Press rilis:
Festival Seni Pasar Panji
Pasar Windujenar, Solo, 10 – 11 Oktober 2009
Latar belakang
Menurut Poerbatjaraka, cerita Panji terjadi dalam zaman keemasan Majapahit (atau dalam masa akhir kejayaan kerajaan tersebut) dan ditulis dalam bahasa jawa Tengahan (1968:408--9)
` Tokoh Panji yang merupakan tokoh pahlawan ciptaan orang Jawa (bukan pahlawan dari epic India) semula hanya dikenal dalam karya sastra. Ciri utama tokoh Panji dalam penggambaran relief dan arca adalah jika ada figur pria yang digambarkan memakai topi tekes, mirip blangkon Jawa, tapi tanpa tonjolan di belakang kepala (lebih mirip dengan bIangkon gaya Solo). Panji adalah tokoh manusia biasa, yang merupakan Pangeran Jawa dan bukan pahlawan pendatang seperti Rama dan Pandawa. Panji adalah sosok yang piawai berolah seni, seorang Maecenas kesenian Jawa masa lalu. Panji acap diceritakan sebagai pemain musik, penari, pemain drama (sendratari)
Pasar Windujenar yang baru diresmikan oleh Walikota Solo, Ir. Joko Widodo, pada 25 September 2009 lalu menjadi inspirasi untuk melakukan event Festival Seni Pasar Panji. Pasar Triwindu sejak 5 Juli 2008 mengalami pemugaran sesuai arsitektur budaya Solo. Pasar tradisional ini adalah pasar tempat penjualan benda-benda antik, yang dulu terkenal bernama Pasar Triwindu. Menurut sejarahnya, Pasar Windujenar dibangun pada 1939 sebagai peringatan ke-24 tahun atau tiga windu kenaikan tahta Mangkunegara VII. Mungkin karean sebab itulah pasar windu jenar juga dikenal sebagai pasar Triwindu. Sebelum dibangun pasar lokasi tersebut adalah kandang kuda. Menurut sejarahnya, Pasar Triwindu atau Windujer adalah hadiah ulang tahun ke-24 Gusti Putri Mangkunegara VII yang bernama Nurul Khamaril. Pasar yang diberi nama Triwindu artinya tiga delapan. Awalnya penjual di sini menggunakan sistem barter dengan menggelar barang dagangannya di meja-meja, karena semakin bertambah sejak 1960 mereka mendirikan kios. Di Pasar Windujenar ini, dipasang tiga topeng panji besar di wajah bangunan depan pasar sebagai hiasan eksterior. Tiga topeng yang terpasang di bangunan Windujenar itu tidak hanya sebagai hiasan eksterior belaka, melainkan menjadi spirit Panji yang menglilhami Festival Seni Psar Panji ini. Nilai-nilai kultural Panji menjadi inspirasi kreatif untuk menggerakan pertumbuhan pasar tradisional di Solo dan kepedulian masyarakat Solo terhadap pelestarian pusaka budaya serta ekonomi kreatif.
Tempat
Pasar Windujenar , Jl. Diponegoro, Solo (selatan Pura Mangkunegaran)
Agenda
10-11 Oktober 2009 di Pasar Windujenar Solo
Tanggal 10 Oktober 2009
pk. 09.00 Wib – Opening
Sesaji Pasar dipersembahkan oleh para pedagang pasar Windujenar.
Penari Sesaji : Suprapto Soeryodarmo, Hari Genduk, Tingtong
Pergelaran Topeng Mbarang – Sanggar Jengglong Joyo Mojosongo
Brahmarupa Art Fashion
Pentas Tari : Taily Leon - Venezuela
Pameran Fotografi Pasar Tradisional : Shootbox, FD. Sukhmana, Pincuk Suroto
pk. 19.00 Wib
Macapatan Panji – (Agus Bimo – Umbul Brondong Klaten)
Pentas Tari Grup Kemanak – Koreografer Fajar Satriadi
Pentas Wayang Lintang Johar – 6 Dalang Bocah Sanggar Sarotama
Tanggal 11 Oktober 2009, 10.00 wib
Pentas tari - Muslimin ( Solo)
- Novita Lau ( Jogjakarta)
Fashion Show Batik oleh SMKN 4 Surakarta
Contact:
Heru Mataya 0816675808. Emaol: infomataya@yahoo.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment