends of Erasmus Huis (Dutch companies and Indonesian individuals)

Tuesday,9 February,19.30 hrs, Amsterdam Viola Quartet, Erasmus Huis, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. S-3, Kuningan, 12950 Jakarta, tel. 021 - 524 1069, free admission

Program: classical and modern works, e.g. Bach, Dohnany and Clarke and furthermore the premiere of a fragment of the Indonesian composer Sinta Wullur. Esther Apituley (her familly name originates from the island Saparua) plays an alto violin specially built for her by Bolink. She was among others soloist at the Nationaal Ballet Orkest, Metropole Orkest and the Radio Kamerorkest. She interpreted the alto violin concerts of Berlioz, Bartok and Chief Meijering, Mozarts symphony concertante and Brittens Lachrymae.

A number of years ago Esther Apituley has formed the Amsterdam Viola Quartet. Besides Esther Apituley, the quartet consists of Ernst Grapperhaus (co-founder of the Amsterdam Sinfionietta string orchestra), Mieke Honingh (leader of the Metropole Orkest), and Rogier van der Tak (leader of the Holland Synfonia). They all play the violin (alto viola)

With the Amsterdam Viola Quartet they try to break the traditional atmosphere by way of an extraordinary presentation and a surprising repertoire. With much success they now perform both in the Netherlands and abroad, among others in collaboration with the tapdancer Peter Kuit. In his performances Kuit does not limit himself only to the visual aspects of the tapdance, but primarily he is working with sound. The pianist Rie Tanaka has for years now formed a duo with Esther Apituley. Together they have produced two successful CDs. Her international career as concert pianist has lead her to collaborations with the Rotterdams Filharmonisch Orkest, the Asia Symfonie Orchestra and the Nagoya Symfonie Orchestra.

During the tour in Indonesia, Esther Apituley will not only perform in Jakarta together with the Amsterdam Viola Quartet and tap-dancer Peter Kuit, but also as soloist with the Jakarta Chamber Orchestra under conductor Avip Priatna on Saturday, 6 February at Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jl. H.R.Rasuna Said Kav. C-22, tel. 021 - 526 0108. Esther and her ensemble will also perform in Semarang,Yogyakarta and Ambon.

+++

Sabtu, 6 Februari 2010, 20.00

di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail

Usmar Ismail Hall, Pusat Perfilman Usmar Ismail

Jl. H.R.Rasuna Said Kav.C-22, Kuningan, Jakarta

021- 526 0108

Amsterdam Viola Quartet tampil bersama dengan

Jakarta Chamber Orchestra dibawah pimpinan Avip Priatna.

(Amsterdam Viola Quartet: Esther Apituley, Mieke Honingh, Rogier van der Tak, Ernst Grapperhaus)

Guest: Tap-dancer Peter Kuit

Program: karya klasik dan modern, a.l. Telemann, Barber, Vienxtemps dan disamping itu premier sebuah komposisi dari komponis Indonesia Sinta Wullur.

Esther Apituley (marga ini berasal dari pulau Saparua) memainkan biola alto yang dibuat khusus untuknya oleh Bolink. Ia antara lain adalah solis pada Nationaal Ballet Orkest, Metropole Orkest dan Radio Kamerorkest.  Ia “menerjemahkan” konser biola alto karya Berlioz, Bartok dan Chief Meijering, simfoni concertante dari Mozart, dan Lachrymae dari Britten.

Beberapa tahun yang lalu Esther Apituley telah membentuk Amsterdam Viola Quartet. Disamping Esther Apituley, kwartet ini terdiri dari Ernst Grapperhaus (rekan sesama pendiri orkes gesek Amsterdam Sinfonietta), Mieke Honingh (pemimpin Metropole Orkest), dan Rogier van der Tak (pemimpin Holland Synfonia). Semuanya adalah pemain biola alto. Dengan Amsterdam Viola Quartet mereka mencoba mendobrak suasana tradisional, melalui cara penampilan yang istimewa dan repertoire yang mengejutkan.

Disertai banyak sukses, kini mereka tampil baik di dalam maupun di luar negeri Belanda, antara lain dalam kerjasama dengan penari tapdance Peter Kuit. Kuit tidak membatasi pertunjukannya hanya pada aspek visual dari tarian tapdance, namun terutama terlibat dengan bunyi.

Pianis Rie Tanaka telah bertahun-tahun membentuk duet dengan Esther Apituley.Bersama-sama mereka telah menghasilkan dua buah CD yang sangat sukses. Karir internasionalnya sebagai pianis konser telah membawa ia bekerjasama dengan Rotterdams Filharmonisch Orkest, Asia Symfonie Orkest dan Nagoya Symfonie Orkest.

Dalam turnya di Indonesia Esther Apituley tidak hanya tampil di Jakarta bersama Amsterdam Viola Quartet dan tap-dancer Peter Kuit, tetapi juga sebagai solois bersama Jakarta Chamber Orchestra dibawah pimpinan Avip Priatna. Esther dan ensemble akan juga tampil di Semarang, Yogyakarta dan Ambon.

JAKARTA CHAMBER ORCHESTRA

Jakarta Chamber Orchestra (JCO) didirikan pada tahun 1999 oleh Avip Priatna dan Ibu Toeti Heraty Rooseno. Orkes ini didirikan dengan tujuan menjadi orkes standard yang representatif dan dapat menjadi bagian dari aset kota Jakarta. Orkes ini beranggotakan musisi profesional dari berbagai kota di Indonesia. JCO telah menggelar sejumlah konser menampilkan karya Bach, Handel, Mozart, Beethoven, Schubert, Miaskovsky, Shostakovich, Prokovief, Haydn, dan lain-lain. Selain menggelar konser karya-karya simfonik, JCO juga kerap membawakan karya-karya vokal simphoni bersama Batavia Madrigal Singers dan PSM Unika Parahyangan. Selain itu di bawah baton Avip Priatna, JCO pernah mementaskan opera secara lengkap yaitu Cavalleria Rusticana karya Pietro Mascagni, Samson et Dalilah karya Camille Sains Saent dan The Telephone karya Menotti.

Selain menggelar konser seri, JCO juga tampil dalam beberapa konser hasil kerja sama dengan pihak lain seperti dengan Bimasena, Yayasan Kebun Raya Indonesia dan Kedutaan Besar Italia pada konser An Enchanting Evening of Music and Harmony, kemudian dengan PT PLN pada konser A Romantic Evening guna menyambut Hari Listrik Nasional, Konser Kemerdekaan 2007 yang diselenggarakan oleh Bimasena, Konser FromRussia with Love yang diselenggarakan Kedubes Russia, Souvenir from Vienna dan Broadway Night bersama Yayasan Rumah Kita.

JCO juga pernah berkolaborasi baik dengan seniman Indonesia seperti Ananda Sukarlan, Christopher Abimanyu, Binu Sukaman, Aning Katamsi, dll maupun dengan seniman dari luar Indonesia seperti Enrico Lancia, Miwako Fukushi, Maria di Benedetto,Pavel Sedov, Vitaly Yunitsky.

JCO mengemban peran edukasi; bertujuan mengembangkan apresiasi masyarakat terhadap musik klasik, menjadi wadah pengembangan kualitas para musisi, dan menjadi media yang memperkenalkan karya komposer Indonesia. Konser seri Classic for Young People merupakan upaya JCO untuk memasyarakatkan musik klasik di kalangan generasi muda dan memberikan kesempatan kepada musisi-musisi muda berbakat untuk dapat bermain bersama orkestra profesional. Dengan jadwal program berkala, JCO diharapkan dapat menjadi aset acara kesenian kota Jakarta.

Untuk pembelian tanda masuk silahkan menghubungi Jakarta Chamber Orchestra, Jl. Daksa V no. 4 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Tel. 021 720 1918. Harga tanda masuk, mahasiswa Rp. 50.000,-, Reguler Rp. 100.000,- VIP Rp. 200.000.

Konser ini dapat diadakan dengan dukungan dari Friends of Erasmus Huis (Perusahaan-perusahaan Belanda dan dari pihak-pihak individu Indonesia)

Programme Amsterdam Viola Quartet & Jakarta Chamber Orchestra

Usmar Ismail Hall-Jakarta, 6 Februari 2010, 20.00

George Frideric Handel

Concerto Grosso Op 6 nr.1 in G Major

  • A tempo giusto
  • Allegro
  • Adagio
  • Allegro
  • Allegro

Georg Philipp Telemann

Viola Concerto in G major, TWV 51:G9 Esther Apituley, viola

  • Largo
  • Allegro
  • Andante
  • Presto

Haryo Soejoto

2 movements from Suite for Strings

  • Moderato
  • Allegro 

Henri Vieuxtemps 

  • Elegie op.30
  • Esther Apituley, viola

Pauze/istirahat

John Rutter

Suite for Strings

  • Roving
  • I have a Bonnet Trimmed with Blue 
  • O Waly Waly
  • Dashing Away

Samuel Barber

  • Adagio For Strings

Tap dance

Paul Hindemith

Onno Krijn

31/2 souvenirs

Amsterdam Viola Quartet

Terry Riley

Concert in C

Amsterdam Viola Quartet

+++

Erasmus Huis, Selasa 9 Februari 2010, 19.30, Gratis

Esther Apituley, Biola Alto, Rie Tanaka, Piano

Amsterdam Viola Quartet

Esther Apituley, Mieke Honingh, Rogier van der Tak, Ernst Grapperhaus

Guest : tap-dancer Peter Kuit

Venue :

Erasmus Huis

Jl.H.R.Rasuna Said kav. S-3

Kuningan, Jakarta 12950

Tel. 021- 5241069

Selain pertunjukan di Usmar Ismail Hall, tanpa formasi dari Jakarta Chamber Orchestra, Amsterdam Viola Quartet yang terdiri dari Esther Apituley, Mieke Honinh, Rogier van der Tak, dan Ernst Grapperhaus, bersama dengan pemain tamu, Peter Kuit, tapdancer dan Rie Tanaka, piano, mereka akan tampil di Erasmus Huis, Jl.H.R.Rasuna Said kav. S-3, pada hari Selasa 9 Februari 2010, pukul 19.30. Untuk pertunjukan di Erasmus Huis tidak dipungut biaya. Untuk informasi silahkan menghubungi Lulus Yunindiah, tel. 021-5241069, email erasmushuis@minbuza.nl.

 

Help save paper! Do you really need to print this email?

Dit bericht kan informatie bevatten die niet voor u is bestemd. Indien u niet de geadresseerde bent of dit bericht abusievelijk aan u is toegezonden, wordt u verzocht dat aan de afzender te melden en het bericht te verwijderen. De Staat aanvaardt geen aansprakelijkheid voor schade, van welke aard ook, die verband houdt met risico's verbonden aan het elektronisch verzenden van berichten.

This message may contain information that is not intended for you. If you are not the addressee or if this message was sent to you by mistake, you are requested to inform the sender and delete the message. The State accepts no liability for damage of any kind resulting from the risks inherent in the electronic transmission of messages.

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment